May 26, 2013

The Great Gatsby Review

"So we beat on, boats against the current, borne back ceaselessly into the past"
Semenjak trailer pertamanya rilis nyaris setahun yang lalu, I already put this movie on my must-watch movie list. Sayangnya, film ini mengalami penundaan rilis, yang mulanya dijadwalkan rilis Desember 2012, diundur hingga Mei 2013. Melihat trailernya, sebenarnya kita sudah dibuat silau dengan gemerlap warna-warni khas Baz Luhrman plus deretan cast yang luar biasa. Kombinasi Leonardo DiCaprio, Carey Mulligan, Tobey Maguire, Joel Edgerton dan Isla Fisher menjadi semacam paket yang susah ditolak. Apalagi ini adalah film yang diangkat dari novel klasik Amerika karya F. Scott Fitzgerald dan pernah beberapa kali diadaptasi ke layar lebar. Namun versi yang paling populer adalah versi tahun 1974 dengan Robert Redford dan Mia Farrow sebagai Jay Gatsby dan Daisy Buchanan. Maka ketika mendengar kabar bahwa film ini akhirnya mendapat jadwal rilis, it's hard to not being excited as hell, apalagi saya bisa dibilang suka dengan Romeo + Juliet dan Moulin Rouge!

Fast & Furious 6 Review

"You don't turn your back on family, even when they do"
Tidak ada yang pernah menyangka kalau franchise Fast & Furious akan melaju sejauh ini. Ketika pertama kali dirilis tahun 2001, film ini hanyalah sebuah film aksi kebut-kebutan mobil biasa. Bahkan ketika film kedua dan ketiga dirilis, tidak ada euforia yang gegap gempita. Terutama untuk Fast & Furious: Tokyo Drift yang tidak mampu mengembalikan winning team dari dua film sebelumnya (kecuali tampilnya Vin Diesel yang cuma secuplik itu dihitung). Alhasil film ketiga yang disutradarai Justin Lin ini dianggap tidak punya benang merah apa-apa dengan pendahulunya. Tiba-tiba tahun 2009, Justin Lin kembali membawa sebuah film yang berjudul Fast & Furious dengan kehadiran hampir seluruh pemain utama dari film pertamanya. Bahkan hal ini berlanjut dengan Fast Five yang sukses dari segi kritik dan finansial. Saya yang memang tidak pernah benar-benar menyaksikan franchise ini, kecuali Fast & Furious: Tokyo Drift dan Fast Five, bisa dibilang bukan penguasa saga ini. Tapi jujur saja, kehadiran Joe Taslim di film ini sedikit banyak menjadi pendongkrak popularitas film ini di Indonesia, film yang bahkan sanggup membuat The Great Gatsby tayang hanya satu pekan di kota saya.

May 20, 2013

Star Trek Into Darkness Review


"My crew is my family. Is there anything you would not do for your family?"

Tahun 2009, J.J Abrams berhasil menggarap sebuah film fiksi ilmiah yang notabene sudah punya fanbase yang cukup besar di dunia. Ya, tentu saja kita sedang membicarakan Star Trek. I'm not a Trekkie dan tidak tahu apa-apa soal Star Trek. Jadi, ketika menyaksikan Star Trek dulu, saya cuma berharap bisa bertahan sampai akhir. Siapa sangka, J.J Abrams berhasil membuat saya jatuh cinta dengan Star Trek garapannya dan mampu membuat saya nyaris menjadi Trekkie. Untuk sebuah film yang sukses, apalagi untuk ukuran franchise sebesar Star Trek, tentu saja mustahil untuk mengabaikan pembuatan sekuel. Beruntung pihak studio berhasil mengembalikan semua awak U.S.S Enterprise dan masih disutradarai oleh J.J Abrams, otak dibalik kesuksesan Star Trek, dalam sebuah sekuel berjudul Star Trek Into Darkness. Tidak sampai disitu, ada Benedict Cumberbatch hadir sebagai tokoh antagonis yang sudah memancing banyak dugaan, terutama di kalangan Trekkies. Tapi sekali lagi, saya bukan Trekkie, jadi kurang begitu peduli dengan banyaknya dugaan yang berkeliaran di internet.

May 12, 2013

9 Summers 10 Autumns Review


"Memori masa kecil membuat aku bijak dalam mengenal diriku sekarang"

Saat ini bisa dibilang sulit mengembalikan kepercayaan penonton Indonesia untuk menikmati film karya anak bangsa. Bagaimana tidak, menonton film Indonesia di bioskop itu seperti sebuah taruhan besar, kalau tidak merasa puas sekali, ya pasti merasa rugi besar. Saya tidak mau munafik, saya pun tergolong susah untuk diajak nonton film Indonesia di bioskop. Alasannya sederhana, saya tidak mau membuang-buang uang untuk film medioker dengan penggarapan seadanya atau simpelnya seperti sinetron masuk bioskop. Harus diakui, saya hanya mau menyimak film lokal karya sutradara yang sudah punya kredit, film yang dapat review bagus dari kritikus lokal atau film-film yang masuk festival di luar negeri. Jujur, kalau film 9 Summers 10 Autumns ini bukan garapan sutradara Ifa Ifansyah, yang pernah memenangkan piala Citra kategori sutradara terbaik lewat film Sang Penari, mungkin saya akan melewatkan film ini. Film ini merupakan film yang diangkat dari novel berjudul sama karangan Iwan Setyawan.

Pee Mak Review

"I just wanna be with the one I love"
 Thailand sejak lama memang memiliki kualitas film di atas negara kita. Bisa dibilang dari kawasan Asia Tenggara, Thailand merupakan negara yang yang paling sukses dalam memasarkan film lokalnya ke luar negeri, terutama Indonesia.  Negara ini memang secara konsisten memproduksi film dari berbagai genre (namun yang paling populer adalah genre horor) yang secara kualitas memang bagus.  Tahun ini, ada satu film Thailand yang sukses luar biasa di negaranya sendiri, memuncaki box office Thailand. I admit I'm not a fan of Thailand movie, and I don't have guts to watch Thailand horror movies. I watched this because my friend recommend this movie. Bahkan teman saya bisa-bisanya menonton 3x film ini tanpa bosan dan tetap tertawa. Film itu adalah Pee Mak, yang mencampur genre komedi dengan horor besutan sutradara terkenal Thailand yang pernah membuat Shutter, Alone, dua segmen di 4bia dan Phobia 2, serta Hello Stranger, Bajong Pisanthanakun. 

May 9, 2013

The Perks of Being a Wallflower Review


"We accept the love we think we deserve"
Sebenarnya film ini sudah cukup lama rilis di US, sekitar bulan Oktober 2012. Namun entah karena alasan apa (pertimbangan profit, mungkin?) film ini baru tayang (midnight show) sekitar bulan Maret 2013 di Indonesia. Sayang sekali, apalagi filmnya mendapat banyak pujian. Film ini diangkat dari sebuah novel berjudul sama karangan Stephen Chbosky. Uniknya, Stephen Chbosky pulalah yang mengangkat novelnya ke layar lebar. Ia merangkap sutradara, penulis naskah dan executive producer sekaligus. So, tentunya Stephen Chbosky tahu hal-hal esensial yang perlu dimasukkan ke dalam versi layar lebarnya. Sebagai tambahan kredit, film ini dibintangi oleh tiga bintang muda berbakat yaitu Logan Lerman, Emma Watson dan Ezra Miller.