Sebenarnya
film ini sudah cukup lama rilis di US, sekitar bulan Oktober 2012. Namun
entah karena alasan apa (pertimbangan profit, mungkin?) film ini baru tayang (midnight
show) sekitar bulan Maret 2013 di Indonesia. Sayang sekali, apalagi filmnya
mendapat banyak pujian. Film ini diangkat dari sebuah novel berjudul sama
karangan Stephen Chbosky. Uniknya, Stephen Chbosky pulalah yang mengangkat
novelnya ke layar lebar. Ia merangkap sutradara, penulis naskah dan executive
producer sekaligus. So, tentunya Stephen Chbosky tahu hal-hal
esensial yang perlu dimasukkan ke dalam versi layar lebarnya. Sebagai tambahan
kredit, film ini dibintangi oleh tiga bintang muda berbakat yaitu Logan Lerman,
Emma Watson dan Ezra Miller.
Charlie
(Logan Lerman) adalah seorang wallflower (orang yang sulit bergaul
dengan dengan lingkungan sekitarnya) yang baru masuk SMA. Baginya, SMA adalah
dunia yang kejam. Satu-satunya orang yang berhasil diajak berteman di hari pertama sekolahnya adalah guru Bahasa Inggrisnya, Bill (Paul Rudd). Charlie menumpahkan segala perasaanya melalui tulisan-tulisan, sampai akhirnya ia bertemu dengan Patrick (Ezra Miller),
senior yang humoris dan mudah bergaul. Dari situlah kemudian ia berkenalan
dengan Sam (Emma Watson), saudari tiri Patrick yang merupakan seorang social butterfly. Kenyataan tentang masa
lalu Charlie mengenai sahabat terdekatnya membuat Patrick dan Sam prihatin dan
memutuskan untuk membantu Charlie. Bersama
Patrick dan Sam, Charlie melalui hari-hari di tahun pertama SMA sambil terus
dibayang-bayangi trauma masa kecilnya mengenai bibinya.
Sekilas,
film ini akan mengingatkan kita dengan film-film remaja tahun 80an seperti The
Breakfast Club ataupun Sixteen Candles. Atmosfer dari film tahun 80-90an sangat
terasa di film. Masuk akal mengingat film ini bersetting tahun 90an. Meskipun
terlihat jadul, tapi justru itulah yang membuat film ini terasa lebih hangat. Berbagai
macam masalah remaja menjadi konflik film ini, mulai dari bullying, sexual orientation, self confidence, childhood trauma hingga
love triangle. Namun meskipun film
ini disesaki berbagai macam konflik, Stephen Chbosky mampu mengatur porsinya
secara pas tanpa terkesan menumpuk. Ditambah lagi soundtracknya super enak didengar. Untuk mempertegas suasana,
beberapa lagu-lagu yang berasal dari tahun 80-90an juga turut hadir mewarnai
sepanjang filmnya. Hasilnya adalah sebuah film drama remaja yang menyentuh dan
terasa sangat dekat dengan kita.
Kalau
berbicara soal akting, ketiga pemeran utama sangat-sangat baik berakting. Logan
Lerman memberikan penampilan yang lebih baik dibandingkan saat menjadi Percy
Jackson. Emosi Charlie berhasil dipancarkan oleh Logan Lerman. Emma Watson
hadir dengan short haircut yang fresh
dan aksen Amerika plus akting yang bagus sebagai Sam. Pemuncaknya adalah Ezra
Miller. Kita semua tahu ia sudah bermain bagus di film We Need to Talk About
Kevin. Kali ini Ezra Miller seolah melebur dengan karakter Patrick yang
periang, namun di sisi lain juga vurnerable.
Logan, Emma dan Ezra memberikan chemistry
yang bagus sehingga membuat kita betah menyaksikan konflik-konflik yang
dihadirkan. Pelengkapnya, ada aktor/ aktris seperti Paul Rudd, Kate Walsh, Dylan
McDermott, Nina Dobrev hingga Joan Cusack hadir sesuai porsinya masing-masing.
Lagi-lagi sebuah film sederhana namun tetap tajam dan berkesan. The Perks of Being a Wallflower mungkin bagi sebagian orang akan
terlihat garing. Tapi bagi saya, film ini terasa sangat nyata walaupun
sederhana. Kehadiran tiga bintang utama (terutama Ezra Miller) yang cemerlang
plus pelengkap lagu-lagu nostalgia yang membuat film ini terasa sweet dibalik Charlie’s bitter life. Apalagi pribadi Charlie terasa sangat dekat dengan
saya (sepertinya saya juga seperti Charlie, wallflower
but minus childhood trauma), jadilah film ini hampir seperti cermin buat saya. The Perks of Being a Wallflower merupakan
sebuah coming of age drama sederhana
yang dibuat sepenuh hati oleh Stephen Chbosky. Hasilnya adalah sebuah film yang
terasa ringan namun di satu sisi tidak terasa cheesy. One of the best
teenage dramas released in 2012.
Rating: 8.5/ 10
ini keren pembahasannya. dibahas juga dong soundtrack2 filmnya :)
ReplyDeletewah makasiiihh >.< saya jarang bener2 ngebahas soundtrack, kecuali emang lagunya cocok di kuping. Tapi bisa jadi masukan nih buat next time, makasih yaa :)
Delete