Aug 17, 2014

Quick Review: Jack Ryan: Shadow Recruit and Robocop


Sama-sama proyek reboot dan sama-sama rilis di awal tahun 2014, Jack Ryan: Shadow Recruit dan Robocop punya harapan yang cukup tinggi agar bisa menghidupkan kembali karakter punya tingkat popularitas yang cukup tinggi di era 90-an. 




Jack Ryan: Shadow Recruit


"Partnership are delicate, Mr. Ryan. Sometimes they end violently"
Karakter Jack Ryan rekaan Tom Clancy ini sudah pernah dimainkan oleh 3 aktor berbeda sebelumnya. Ada Alec Baldwin di The Hunt for Red October, Harrison Ford yang kebagian jatah dua film yakni Patriot Games dan Clear and Present Danger dan terakhir ada Ben Affleck sebagai Jack Ryan di The Sum of All Fears.  Kali ini giliran Chris Pine yang melanjutkan peran sang CIA Analyst tersebut. Bercerita tentang Jack Ryan (Chris Pine) yang menarik perhatian anggota CIA William Harper (Kevin Costner) bahkan setelah ia mengalami cedera parah pasca ditugaskan di Afghanistan. Berakhir sebagai seorang CIA Analyst, Jack Ryan yang bekerja sebagai agen undercover di Wall Street menemukan kejanggalan pada sejumlah transaksi bernilai trilyunan dolar yang melibatkan seorang pengusaha Rusia Viktor Cherevin (Kenneth Branagh). Penyelidikan terus berlanjut hingga harus melibatkan kekasih Jack, Cathy Muller (Keira Knightley) demi membongkar niat jahat Cherevin.

Disutradarai Kenneth Branagh (yang juga berperan sebagai karakter antagonis), film ini mungkin bakal mengecewakan jika hanya berekspektasi pada action-nya saja, karna sejujurnya action-nya hanya terletak di sekitar 30 menit menjelang akhir film, sementara sisanya lebih menunjukkan kemampuan Jack Ryan dalam menganalisa. Script yang digarap oleh Adam Cozad dan David Koepp memang berdiri sendiri tanpa mengadaptasi novel-novel Jack Ryan, sehingga kemungkinan mereka memperluas dunia Jack Ryan juga semakin mudah. Memindahkan setting ke dunia modern juga sebenarnya menjadi keuntungan sendiri bagi film ini terutama bagi penonton awam jadi lebih dekat dengan sang karakter utama. Penampilan Chris Pine sebenarnya tidak buruk, tapi tidak bisa dibilang luar biasa juga, plus Keira Knightley yang sedikit memberi warna ketegangan. Sementara Kenneth Branagh dengan aksen Rusianya menjadi aktor yang paling menonjol dalam film ini.

Sebenarnya film ini tidak jelek-jelek amat (kalau tidak pasang ekspektasi tinggi), namun karna film ini menyandang nama besar Jack Ryan, alhasil ia harus menderita karna dibanding-bandingkan dengan film Jack Ryan sebelumnya, bahkan dengan novelnya. Entah bagaimana kelanjutan nasib sang analis ke depannya mengingat fim ini pendapatannya kurang begitu menggembirakan di box office.

Rating: 6.5/ 10

Robocop (2014)


"A machine does not know what it feels like to be human. It can't understand the value of human life. Why should it be allowed to take one?"
Setengah manusia, setengah robot dan bertugas sebagai penegak hukum. Itulah penjelasan singkat Robocop. Film yang merupakan reboot/ remake dari film Robocop (1987) karya Paul Verhoeven ini bercerita tentang Alex Murphy (Joel Kinnaman) yang dalam penyelidikan sekelompok kriminal malah membuatnya kehilangan partner kerja dan berakhir dengan kecelakaan yang membuat 90% tubuhnya tak berfungsi. Beruntung OmniCorp sedang mengembangkan proyek militer dimana Dr. Dennett Norton (Gary Oldman) berusaha menggabungkan antara teknologi dengan manusia atas desakan sang CEO Raymond Sellars (Michael Keaton) yang ingin mendapat dukungan publik atas proyek militernya. Atas persetujuan sang istri, Clara (Abbie Cornish) yang terpukul atas kecelakaan yang menimpa suaminya, Alex pun akhirnya menjadi objek dari proyek ini. Semua terlihat lancar, sampai Alex mulai kehilangan sisi humanisnya dan niat busuk dibalik proyek ini mulai terlihat.

Jujur, saya belum pernah menonton versi originalnya. Saya hanya dapat gambaran kasar Robocop dari sinopsis saja. Jadi tidak akan ada perbandingan, kecuali sisi desain. Ya, desain Robocop versi modern ini jelas lebih oke dan cocok dengan era digital sekarang ini dibanding versi lamanya. Sementara untuk sisi konflik, cukup menarik ketika lebih menonjolkan pergolakan batin sang Alex Murphy ketika ia harus kembali ke keluarganya dalam kondisi yang 100% berbeda, apalagi ketika sang anak mulai mempertanyakan kondisi ayahnya. Jadi kalau ada yang komentar film ini bikin ngantuk, ya tidak heran karena dramanya memang merajai paruh pertama film. Sementara aksinya sendiri baru sedikit naik di pertengahan film hingga akhir. Joel Kinnaman yang punya tanggung jawab sebagai pemeran utama sayangnya kurang mencuri perhatian, malah Abbie Cornish yang tampil sedikit lebih mengkilap bersama Gary Oldman.

Sutradara asal Brazil Jose Padilha sudah memberikan kemampuan terbaiknya untuk film ini. Meskipun ia sudah membawa konflik yang bagus dalam naskah keroyokan garapan Joshua Zetumer, Edward Neumeier & Michael Miner, sayangnya film ini tidak meninggalkan kesan kuat di mata penontonnya dan membuat film ini mudah terlupakan.

Rating: 6.8/ 10

No comments:

Post a Comment