Dec 15, 2013

Frozen Review


"Some people are worth melting for"

Disney sudah sejak lama dikenal sebagai studio yang hampir selalu menghasilkan  film animasi yang berkualitas. Era awal 90-an merupakan masa kejayaan Disney. Mulai dari Beauty and the Beast, The Lion King, Tarzan, Aladdin hingga Mulan, semuanya diakui khalayak tidak hanya memiliki kualitas animasi yang bagus, namun juga cerita yang menghibur, hingga akhirnya tergusur oleh era animasi 3D yang dipelopori oleh Pixar dengan Toy Story-nya. Belum lagi gempuran dari studio lain seperti Dreamworks yang juga mulai memproduksi film animasi. Ditengah himpitan persaingan yang tinggi, Disney akhirnya bergabung dengan Pixar dan bekerja sama memproduksi film animasi. Namun Disney tetap memproduksi film animasinya sendiri meskipun beberapa kurang sukses di pasaran, hingga di tahun 2010, Disney berhasil comeback lewat Tangled serta Wreck-It Ralph di tahun 2012. Tahun ini, Disney kembali dengan film animasi berjudul Frozen.

Meet Anna (Kristen Bell), putri dari kerajaan Arandelle dan kakaknya, Elsa (Idina Menzel) yang begitu akrab sejak kecil. Elsa memiliki kekuatan es dan sayangnya, ia tidak bisa mengendalikan kekuatannya, yang membuat Anna celaka ketika kecil. Semenjak itu, Elsa selalu mengurung diri dan menjauh dari publik karena takut membahayakan orang lain. Hingga tiba saatnya hari dimana Elsa dinobatkan sebagai Ratu Arandelle dan ia harus bertemu banyak orang. Ketakutannya terbesarnya menjadi kenyataan ketika secara tidak sengaja kekuatannya terekspos dan membuat rakyatnya ketakutan. Sadar ia tidak akan bisa hidup di Arandelle, Elsa melarikan diri dan tanpa sengaja membuat seluruh Arandelle membeku. Anna yang merasa bertanggung jawab atas seluruh kejadian ini, mengejar Elsa hingga ke gunung. Ditemani Kristoff (Jonathan Groff) dan rusa kutubnya Sven serta boneka salju hidup bernama Olaf (Josh Gad), Anna berusaha membujuk Elsa kembali dan mengembalikan Arandelle seperti semula. Tapi ini belum semua bahaya yang ada di hadapan Anna, karena ada musuh dalam selimut yang berusaha menjatuhkan mereka berdua dan merebut Arandelle.


Film ini dibuka dengan film animasi pendek Mickey Mouse dalam tampilan klasik hitam putih dengan judul ‘Get a Horse!’. Sedikit membahas film pendek ini, adegan pembukanya layaknya film Mickey Mouse di era awal kemunculannya, hitam putih kemudian berubah menjadi animasi CGI dengan efek 3D yang menakjubkan. Ceritanya sendiri sederhana, namun mampu menghibur tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Kembali ke Frozen, film yang disutradarai duet Chris Beck dan Jennifer Lee ini merupakan adaptasi bebas dari kisah Snow Queen karangan Hans Christian Andersen. Tidak hanya memiliki kualitas animasi yang tidak perlu diragukan lagi, film ini memiliki premis cerita yang cukup baru, yakni sisterhood antara karakter Elsa dan Anna, apalagi karakter Elsa cukup kompleks disini. Selain itu ada Olaf sebagai karakter pencuri perhatian yang mengundang kegelian. Cerita filmnya sendiri mengalir diiringi lantunan lagu-lagu menawan garapan Robert Lopez, Kristen Anderson-Lopez dan Christopher Beck yang langsung dinyanyikan oleh pengisi suaranya. Frozen menjadi film animasi tidak terduga, apalagi ketika sebuah kejutan (jika tidak bisa dibilang twist) ketika karakter antagonis yang sebenarnya muncul. Satu-satunya yang menjadi poin terlemah bagi orang dewasa mungkin endingnya, yang terlalu Disney, meskipun tidak terlalu klise (end up a curse with an act of true love. Pffft!)

Tapi kita bisa melupakan endingnya, karena Frozen mampu memanjakan mata penonton lewat 3D-nya yang menakjubkan, ditambah pengisi suaranya yang mampu menyuarakan masing-masing karakter dengan pas ditambah alunan vokal mereka yang indah. Kristen Bell secara mengejutkan mampu bernyanyi dengan indah, sementara Idina Menzel yang notabene merupakan jebolan Broadway tidak perlu diragukan lagi kualitas suaranya. Salahsatu lagu di film ini yang berjudul ‘Let it Go’, berhasil dinyanyikan Idina Menzel dengan sangat baik lewat suaranya yang kuat. Nada-nada yang  tinggi berhasil ia taklukkan. Di lagu lain yang berjudul ‘For the First Time in Forever’, meskipun tertutup oleh lengkingan suara Idina Menzel, Kristen Bell berhasil menyelesaikan tugasnya menyanyikan bagiannya dengan sangat baik. Pengisi suara lainnya seperti Jonathan Groff, Josh Gad dan Santino Fontana juga menyumbangkan suaranya dalam beberapa lagu dengan baik. Sebagai catatan pribadi, ketika menyaksikan film ini, saya seolah sedang menyaksikan pertunjukkan Broadway, hanya saja dalam bentuk animasi karena para pengisi suaranya sebagian besar memang pernah bermain di panggung Broadway.


Lewat Frozen, Disney kembali membuktikan dirinya sebagai studio yang mampu memproduksi film animasi berkualitas. Lewat balutan animasi stereoscopic 3D dan lagu-lagu khas Disney yang memukau dan ditunjang dengan pengisi suara yang memiliki kualitas suara menakjubkan, Frozen menghadirkan kisah yang tidak hanya menghibur, penuh aksi dan lucu, namun juga mengandung pesan positif, terutama bagi anak-anak. Frozen mungkin menjadi film animasi terbaik tahun ini, satu-satunya pesaing terbesarnya mungkin hanya The Croods. Oscar? Who knows? Anything could happen.

Rating: 8.5/ 10

No comments:

Post a Comment