Sep 8, 2016

Don't Breathe Review


"Just because he’s blind doesn’t mean he’s a saint, bro. It’s going to be a piece of cake"

Fede Alvarez, sutradara asal Uruguay yang selama ini dikenal sebagai sosok dibalik semi remake/ reboot/ sekuel Evil Dead (2013), kembali bekerja sama dengan Sam Raimi dalam film horror thriller terbaru berjudul Don't Breathe. Berkaca dari pengalaman Evil Dead (2013), yang meskipun dianggap tidak 'segila' versi originalnya di tahun 1981 karya Sam Raimi, toh Evil Dead versi Alvarez berhasil menebar kengerian lewat serangkaian adegan yang, jujur saja mampu membuat bergidik. Maka tak heran seandainya film yang awalnya hendak diberi judul 'A Man in the Dark' ini mampu menarik minat pecinta horor. Banyak memboyong kru yang pernah bekerja di Evil Dead, termasuk sang pemeran utama Jane Levy, Fede Alvarez setidaknya menjadi salahsatu jaminan kalau film ini akan jadi satu tontonan yang menarik. Belum lagi nama besar Sam Raimi yang pernah sukses lewat Evil Dead original dan Drag Me to Hell masih setia mendukung dari kursi produser.

Mari berkenalan dengan Rocky (Jane Levy), perempuan yang ingin memulai hidup baru bersama saudarinya, Alex (Dyan Minnette), tipikal the boy next door yang menaruh hati pada Rocky dan Money (Daniel Zovatto), bad boy yang notabene adalah kekasih Rocky. Mereka bertiga adalah partner in crime, merampok rumah orang-orang kaya namun dengan aturan untuk tidak merampok uang terkait dengan undang-undang yang mampu memberatkan hukuman mereka apabila tertangkap. Ketika Money membawa informasi dimana ada satu rumah yang dihuni pria veteran perang yang kehilangan penglihatannya dan hidup sebatang kara menyimpan uang tunai asuransi sebesar tidak kurang dari tiga ratus ribu dollar di rumahnya, Rocky dan Alex pun setuju untuk merampok rumah si pria buta (Stephen Lang). Meskipun sudah direncanakan dengan rapi dan matang, mereka tidak kenal betul siapa penghuni rumah tersebut, karna perampokan yang seharusnya mudah, malah berubah menjadi usaha bertahan hidup.



Don't Breathe jelas bukanlah judul yang menggambarkan isi filmnya, karna sebenarnya judulnya lebih menggambarkan kondisi penonton ketika menyaksikan film ini, susah bernapas. Premis yang umum dan sederhana untuk ukuran sebuah film bertema home invasion, mampu diramu sedemikian rupa oleh Fede Alvarez dan Rodo Sayaguez selaku penulis skenario, menjadi sebuah suguhan yang mampu memacu adrenalin. Kelebihan film ini tentu saja terletak pada pembangunan atmosfer thrilling serta narasi yang dieksekusi dengan baik oleh Fede Alvarez. Semenjak kita diajak masuk ke rumah si pria buta pun kita sudah mendapat special treatment, dimana usaha 'pengenalan' rumah si pria buta terhadap penonton lewat kamera yang bergerak secara halus mengelilingi seluruh ruang seolah menembus setiap sekat dalam rumah tersebut. Suatu upaya yang menarik yang nampaknya cukup ampuh dalam menciptakan ketegangan. Hampir seluruh adegan dishoot dalam kondisi pencahayaan minim, bahkan tanpa pencahayaan sama sekali, yang tentu saja, mustahil membuat penonton untuk tidak menahan napas. Bahkan satu adegan di basement rasanya mustahil untuk tidak diberikan kredit mengingat efek ketegangan dan ketakutan yang diberikan sungguh luar biasa.

Tidak seperti Evil Dead yang begitu 'dermawan' dalam 'menyumbangkan' darah, Don't Breathe lebih 'rendah hati' dan tidak terlalu mengumbar adegan gore. Tidak ada penampakan setan, atau iblis dalam bentuk apapun, namun bukan berarti film ini jadi memble dalam urusan menakut-nakuti penonton. Malah sebaliknya membuat momen sekecil apapun menjadi mendebarkan. Minimnya pergerakan keempat karakter tidak bisa dipungkiri mampu membuat  sesak napas. Menariknya keempat tokoh yang dihadirkan dalam film ini tidak memiliki batasan hitam putih yang jelas dan terkesan abu-abu. Ketiga perampok jelas memiliki motif kuat yang mendorong mereka untuk merampok, meskipun tentu saja motif tersebut tidak lantas menjadikan perbuatan mereka benar, sementara kita pun tak bisa menyalahkan si pria buta dalam usaha pertahanan diri dan balas dendam, meskipun cara yang digunakan si pria juga tentu tak benar. Tidak ada karakter yang sepenuhnya bisa dibenarkan dan tidak ada pula yang sepenuhnya bisa disalahkan. Keempat karakter ini dimainkan dengan sangat apik oleh Jane Levy, Dylan Minnette, Daniel Zovatto dan tentu saja, kredit lebih disematkan kepada Stephen Lang yang berperan dengan sangat luar biasa sebagai sang pria buta kesepian penuh dendam.


Berujung twist yang cukup mengguncang, Don't Breathe tentu saja layak ditahbiskan sebagai salahsatu film bergenre thriller terbaik yang dirilis tahun ini. Naskah sederhana yang dieksekusi dengan baik oleh Fede Alvarez mampu membuat Don't Breathe menjadi satu tontonan yang tidak hanya sukses menakut-nakuti penontonnya, namun juga mejadi sajian yamg sulit dilupakan.


Personal Rating: 7,9/ 10
Based On: Its power to terrify audience with good narration, great camera work and awesome performance by Stephen Lang. Another thrilling package full of terror from Fede Alvarez 

No comments:

Post a Comment