Aug 17, 2014

Divergent Review

"The future belongs to those who know where they belong"
Summit sepertinya mulai ketagihan mengadaptasi novel-novel yang punya potensi box office di layar lebar. Buktinya, satu lagi adaptasi novel young adult setelah sebelumnya The Hunger Games berhasil menuai kesuksesan baik dari segi kritik maupun finansial. Kali ini giliran novel karangan Veronica Roth berjudul Divergent yang kebagian jatah pindah ke layar lebar. Tidak main-main, film ini punya nama besar seperti artis muda berbakat Shailene Woodley hingga aktris peraih Oscar Kate Winslet. Novelnya sendiri punya cerita yang walaupun tidak sama persis tapi sedikit banyak memiliki kesamaan dengan The Hunger Games dan punya fan base yang cukup besar di seluruh dunia.

Bersettingkan dunia distopia di masa depan dimana Chicago tak lagi sama, komunitas dibagi menjadi lima faksi yakni Abnegation, Amity, Candor, Erudite, dan Dauntless. Semua orang memiliki tempatnya masing-masing dimana mereka harus melalui tes untuk mengetahui dimana faksi yang sesuai untuk mereka, atau mereka akan menjadi factionless (atau gelandangan kasarnya). Beatrice 'Tris' Prior (Shailene Woodley) yang kelahiran Abnegation semenjak kecil memang memimpikan berada dalam Dauntless. Ketika hari tes tiba, diketahui bahwa ia seorang Divergent (multi faksi, tidak hanya cocok di satu faksi). Tori (Maggie Q) yang mengetahui hal ini mengingatkan Tris supaya tidak memberitahukan siapapun karna Divergent dianggap bisa mengacaukan sistem. Saat acara pemilihan, ia memilih Dauntless sebagai faksinya. Meskipun awalnya ia kesusahan beradaptasi di Dauntless, ia mendapat bantuan dari Four (Theo James). Sementara itu, faksi Erudite yang dipimpin oleh Jeanine (Kate Winslet) mulai meragukan kemampuan faksi Abnegation dalam menjalankan pemerintahan. Sambil terus menyembunyikan fakta bahwa ia seorang Divergent, Tris dan Four berusaha mencegah terjadinya kekacauan yang dimulai kaum Erudite.


Apa yang membuat Divergent terlihat menjanjikan? Dunia distopianya dengan konfliknya yang menarik sekaligus seorang heroine yang memang diperlukan sebagai pemberontak, pengubah sistem yang sedang berjalan. Tris sangat terlihat begitu mirip dengan Katniss dari Hunger Games, keduanya menentang pemerintahan, dengan cara yang berbeda tentunya. Dan hal ini disajikan dengan Neil Burger dengan asyik di paruh pertama. Ia menceritakan naskah garapan Evan Daugherty dan Vanessa Taylor detil demi detil sampai penonton yang tidak tahu menahu soal novelnya ikut larut ke dalam cerita, terutama pengembangan karakter Tris. Setting Chicago yang porak poranda pun begitu memukau. Sayangnya Neil nampak terlena di paruh pertama sehingga ketika mulai masuk paruh kedua, ia menyadari bahwa waktu tinggal sedikit sementara masih banyak yang harus diceritakan. Ia terkesan terburu-buru menjejalkan semuanya agar cukup dalam durasi 139 menit filmnya. Akhirnya paruh kedua pun tak seasyik paruh pertamanya.

Beruntung film ini punya si cantik Shailene Woodley yang digadang-gadang bakal menjadi the next Jennifer Lawrence. Meskipun terlihat lemah di awal, Woodley mampu menampilkan sosok heroine yang mengalami transformasi dari seorang Abnegation menjadi Dauntless dengan aktingnya yang memikat sebagai Tris. Pendampingnya Theo James sebagai Four yang melakukan semua adegan aksi tanpa stunt double tampak sedikit lebih kaku di awal namun pelan-pelan aktingnya mulai mampu mengimbangi Woodley meskipun chemistry belum terasa benar-benar klop. Yang sudah pasti berkilau tentu saja Kate Winslet sebagai sang pemimpin Erudite Jeanine Matthews yang dingin lewat aktingnya yang tak perlu diragukan lagi. Bersama Woodley, mereka berdua adalah bintang dari film ini.


Jelas, Divergent memang disiapkan sebagai pembuka suatu saga baru dan hal ini terpenuhi. Divergent punya deratan cast yang menawan dan cerita yang kuat serta tentu saja fans yang besar di luar sana, satu hal yang menjadi penentu sebuah saga di layar lebar. Bahkan Summit dengan percaya diri sudah menyiapkan naskah Insurgent sebagai sekuelnya dengan jadwal rilis tahun depan bahkan sebelum Divergent dirilis. Kelihatannya Summit sudah mendapatkan new money maker machine pengganti The Hunger Games.

Rating: 7.2/ 10

No comments:

Post a Comment