Sep 23, 2013

Kick-Ass 2 Review

"You don't have to be a bad-ass to be a superhero. You just have to be brave"
Real life superhero, itulah Kick-Ass. Tanpa kekuatan super bahkan peralatan canggih, Kick-Ass berani turun ke jalanan dan menggagalkan aksi kejahatan. Meskipun dalam kehidupan sehari-harinya Kick-Ass adalah seorang remaja culun, banyak yang mengagumi keberanian Kick-Ass. Kali ini, film yang merupakan sekuel dari film berjudul Kick-Ass di tahun 2010 garapan Matthew Vaughn, diadaptasi dari komik karya Mark Millar dan John Romita, Jr. yang berjudul Kick-Ass 2 dan juga Hit Girl. Kali ini Matthew Vaughn tidak kembali sebagai sutradara, melainkan hanya duduk di kursi produser sementara Jeff Wadlow diserahi tugas sebagai sutradara. Sebagian besar pemeran utama dari film pertamanya hadir kembali melanjutkan perannya. Film pertamanya sendiri bisa dibilang sukses di box-office dan merebut hati para kritikus karena berhasil mengkombinasikan violence dan comedy dengan baik, jadi sudah pasti banyak orang yang menaruh harapan terhadap kelanjutan aksi Kick-Ass dan Hit Girl.

Beberapa tahun setelah kejadian di  film pertama, Dave Lizewski (Aaron Taylor-Johnson) alias Kick-Ass terkejut melihat antusiasme masyarakat yang mengikuti jejaknya sebagai superhero. Ia sendiri sudah berhenti menjadi Kick-Ass dan kembali ke kehidupan normal. Namun rupanya ia memang tidak bisa menghindar dari takdirnya karena ia sendiri malah berakhir dengan training bersama Mindy Macready (Chloe Moretz) alias Hit Girl. Mindy sendiri harus melanggar aturan dari Det. Marcus Williams (Morris Chestnut) yang diamanahi untuk menjaga Mindy setelah ayahnya meninggal, yang membuat Mindy harus meninggalkan identitasnya sebagai Hit Girl. Sementara Mindy berusaha menjalani kehidupan SMA yang normal, Kick-Ass yang sedang mencari partner bergabung dengan Justice Forever, perkumpulan bagi real-life superhero yang dipimpin oleh Colonel Stars and Stripes (Jim Carrey). Di lain pihak, Chris D'Amico (Christopher Mintz-Plasse) yang masih menyimpan dendam terhadap Kick-Ass atas kematian ayahnya, menobatkan dirinya sebagai super villain dengan nama The Mother Fucker dan berusaha mengumpulkan penjahat-penjahat di seluruh dunia dan membuat afiliasi yang diberi nama The Toxic Mega Cunts untuk membalaskan dendamnya ke Kick-Ass.


Sebagai sebuah sekuel, rasanya tidak mungkin jika tidak membandingkan dengan film pendahulunya. Sayangnya, film kedua ini memang mengalami penurunan dibanding film pertamanya. Kalau film pertamanya cenderung witty dengan jokes kasarnya plus dominasi adegan kekerasan yang cukup bloody dengan keterlibatan anak-anak di dalamnya, film keduanya malah lebih 'lunak', minim adegan bloody dan jokes-nya pun tergolong standar. Tidak banyak surprising moments, kecuali saingan gila si Hit Girl, Mother Russia. High-school bullying yang dialami Mindy mendominasi separuh film, sedangkan kisah Justice Forever melawan The Toxic Mega Cunts harus mau mengalah melawan dominasi Hit Girl, menjadikan film ini cukup padat, bahkan mungkin terlalu padat, dengan doubling story pada naskahnya yang juga ditulis Jeff Widlow. Meskipun bagian para mean girls mampu mengundang tawa, tapi bukan itulah yang harusnya menjadi sajian utama. Belum lagi banyaknya tokoh super hero maupun super villain yang harus dikenalkan menambah sesaknya film ini.  Jeff Wadlow seolah ingin menceritakan semuanya dalam film berdurasi 103 menit ini. Akibatnya, film ini malah kehilangan fokus di tengah ceritanya yang terlalu padat.

Meskipun menderita di jalan ceritanya yang terlalu sesak, Kick-Ass tetap memberikan hiburan. Jeff Wadlow tahu benar bahwa Hit Girl punya fan base yang lebih besar dan penampilannya sudah mencuri perhatian sejak film pertamanya, karena itu ia tetap memberikan porsi yang besar kepada karakter Hit Girl, bahkan lebih besar dari film pertamanya. Chloe Moretz masih tampil memukau sebagai Mindy/ Hit Girl, bahkan lebih baik dari film pertamanya. Begitu pula dengan Aaron Taylor-Johnson sebagai Dave/ Kick-Ass atau Christopher Mintz-Plasse sebagai Chris D'Amico/ The Mother Fucker yang semakin baik dalam mendalami karakter masing-masing. Tidak hanya dalam adegan serius, bahkan dalam adegan paling konyol sekalipun, mereka mampu menampilkannya dengan baik. Sayang salahsatu penampilan yang paling ditunggu sebagain besar orang, yakni Jim Carrey harus menderita karena tidak mendapat cukup popularitas untuk tampil sebagai pemimpin Justice Forever. Ya, penampilan Jim Carrey tidak mampu membuat karakter Colonel Stars and Stripes menonjol. Bahkan karakter ini tenggelam dibanding Mother Russia yang diperankan oleh Olga Kulkurina.


Memang harus diakui bahwa Kick-Ass 2 mengalami penurunan kualitas dibanding pendahulunya. Meskipun begitu Kick-Ass 2 masih layak disaksikan sebagai sebuah hiburan. Jokes-nya masih mampu mengundang tawa, violence-nya masih mampu membuat bergidik meskipun intensitasnya lebih rendah dibanding film pertamanya. Dan tentu saja penampilan Chloe Moretz dengan wajah innocent-nya masih mampu menarik minat penonton, terutama fans beratnya. Ada sebuah after-credit scene yang meskipun tidak begitu penting namun tetap menarik untuk disimak. Now, what you need to do is lower your expectation, sit back, relax and you will definitely enjoy the movie.

Rating: 6.8/ 10

No comments:

Post a Comment