Nov 10, 2013

Thor: The Dark World Review

"There's nothing more relaxing than knowing that the world is crazier than you are"
Sebelum tahun 2011, Thor bukanlah siapa-siapa. Mungkin fans komik Marvel sudah mengenalnya sejak berpuluh-puluh tahun silam, tapi orang awam? Thor bukan siapa-siapa dibanding Superman atau Batman atau bahkan teman sesama Marvel Spider-Man yang memang punya popularitas lebih tinggi. Namun semenjak tahun 2011 dimana film pertamanya dirilis, popularitas Thor juga ikut meningkat, apalagi ketika superhero ini ikut bergabung dalam proyek maha besar Marvel's The Avengers. Dan tentu saja ini juga berimbas pada karier sang pemerannya, Chris Hemsworth yang sebelumnya tidak dikenal, menjadi superstar. Tahun ini, superhero asal Asgard dengan ciri khas palu Mjolnir sebagai senjatanya ini kembali ke layar lebar pasca The Avengers dan bergabung bersama Iron Man 3 memasuki Marvel Cinematic Universe Phase 2 dimana kejadian ini berlangsung pasca kejadian di New York dalam The Avengers. Apalagi sekarang yang harus dihadapi Thor?

Dibuka dengan narasi Odin (Anthony Hopkins), dimana ia menceritakan tentang perang bangsa Asgard dengan Dark Elves yang dipimpin oleh Malekith (Christopher Eccleston) yang ingin menguasai 9 dunia dalama kegelapan dengan senjata yang tidak bisa dimusnahkan bernama Aether beribu-ribu tahun silam, namun berhasil dikalahkan oleh Bor, ayah Odin dan menyembunyikan Aether di tempat paling tersembunyi sementara Malekith dan anak buahnya yang tersisa berjanji akan kembali dan memusnahkan Asgard. Kembali ke masa sekarang, Jane Foster (Natalie Portman), yang sudah 2 tahun tidak bertemu Thor, bersama Darcy (Kat Dennings) tanpa sengaja menemukan suatu tempat di London yang memiliki sinyal hampir sama seperti di New Mexico yang justru malah mengantarkan Jane ke Aether dan malah menjadikan Jane sebagai inang. Malekith merasakan Aether telah kembali memanggilnya dan mengejar Jane hingga ke Asgard. Saat inilah Thor harus beraksi atau 9 dunia akan kembali ke dalam kegelapan.



Setelah film sebelumnya disutradarai oleh Kenneth Branagh, kali ini giliran Alan Taylor yang duduk di kursi sutradara. Dan tentu saja ada perbedaan dari gaya penyutradaraan keduanya. Jika film pertamanya sedikit dominan pada porsi drama, film keduanya punya porsi action yang lebih ditingkatkan dan lebih meminimalisasi unsur dramanya, which is a good thing, karena pasti sebagian besar orang memilih menyaksikan film ini karena action-nya, dan tentu saja karena ini film superhero pasca The Avengers yang full-action itu. Adegan puncaknya cukup fantastis dengan perpindahan ke 9 dunia dengan special effect yang cukup impresif. Dan setidaknya hal ini berhasil, karena Thor: The Dark World menjadi sebuah film yang luar biasa menghibur, baik dari sisi aksi dan komedinya. Ya, Thor kali ini memiliki porsi komedi yang cukup tinggi dibanding film pertamanya lewat naskah keroyokan garapan Christopher Yost, Christopher Markus dan Stephen McFeely ini, dan sisi komedi ini muncul dari dua karakter yang paling menarik perhatian dibanding dua karakter utamanya sendiri yaitu Loki dan Darcy. Dua karakter ini setidaknya memberikan kesan fresh diantara tokoh Thor dan Jane yang terkesan awkward.

Hampir seluruh cast-nya kembali memerankan karakternya, kecuali Josh Dallas yang digantikan oleh Zachary Levi untuk karakter Fandral. Chris Hemsworth kembali memerankan Thor yang mengangkat namanya ke puncak karir bersama Natalie Portman yang hampir tidak kembali memerankan Jane Foster karena sempat terjadi perbedaan visi dengan sang sutradara. Sayangnya, chemistry yang dihadirkan keduanya tidak begitu meletup-letup, apalagi mengingat keduanya tidak bertemu selama dua tahun. Tom Hiddlestone juga kembali memerankan karakter the most lovable villain, Loki. Jujur saja, tanpa karakter Loki, mungkin Thor: The Dark World akan terasa sangat hambar dan Tom Hiddlestone juga masih memerankan Loki dengan sempurna. Pun begitu dengan Kat Dennings yang memerankan Darcy dengan sangat lepas sehingga ia mampu menjadi penyegar dalam film ini. Pemeran-pemeran lainnya seperti Stellan Skasgard, Anthony Hopskin, Christopher Eccleston hingga Rene Russo, semua bermain dengan baik sebagai ilmuwan Eric Selvig, Odin, Malekith dan Frigga.


So, okelah. Thor: The Dark World mengubah tone-nya sedikit hingga terasa seperti film rekan sejawatnya, Iron Man. Dan setidaknya itu berhasil, karena Thor: Dark World berubah menjadi sebuah sajian yang sangat menghibur. Namun jika dikatakan memorable? I don't think so. Kalau ada yang bisa dikatakan memorable mungkin itu adalah karakter Loki yang punya pesona sebagai karakter love-to-hate. Tanpa Loki, Thor bukanlah apa-apa. Begitu pula sebaliknya. Dan seperti biasa dalam semua film Marvel, ada cameo dari sang kreator tokoh-tokoh komik Marvel, Stan Lee dan tentu saja, after-credit scenes yang sedikit memberikan clue soal proyek Marvel berikutnya.

Rating: 7.8/ 10

No comments:

Post a Comment