Jun 22, 2012

Snow White and The Huntsman Review


"Mirror mirror on the wall, who's the fairest of them all?"
Hanya dalam selang waktu 3 bulan, Hollywood memberikan suguhan dua film dengan jalinan cerita yang nyaris sama persis, diangkat dari sebuah dongeng klasik karya Brothers Grimm, Snow White. Dua film tersebut adalah Mirror-mirror dan Snow White and The Huntsman. Jika Mirror-mirror lebih memilih menceritakan kisah Putri Salju yang tersohor tersebut dengan keceriaan dan penuh warna serta memilih Lily Collins sebagai Putri Salju, maka Snow White and The Huntsman menampilkan versi yang lebih suram dan tone yang dark dengan battle dalam kisahnya serta memilih Kirsten Stewart sebagai Putri Salju. Walaupun berbeda cara penyampaiannya, mustahil jika keduanya tidak dibanding-bandingkan karna sama-sama mengangkat dasar cerita yang sama. Belum lagi tahun lalu penonton dikecewakan dengan hadirnya dua film yang juga diangkat dari dongeng klasik, yaitu Beastly dan Red Riding Hood. Tahun depan kita masih digempur film yang diangkat dari dongeng. Jack The Giant Killer yang merupakan adaptasi dari dongeng klasik Jack dan Kacang Ajaib. Is it a sign that Hollywood is really run out of ideas?


Snow White (Kristen Stewart) adalah seorang putri raja dengan fisik sempurna, seperti yang diceritakan dongengnya, rambutnya sehitam gagak, kulitnya seputih salju dan bibirnya semerah mawar. Kebahagiaan yang semula nampak jelas berubah ketika sang ratu meninggal dan ayahnya bertemu Ravenna (Charlize Theron), wanita dengan kecantikan fisik luar biasa yang ternyata seorang penyihir jahat. Masih seperti dongeng yang kita kenal, Ravenna mengurung Snow White di penjara agar satu-satunya pewaris kerajaan tersebut tidak menghalangi kekuasaannya. Suatu saat, Ravenna bertanya kepada cermin ajaib tentang 'who's the fairest of them all' dan si cermin menjawab bahwa suatu hari Snow White akan mengalahkan kecantikan Ravenna karena pure heart yang dimilikinya. Menginginkan kekuasan dan kecantikan yang abadi, Ravenna berencana mengambil 'heart' Snow White. Namun rupanya Snow White berhasil melarikan diri dari penjara ke Dark Forest, dimana tidak ada seorang pun yang berani masuk kesana. Maka diutuslah Huntsman bernama Eric (Chris Hemsworth) untuk memburu Snow White. Sementara itu, William (Sam Claflin) yang merupakan teman Snow White semasa kecil menyamar sebagai pemanah dan bergabung dengan pasukan Finn, adik Ravenna. Eric yang akhirnya sadar status Snow White berbalik menolongnya dan dalam perjalanannya mereka bertemu para kurcaci yang akan membantu snow White melakukan pemberontakan terhadap Ravenna yang juga dibantu William. Sayangnya Snow White termakan tipuan Ravenna dan memakan 'poisonous apple' (or tricked apple?). Like the ancient classic taleonly true kiss from a true love could save her.



Pemilihan Kirsten Stewart bukan tanpa resiko. Melihat Kirsten Stewart dalam summer movie mau tidak mau mengingatkan kita dengan franchise terlarisnya, Twilight serta peran paling populer yang pernah dia perankan, Bella Swan. Sayangnya Kirsten Stewart gagal memeberikan performa terbaik. Entahlah, julukan poker face sepertinya makin menancap pada dirinya. Tidak ada perbedaan ekspresi wajah antara Bella Swan dengan Snow White, baik itu ketika Snow sedang ketakutan, atau bahkan sedang berapi-api terbakar semangat. Padahal Kirsten Stewart pernah bermain bagus, seperti saat menjadi partner Dakota Fanning di The Runaways atau menjadi survivors bersama Jodie Foster di Panic Room (first time I like her!). Namun tentu saja nama Kirsten Stewart tetap dianggap menjual untuk film ini. Padahal dari segi akting, mungkin hanya Charlize Theron yang membuat saya merasa film ini layak ditonton. Charlize Theron benar-benar penyelamat dalam film ini, bahkan ia terlihat sangat berkharisma dengan kecantikan dan kekejamannya dalam memerankan Ravenna. Bahkan dalam ekspresi terkejamnya, kita masih bisa mengagumi kecantikannya. Pemeran lainnya bermain dalam porsi standar. Bahkan nama-nama besar pemeran para kurcaci tidak diberi kesempatan lebih. Sedangkan Chris Hemsworth dan Sam Claflin gagal menampilkan chemistry mereka dengan Snow White.

Film ini nampaknya ingin memberikan hiburan bagi orang dewasa. Jika Mirror-Mirror dibangun untuk semua umur, maka film ini dibuat cukup kelam sehingga tidak mungkin anak-anak ikut menonton. Gambaran mengenai Dark Forest sangat bagus dan mencekam bagi saya. Begitu pula dengan cermin ajaib yang digambarkan secara unik disini. Namun untuk adegan battle rasanya masih jauh jika dibandingkan dengan Lord of the Ring yang begitu epic. Snow White and The Huntsman masih lemah di beberapa aspek seperti cerita yang sepertinya nanggung, terutama hubungan Snow White-William-Eric (yang ternyata akan dilanjutkan di sekuel). Begitu juga dengan adegan-adegan yang ditampilkan, meskipun untuk adegan Queen Ravenna diselamatkan oleh akting Charlize Theron yang begitu mengagumkan. Seperti yang telah saya bilang, dialah satu-satunya penyelamat dalam film ini.

Film ini bukannya gagal, hanya saja apa yang ditampilkan di trailer, yang terlihat begitu megah dan nyaris disamakan dengan battle dalam LOTR ternyata tidak sesuai dengan harapan. Ya, Kirsten Stewart merupakan kekuatan sekaligus kelemahan film ini. Nama besar Stewart tentu menjadi jaminan bagi para fansnya untuk menyaksikan film ini. Namun sayangnya akting Stewart tidak sesuai dengan harapan. Entah kenapa saya cenderung memilih menonton Mirror-mirror yang riang dan penuh warna walaupun akting Armie Hammer tidak bisa dikatakan baik dibandingkan dengan film ini. Sepertinya masalah ini kembali ke masalah selera. Dan yah, sekali lagi, jika ada yang layak ditonton dari film ini, mungkin itu hanya Charlize Theron.

Rating: 6.5/ 10

No comments:

Post a Comment