Nov 28, 2013

The Hunger Games: Catching Fire Review

 

"..our lives aren't just measured in years. The measure in our lives are the people we touch around us"

Lebih dari setahun yang lalu setelah novel The Hunger Games karya Suzanne Collins diangkat ke layar lebar, franchise ini mengalami perubahan yang cukup besar. Mulai dari penyutradaraan yang berubah dari Gary Ross ke Francis Lawrence, hingga level franchise ini yang jauh meningkat setelah salahsatu pemeran utamanya, Jennifer Lawrence, mendapat  Oscar tahun ini. Film pertamanya sendiri sukses dan dianggap sebagai penerus Saga Harry Potter dengan penggemar yang tak terhitung banyaknya. Hampir setiap update terbaru tentang film ini mengundang perhatian, terutama bagi pembaca novelnya yang ingin mengetahui siapa yang akan memerankan karakter baru favorit mereka, seperti Finnick Odair dan Johanna Mason. Tak dapat dipungkiri, Lionsgate has found their new money-making machine. Apalagi novel terakhirnya, Mockingjay, akan dipecah menjadi dua film, mengikuti film yang juga diangkat dari novel laris, Harry Potter dan Twilight, semakin memperkuat opini tersebut. Meskipun begitu, franchise ini memang memiliki kekuatan, terutama kisah pemberontakan dan isu sosial yang semakin terasa di buku kedua dan ketiganya.

Ender's Game Review

"In the moment when I truly understand my enemy, understand him well enough to defeat him, then in that very moment I also love him"
Butuh waktu hampir 30 tahun bagi Hollywood untuk mengangkat novel ini ke dalam media film. Ya, Ender's Game diangkat dari novel berjudul sama karangan Orson Scott Card yang dirilis tahun 1985 ini akhirnya berhasil difilmkan setelah banyaknya rencana memfilmkan film ini namun gagal karena beberapa alasan. Filmnya sendiri tidak banyak punya promosi di Indonesia, bahkan kalah populer dibandingkan Thor. Tapi ada alasan tertentu mengapa film ini jadi salahsatu film yang ditunggu. Novelnya sendiri di Amerika Utara banyak memenangkan penghargaan serta menjadi salahsatu bacaan yang direkomendasikan di sekolah militer. Dibintangi Asa Butterfield, Harrison Ford, Viola Davis, Hailee Steinfeld, Abigail Breslin hingga Ben Kingsley, siapa yang bisa menolak sederetan cast yang begitu menggiurkan?

Nov 10, 2013

Thor: The Dark World Review

"There's nothing more relaxing than knowing that the world is crazier than you are"
Sebelum tahun 2011, Thor bukanlah siapa-siapa. Mungkin fans komik Marvel sudah mengenalnya sejak berpuluh-puluh tahun silam, tapi orang awam? Thor bukan siapa-siapa dibanding Superman atau Batman atau bahkan teman sesama Marvel Spider-Man yang memang punya popularitas lebih tinggi. Namun semenjak tahun 2011 dimana film pertamanya dirilis, popularitas Thor juga ikut meningkat, apalagi ketika superhero ini ikut bergabung dalam proyek maha besar Marvel's The Avengers. Dan tentu saja ini juga berimbas pada karier sang pemerannya, Chris Hemsworth yang sebelumnya tidak dikenal, menjadi superstar. Tahun ini, superhero asal Asgard dengan ciri khas palu Mjolnir sebagai senjatanya ini kembali ke layar lebar pasca The Avengers dan bergabung bersama Iron Man 3 memasuki Marvel Cinematic Universe Phase 2 dimana kejadian ini berlangsung pasca kejadian di New York dalam The Avengers. Apalagi sekarang yang harus dihadapi Thor?