Sep 5, 2013

R.I.P.D Review


"Our job is catching bad souls that escape the afterlife"

For anyone who doesn't know, R.I.P.D atau kepanjangan dari Rest In Peace Department adalah semacam kepolisian di alam baka. Sama seperti NYPD ataupun LAPD, R.I.P.D juga bertugas menegakkan keadilan, hanya saja daerah tugasnya adalah dunia setelah kematian. Film ini diadaptasi dari komik berjudul Rest In Peace Department karangan Peter M. Lenkov yang dipublikasikan oleh Dark Horse Entertainment. Secara kasat mata, film ini bisa dibilang beruntung karena punya nama-nama besar macam Jeff Bridges, Ryan Reynolds, Kevin Bacon hingga Mary Louise-Parker dalam jajaran casting-nya. Film yang sempat mengalami penundaan rilis ini, yang harusnya dirilis 28 Juni 2013 malah diundur menjadi 19 Juli 2013, disutradarai oleh Robert Schwentke. Fakta lain bahwa film ini tidak menggelar advance screening untuk kritikus sedikit banyak membuat orang curiga, karena biasanya film yang tidak menggelar advance screening dan mengalami penundaan rilis merupakan ciri-ciri calon film gagal, karena bahkan pihak produser sendiri ragu-ragu merilisnya dan bahkan tidak berani mendengar ocehan kritikus. Tapi, apapun itu, tidak ada salahnya berpikir positif dengan film ini, apalagi kalau melihat casting-nya.

Nick Walker (Ryan Reynolds) adalah seorang polisi di Boston yang berpartner dengan Bobby Hayes (Kevin Bacon). Karena perbedaan pendapat dan Bobby tidak ingin Nick membongkar rahasianya, Bobby terpaksa harus membunuh Nick. Setelah memasuki alam baka, Nick disambut oleh Mildred Proctor (Mary Louise-Parker) yang menawarinya untuk bergabung dengan R.I.P.D karena selama hidupnya Nick dianggap sebagai polisi yang jujur. Tugas R.I.P.D adalah menangkap para deados, roh orang-orang yang sudah mati tapi enggan "menyeberang" ke alam baka dan tetap tinggal di Bumi dengan menyamar sebagai manusia, dan mengembalikan deados ke asalnya. Nick langsung menyetujuinya begitu mengetahui ia akan ditugaskan di Boston karena berpikir ia bisa kembali bertemu istrinya Julia (Stephanie Szostak) sekaligus membalaskan dendamnya pada Bobby. Di R.I.P.D, Nick dipasangkan dengan Roy Pulsipher (Jeff Bridges), seorang mantan U.S Marshal yang juga senior di R.I.P.D. Meskipun awalnya mereka banyak berselisih, namun mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk menangkap para deados yang sedang merencanakan hal besar di Bumi.



Dibuka dengan narasi oleh Ryan Reynolds, sebenarnya R.I.P.D terlihat menjanjikan, kecuali CGI untuk tampilan deados  yang sangat mentah. Namun makin ke belakang, entah kenapa semuanya berubah berantakan. Mulai dari ceritanya yang berubah konyol, kualitas gambarnya yang lebih mirip film direct-to-video hingga efek CGI yang makin lama makin mengerikan, R.I.P.D tak ubahnya Men In Black. Ganti aliennya dengan deados, Will Smith dengan Ryan Reynolds dan Tommy Lee Jones dengan Jeff Bridges (kecuali fakta bahwa tokoh Jeff Bridges jauh lebih cerewet ketimbang Tommy Lee Jones) maka yang penonton dapat adalah versi lain dari MIB. Bahkan setting markas R.I.P.D begitu mirip dengan dengan markas MIB. Storyline yang dibawakan juga sudah terlalu sering dihadirkan film lain, sehingga tidak ada yang fresh. Belum lagi plothole disana-sini semakin melengkapi lemahnya naskah garapan Phil Hay dan Matt Manfredi, melengkapi kebingungan penonton kenapa mereka harus rela membayar untuk film seperti ini. Jokes-nya juga tidak berjalan dengan baik, kebanyakan garing, meskipun jokes soal avatar Nick dan Roy di Bumi cukup menggelikan.

Ada hal lain yang lebih buruk? Ya. Ryan Reynolds tidak bermain dengan baik disini. Ia tenggelam dengan penampilan Jeff Bridges. Tapi Jeff Bridges tidak bisa dibilang bagus juga. Meskipun ia sudah berusaha dengan gaya cowboy-nya, tapi entah kenapa aktingnya terkesan dipaksakan dan kasar. Chemistry-nya bersama Ryan Reynolds begitu melempem dan tidak menyatu. Nama besar lain seperti Kevin Bacon juga sama sekali tidak mengganggu. Mungkin penampilan yang masih layak ditonton hanya penampilan yang Mary Louise-Parker yang setidaknya terlihat lebih natural dibanding yang lainnya. Beberpa momen yang seharusnya mengharukan, atau memang bertujuan sebagai adegan yang mengharu biru, gagal disampaikan Ryan Reynolds dan Stephanie Szostak sebagai partner hidupnya. Ya, begitu sulit mencari hal positif dari film ini, karena filmnya sendiri kehilangan fokus diantara adegan-adegan yang ditampilkan. Mungkin adegan actionnya masih lumayan, tapi sungguh, kualitas gambar dan CGI di film ini begitu menyedihkan, mengingat budget film ini sendiri 130 juta dollar.


Jadi, ya, do not waste your money for a movie like this. Anda beruntung kalau belum sempat menonton film ini di bioskop, karena kalau Anda menonton film ini di bioskop, mungkin Anda akan menyesal luar biasa. Ini adalah tipe film yang lebih layak disaksikan di DVD atau bahkan televisi. Kalau bukan karena nama Jeff Bridges dan Ryan Reynolds, mungkin saya juga berpikir ribuan kali untuk nonton film ini. Padahal saya sudah merendahkan ekspektasi saya. Kalau Anda sedang stres, mungkin boleh mencoba menyaksikan film ini. Kemungkinannya cuma dua, stres Anda hilag karena menertawakan beberapa jokes dalam film ini atau stres Anda semakin menjadi-jadi setelah melihat betapa buruknya kualitas film ini. Tapi yang jelas, ini adalah salahsatu film yang paling mengecewakan sepanjang summer 2013.

Rating: 4.5/ 10

No comments:

Post a Comment