Setelah tahun 2011 berhasil
membawa sebuah piala Oscar kategori Best Director untuk film The King’s Speech,
kali ini Tom Hooper mencoba sesuatu yang baru, film musikal. Kali ini giliran
Les Miserables yang kisahnya sudah dikenal dunia melalui panggung Broadway.
Kisah yang diangkat dari novel Victor Hugo ini dari judulnya saja sudah
terbaca, yakni tentang orang-orang yang menderita. Selain kisahnya yang sudah
mendunia, dukungan kasting yang luar biasa mentereng membuat film ini jelas
rasanya sayang untuk untuk dilewatkan. Dengan Tom Hooper sebagai sutradara dan
jajaran cast-nya, sudah pasti film musikal kaliber Oscar ini akan menarik minat penonton.
Jean Valjean (Hugh Jackman)
adalah seorang narapidana yang menerima hukuman 20 tahun penjara karena mencuri
sebongkah roti untuk keponakannya yang kelaparan. Inspektur Javert (Russel
Crowe) tidak pernah percaya pada Valjean, sehingga berjanji akan terus
mengawasi Valjean. Valjean sendiri lelah sehingga ia memutuskan untuk memulai
hidup baru sebagai seorang walikota. Saat itulah ia bertemu Fantine (Anne
Hathaway), seorang buruh pabrik yang dipojokkan oleh rekan kerjanya karena
memiliki anak. Dipecat, Fantine memilih menjual rambutnya bahkan dirinya untuk
bisa terus menghidupi anaknya. Dalam penderitaan inilah, Valjean berjanji
kepada Fantine yang sekarat untuk menjemput anaknya dan mengurusnya. Memenuhi
janjinya, Valjean menjemput Cosette, putri Fantine dari Monsieur and Madame Thenadier (Sacha
Baron-Cohen dan Helena Bonham Carter), sepasang suami istri licik yang selama
ini mengurus Cosette. Bertahun-tahun berlalu, Cosette (Amanda Seyfried) tumbuh
menjadi gadis cantik yang akhirnya memikat hati Marius (Eddie Redmayne),
seorang pemuda pemberontak yang menuntut kebebasan. Padahal diam-diam Eponine
(Samantha Barks), putri dari Monsieur and Madame Thenadier
menyimpan perasaan yang mendalam pada Marius sejak lama. Ketika Valjean
menyadari bahwa Marius jatuh cinta pada Cosette, ia berusaha menyelamatkan
pemuda tersebut dari perang demi kebahagiaan putrinya.
Film ini bukan film akan mudah
dinikmati setiap orang. Bukan karena ceritanya yang sulit dicerna, namun karena
ini adalah film musikal yang punya durasi sangat panjang yang sangat-sangat
minim dialog. Maka jika Anda bukan penikmat film musikal, back off! This movie is
definitely not for you. Tapi jika Anda adalah musical die-hard fans, you better prepare a box of tissue, because this
movie might make you shed tears. Film ini adalah film musikal yang penuh
emosi dengan lagu-lagunya yang telah lebih dulu melegenda. Tanpa menyisakan
sedikit pun ruang untuk dialog, film ini menyampaikan kisahnya melalui lagu,
baik lagu orisinilnya maupun lagu aransemen baru. Meskipun terkesan lambat,
namun film ini mampu membuat penonton bertahan di kursinya. Walupun sempat
terasa sedikit mengendur ketika mendekati akhir film, namun lagu Epilogue yang
dinyanyikan oleh seluruh cast menutup film ini berhasil mengembalikan tensinya
ke semula. Metode baru yang digunakan Tom Hooper juga rupanya sangat berhasil.
Biasanya lagu-lagu direkam sebelumnya kemudian para pemain berakting sekaligus lipsync, maka pada saat syuting film
ini, para pemain diminta untuk bernyanyi secara live ketika pengambilan gambar, sehingga ekspresi yang diinginkan
benar-benar diperoleh.
Yang menjadi ujung tombak film
ini adalah jajaran cast-nya yang memukau. Hugh Jackman tampil sangat-sangat
baik dengan performanya yang luar biasa. Sebagai ujung tombak cerita, Pemenang
Tony Awards yang juga pernah unjuk suara ketika menjadi host Oscar ini mampu
tampil prima dari awal hingga akhir film. Di sisi lain, mungkin Russel Crowe
kurang kuat untuk mengimbangi Hugh Jackman, namun bagi saya performanya cukup
baik di luar kemampuan menyanyinya yang menurut pendapat orang ‘kurang bagus’.
Bagi saya Russel Crowe tampil tidak buruk, suaranya juga baik-baik saja
sebenarnya, namun bintang-bintang lain nampaknya lebih bersinar ketimbang
dirinya. Begitu pula dengan Eddie Redmayne, aktor muda bermasa depan cerah
karena pandai memilih peran yang turut menyumbangkan suaranya. Turut serta
Amanda Seyfried yang hadir dengan suara tingginya yang melantun disertai paras
cantiknya melengkapi film ini. Sedangkan pendatang baru Samanth Barks yang
memang sebelumnya juga berperan sebagai Eponine dalam Les Miserables Concert: The 25th
Anniversary walaupun kehadirannya tidak lama,
namun sanggup memberi kesan. Belum lagi pasangan Sacha Baron Cohen dan Helena
Bonham Carter yang pandai memainkan ekspresi mereka, satu-satunya yang berhasil
mengundang tawa di sepanjang film. Belum lagi jajaran supporting cast yang mampu dimainkan sangat baik. Namun, penampilan
yang paling mengkilap adalah none other
than Miss Hathaway herself. Nyanyiannya dalam lagu ‘I Dreamed a Dream’ yang
melegenda is really a breath-taking
moment. Her voice was cracking while
singing it. Ekspresinya luar biasa menyayat hati, sehingga walaupun tampil
sangat singkat, itu adalah penampilan yang luar biasa mempesona. Maka yang dapat saya katakan adalah, rangkaian casting dalam film ini (beserta lagu yang mereka nyanyikan) mampu menutupi kekurangan film ini
Les Miserables memang merupakan
sebuah film yang berkesan bagi penggemar film musikal. Bagai memindah
panggung Broadway ke dalam potongan-potongan adegan di layar, Tom Hooper bisa
dibilang sukses menampilkan legenda dan menciptakan legenda lainnya. An outstanding musical that will stay forever in mind.
Rating: 9/ 10
No comments:
Post a Comment