"When the devil hits you like that, only one weapon you have to fight back with. It's love. That's the only thing he can't touch"Peter Berg sepertinya sudah menemukan aktor favoritnya. Pasca bekerja sama dengan Mark Wahlberg dalam The Lone Survivor (2013), ia kembali mengajak Mark Wahlberg dalam dua filmnya yang dirilis tahun 2016, yakni Deepwater Horizon dan Patriots Day. Ada kesamaan pada tiga kolaborasi mereka, semuanya diangkat dari kisah non fiksi, meskipun tentu dramatisasi tak bisa dihindari. Mungkin ini sudah jadi satu kepiawaian Peter Berg yang akhirnya disadarinya, mengangkat kisah patriotisme kemudian menuangkannya dalam serentetan adegan film yang lebih bisa dinikmati ketimbang film fiksi aksinya terdahulu seperti Battleship yang kurang dapat respon positif dari publik.
Jan 22, 2017
Patriots Day Review
Jan 18, 2017
La La Land Review
"How are you gonna be a revolutionary if you're such a traditionalist?"
Genre musikal jelas bukan satu genre terdepan di era teknologi canggih
full CGI saat ini. Musikal pernah jadi favorit puluhan tahun lalu, hingga
kemudian terobosan demi terobosan membuat musikal tak pernah benar-benar
kembali ke era jayanya dulu. Damien Chazelle, yang dua tahun lalu pernah sukses
mengisahkan perjuangan drummer jazz lewat Whiplash, menyadari hal ini dan punya
ide cukup gila untuk mewujudkan film musikal yang diinspirasi dari sederet film
musikal klasik berjudul La La Land. Baru-baru ini La La Land sendiri di ajang
Golden Globes 2017 yang lalu berhasil menyabet 7 piala Golden Globes dari 7
nominasi, rekor piala terbanyak untuk satu film dalam sejarah Golden Globes.
Cukup mencengangkan karna ini hadir dari sebuah film musikal.
Jan 9, 2017
Arrival Review
"Memory is a strange thing"Apabila kita mengetahui bagaimana masa depan kita, apa yang akan kita lakukan? Are we gonna do our best to avoid those bad things we already knew? or are we gonna still risk it all and live in the moment? Setidaknya itulah sekelumit pesan yang ingin dibagi oleh Dennis Villanueve dalam film terbarunya yang dilabeli Arrival ini. Sepanjang sejarah perfilman Hollywood, film yag berkaitan dengan alien rasanya sudah cukup banyak, macam Close Encounters of Third Kind, atau yang super-light macam Independence Day. Lantas apa hubungannya kalimat pertama saya di atas dengan alien? Arrival diceritakan dengan pendekatan yang berbeda, berpondasi sebagai sebuah science fiction namun lebur bersama dramanya yang penuh filosofi. Justru disini jadi satu hal menarik karna alih-alih berubah jadi film action cliche dengan ledakan disana sini, Arrival justru lebih personal dengan melibatkan kehidupan pribadi sang tokoh utama.
Jan 2, 2017
The Girl on the Train Review
"A teacher once told me I was the mistress of self reinvention. It's like having a secret and nobody but me knows I'm doing it. I want to start my life over again"Film terbaru Emily Blunt yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Paula Hawkins ini sialnya harus masuk bioskop Indonesia sangat terlambat. Tayang worldwide bulan Oktober kemarin, nyatanya The Girl on the Train baru menyambangi bioskop Indonesia di akhir bulan Desember 2016. Film ini menjadi sangat menarik semenjak novelnya dibanding-bandingkan dengan Gone Girl karangan Gillian Flynn yang, sama-sama kita tahu, sangat sukses diterjemahkan ke layar lebar oleh David Fincher dua tahun lalu. Belum lagi novelnya sendiri bercokol di posisi puncak New York Times Fiction Best Seller of 2015 selama 13 minggu berturut-turut. Tentu saja Hollywood bergerak cepat dan mengangkat novelnya ke layar lebar, dengan Tate Taylor yang sebelumnya pernah menggarap The Help di tahun 2011. Dengan materi yang nyaris mirip, banyak yang berharap kalau versi film dari The Girl on the Train ini bisa sekuat Gone Girl.
Subscribe to:
Posts (Atom)