Oct 10, 2013

Gravity Review

"It's time to stop driving. It's time time to go home"
Semenjak film terakhirnya, Children of Men, dirilis sekitar tahun 2006, Alfonso Cuaron memang tidak pernah terdengar menyutradarai satu film pun. Sutradara asal Meksiko yang pernah menggarap salahsatu film Harry Potter ini hanya terdengar duduk di kursi produser dalam beberapa film, seperti Pan's Labyrinth. Setelah tujuh tahun menghilang, tiba-tiba tahun ini namanya kembali muncul ke permukaan lewat sebuah film berjudul Gravity. Rupanya dalam masa hiatus, Cuaron benar-benar mematangkan konsep film terbarunya ini. Lewat trailernya kita disuguhi adegan dimana kedua pemeran utamanya, Sandra Bullock dan George Clooney yang seolah tersesat melayang-layang tanpa arah di luar angkasa. Yang lebih menghebohkan lagi, film ini mendapat sambutan luar biasa positif dari kalangan kritikus ketika ditayangkan di 70th Venice International Film Festival. Lalu apa yang membuat film ini dibanjiri review positif atau bahkan membuat seorang James Cameron mampu berkata bahwa film ini "the best space film ever done"?

Kisahnya sendiri sederhana. Teknisi bio-medical Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) menjalankan misi pertamanya keluar angkasa didampingi seorang astronot veteran yang akan pensiun, Matt Kowalski (George Clooney). Ketika sedang melakukan perbaikan pada sistem komunikasi stasiun luar angkasa Explorer, mereka diperingatkan bahwa telah terjadi ledakan pada satelit Rusia yang menyebabkan beberapa serpihannya terlontar dan menabrak satelit lainnya. Terlambat untuk mengantisipasi hal tersebut, Ryan dan Matt malah terhempas dan keduanya terpisah. Melayang-layang di tengah ruang hampa udara di luar angkasa yang tanpa batas sementara cadangan oksigen mereka mulai menipis, keduanya harus bekerja sama agar dapat bertahan dan mencari bantuan supaya mereka bisa kembali ke Bumi.


Sejak awal film dimulai, kita sudah disambut dengan pemandangan luar angkasa yang begitu detail dengan sang dua pemeran utama melayang-layang di luar angkasa lengkap dengan space suit-nya. Kemudian kita langsung disuguhi serentetan long-take scenes mulai dari kecelakaan hingga kedua tokoh utama harus tersesat di luar angkasa, semua dalam tampilan visual yang memang sangat memukau. Akan sangat sulit mempercayai Cuaron hanya menghabiskan 100 juta dollar untuk visual yang menakjubkan ini. Berbagai detail visual effect photo realism ditambah pergerakan kamera yang dinamis mampu membuat kita seolah-olah ikut berada di luar angkasa, melayang-layang bersama dua astronot naas tersebut. Dan kita juga akan ikut terpesona dengan pemandangan luar angkasa yang ditampilkan oleh Cuaron dan Emmanuel Lubezski selaku sinematografer. Cuaron juga berusaha untuk tetap setia dengan teori dimana ruang hampa tidak dapat menghantarkan gelombang suara, sehingga ketika terjadi adegan ledakan, suasana malah berubah hening. Menariknya, meskipun tanpa ledakan disana-sini, film ini tetap berhasil membuat mata penonton terpaku ke layar. 

Tidak sampai disitu, Cuaron masih melengkapi filmnya ini dengan musik garapan Steven Price yang, jujur saja, dalam beberapa adegan mampu membuat penonton menahan nafas sesaat, meskipun tetap saja keheningan yang mendominasi keseluruhan film. Dan lagi-lagi ujung tombak film ini berada di tangan kedua pemeran utamanya, Sandra Bullock dan George Clooney. Untuk George Clooney sendiri, ia memang tidak mendapat jatah penampilan yang banyak. Meskipun begitu, ia mampu memanfaatkan jatahnya tersebut dengan semaksimal mungkin. Sedangkan untuk Sandra Bullock, harus diakui bahwa kali ini Sandra Bullock memberikan penampilan yang sangat baik sebagai leading lady. Ekspresi ketakutan atas apa yang dialaminya benar-benar tergambar secara alami, apalagi ketika ia mulai putus asa ketika berjuang sendirian tanpa ada seorang pun yang dapat menolong. Bahkan lewat aktingnya, ia mampu menyampaikan perasaan mengenai keputusasaannya di tengah kesendirian ke penonton.


Tidak heran jika banyak orang yang menyukai Gravity. Keinginan Cuaron untuk membuat film ini serealistis mungkin tercapai, karena ia berhasil membawa penonton ikut merasakan tersesat di luar angkasa tanpa batas lewat sebuah visual yang breathtaking. Bahkan setelah menyaksikan film ini, saya ikut merasakan apa yang Sandra Bullock rasakan di akhir film. Shivering. Tidak hanya itu, ada pesan moral yang terkandung lewat kisah sederhana ini, untuk tidak menyerah dalam keadaan seberat apapun itu. Jadi, terpecahkan sudah alasan kenapa James Cameron dan Quentin Tarantino menyukai film ini. It's definitely one of the best movie this year.

Rating: 8.9/ 10

No comments:

Post a Comment