"When it all goes quiet behind my eyes, I see everything that made me flying around in invisible pieces"
Tidak banyak orang yang familiar begitu mendengar film berjudul Beast of the Southern Wild, apalagi jika mendengar nama pemainnya. Ya, ini memang bukan film semegah Les Miserables atau Life of Pi, saingan sesama nominasi Best Picture Oscar tahun ini. Padahal film ini sudah mengantongi dua penghargaan di Sundance Film Festival pada tahun 2012, yakni Cinematographic Award Dramatic dan Grand Jury Prize Dramatic. Film ini memang tergolong film indie yang dibesut oleh Benh Zeitlin, sutradara yang namanya masih asing di khalayak ramai. Well, perkenalan di atas memang cenderung klise. Dilanjutkan pun belum tentu banyak yang tertarik dengan film ini. Tapi film ini menjadi menarik ketika aktris utamanya, Quvenzhane Wallis mendapat nominasi Oscar untuk kategori Best Actress sekaligus menjadi aktris termuda yang pernah masuk dalam nominasi tersebut, yakni usia 9 tahun. Seketika film ini mengundang rasa penasaran banyak orang.
Ceritanya sendiri sederhana.
Hushpuppy (Quvenzhane Wallis) adalah seorang anak perempuan berusia 6 tahun
yang hidup bersama ayahnya, Wink (Dwight Henry). Hushpuppy sendiri masih
dibayang-bayangi ibunya yang pergi. Mereka berdua bertahan hidup di tengah
kondisi ekonomi yang bisa dibilang sulit. Belum lagi datangnya banjir bandang
yang disebabkan oleh pasangnya air laut membuat mereka berdua harus bertahan
hidup. Dari ayahnya, Hushpuppy belajar banyak mengenai kerasnya kehidupan dan
belajar bagaimana untuk menghadapinya. Semuanya semakin sulit ketika Wink
diketahui menderita suatu penyakit yang cukup parah dan Hushpuppy belajar untuk
tidak kehilangan harapan.
Ceritanya sangat sederhana,
bagaimana bertahan di tengah kerasnya kehidupan. Yang membuatnya istimewa adalah bagaimana
Benh Zeitlin berhasil menggambarkan kemiskinan yang dihadapi oleh Hushpuppy dan
ayahnya. A little bit remind me to Winter’s Bone, hanya saja Beast of
Southern Wild punya cerita yang lebih sederhana yang digarap dengan baik. Okelah, alur film ini berjalan lambat, ditambah narasi Hushpuppy yang puitis beresiko memancing kebosanan. Tapi bersyukurlah atas sinematografi film ini. Meskipun menggambarkan sesuatu
yang sederhana, sinematografer Ben Richardson berhasil menambah daya tarik film sederhana
ini. Keindahan gambar-gambar yang hadir dalam adegan-adegan berhasil membuat
walaupun settingnya sendiri tidak luar biasa. Ditambah narasi Hushpuppy
tentang Beast itu sendiri (yang sedikit mirip bison atau banteng raksasa in my opinion) yang telah punah dan
bangkit kembali, seakan menjadi metafora kehidupan Hushpuppy sendiri. Justru tanpa efek yang luar biasa, Benh Zeitlin mampu membawa
penonton merasakan bagaimana perjuangan Hushpuppy, sehingga kehidupannya sendiri terasa lebih nyata.
And in case you wonder why Quvenzhane Wallis got an Oscar nomination for Best Actress, you should see her acting
here. Akting polos Wallis sebagai Hushpuppy yang menjadi senjata utama film ini. Wallis mampu memberikan ekspresi ketakutan, bahagia bahkan
kesedihan dengan sangat meyakinkan, membuat sosok
Hushpuppy terlihat tangguh di usia muda. Kadang kita dibuat tertawa
karena kepolosannya, kadang kita dibuat terharu dengan kehidupannya. Sebagai
seorang aktris pendatang baru, Quvenzhane Wallis bisa dibilang sangat berhasil
menjadi pusat perhatian. Sedangkan Dwight Henry yang memerankan Wink juga mampu
memberikan performa yang baik sebagai seorang ayah yang keras dalam mendidik
anak. Chemistry keduanya sebagai ayah dan anak terlihat baik terutama ketika
Wink mengajarkan Hushpuppy berbagai keahlian bertahan hidup.
Beast of the Southern Wild memang
bukan film berbujet besar yang akan langsung disukai oleh penikmat film-film mainstream. Tidak semua orang bisa
menikmatinya. Tapi, film ini layak diberi kesempatan. Saya pun mungkin tidak
akan menyaksikannya kalau film ini tidak masuk nominasi Best Picture. Akting Quvenzhane Wallis memang menjadi daya tarik utama film ini. And the most important, film ini
memberikan pelajaran bahwa even in the
worst situation, just don’t lose hope.
Rating: 7.5/10
No comments:
Post a Comment