Mar 6, 2016

Talak 3 Review

"Menunggu sesuatu yang tidak pasti itu memang menyakitkan.."

Lagi-lagi film Indonesia. Bulan februari kemarin memang banyak film Indonesia yang bagus dirilis. Untungnya setelah masih kebagian A Copy of My Mind (yang tayang cuma seminggu di bioskop di kota saya), seminggu kemudian saya menguatkan tekad nonton Talak 3 dan terpaksa mengesampingkan Zootopia. Kalau dipikir-pikir, saya juga bingung kenapa saya bisa nekad nonton film ini, karna sebenarnya saya juga kurang tertarik melihat poster (apalagi trailernya). Tapi respon dari para movie blogger yang luar biasa lah yang membuat saya tertarik menyaksikan film ini. Ditambah ada dua aktor Indonesia favorit saya menghias daftar pemerannya, yakni Vino G. Bastian dan Reza Rahadian, akhirnya Talak 3 berhasil membawa saya duduk manis di kursi bioskop, dimana hal ini adalah hal yang amat jarang terjadi, bahkan oleh film-film Raditya Dika sekalipun, yang meskipun hampir selalu jadi juara box office Indonesia, tapi gak pernah berhasil menarik minat saya sedikitpun.


Risa (Laudya C. Bella) dan Bagas (Vino G. Bastian) adalah mantan pasangan suami istri yang sedang mengurus suatu proyek wedding exhibition demi melunasi tunggakan mereka. Mengingat frekuensi pekerjaan yang menuntut mereka untuk terus bersama, lama kelamaan mereka terbawa perasaan juga dan ingin rujuk kembali. Apesnya, Bagas sudah terlanjur menjatuhkan talak tiga kepada Risa, dimana dalam hukum Islam, perlu seorang muhalil agar mereka bisa menikah kembali. Muhalil disini artinya adalah, Risa harus menikah dulu dengan seorang pria dan kemudian pria tersebut menceraikan Risa, baru kemudian Bagas bisa kembali menikahi Risa. Situasi yang rumit ini membuat Bagas dan Risa menempuh segala cara baik 'lewat jalur belakang' di KUA hingga mencari laki-laki yang dirasa tepat sebagai muhalil. Pilihan mereka akhirnya jatuh pada Bimo (Reza Rahadian), yang merupakan sahabat kecil Risa dan rekan kerja Bagas. Semua nampak mudah bagi mereka karna Bimo jelas nampak berada di pihak mereka, sampai akhirnya diketahui kalau Bimo sudah menyimpan perasaan terhadap Risa sejak mereka berdua masih kecil.


Bertitel komedi romantis bukan perkara gampang, karna jarang sekali ada film Indonesia yang jatuhnya bukan jadi FTV masuk bioskop. Hanung Bramantyo setidaknya sudah punya pengalaman lewat Jomblo dan yang paling baru, Hijab, boleh jadi satu jaminan di komedi. Ditambah kerjasama dengan Ismail Basbeth yang sebelumnya menyutradarai Mencari Hilal, Talak 3 sebenarnya sudah naik kelas. Hasil akhirnya, menyaksikan film ini layaknya naik roller coaster, emosimu bakal naik turun. Kamu bakal tertawa terpingkal-pingkal sejak film dimulai, karna film ini terus menjejalimu dengan komedi tanpa ampun yang secara efektif membuat urat menjadi sedikit lebih kendor. Ada karakter-karakter gila seperti Siska Nggotik yang pas muncul sudah jelas merupakan plesetan salahsatu pedangdut ternama Indonesia, Basuki yang anti KKN, dan duet dua petugas KUA yang dimainkan secara natural oleh Gareng Rakasiwi dan Hasmi Gundala. Semakin ke belakang, tone film berubah menjadi lebih serius dengan kadar drama yang meningkat. Turnover ini cukup berdampak pada kesinambungan cerita yang anehnya malah membuat Talak 3 masih tetap asik dinikmati dan akhirnya film ini membuatmu seketika terdiam kemudian sesenggukan menyaksikannya. Trenyuh, karna memang film ini punya tema yang pedih, yakni perceraian. Mungkin memang ada momen-momen ala sinetron, tapi ya tidak mendominasi secara utuh. Sisipan ilmu juga jadi nilai plus buat saya, karna film ini memberikan pengetahuan soal hukum Islam tanpa terlihat menggurui penontonnya. 

Bicara soal kualitas akting, mungkin ini juga kekuatan lain dari film ini. Vino dan Bella ternyata adalah sebuah kombinasi yang pas, meskipun saya awalnya meragukan kemampuan Bella dibalik setelannya yang hampir selalu terlihat fashionable sepanjang film. Vino yang memang sudah familiar untuk film sejenis ini juga tidak perlu diragukan. Namun ketika kamu mendengar nama Reza Rahadian, jelas kamu menaruh harapan luar biasa, apalagi di awal screen time Reza tergolong sedikit. Dan ketika film ini mencapai klimaksnya, kamu akhirnya tahu kenapa karakter Bimo harus diperankan oleh Reza. Kamar kos Bimo menjadi saksi ketika Vino, Reza dan Bella beradu akting dengan sangat luar biasa menguras emosi, membuat kita sebagai penonton terhenyak, terdiam atau apapun lah istilah sejenisnya. Ketiganya menampilkan kemampuan terbaiknya dan ketika filmnya berubah menjadi lebih drama ketimbang komedi, kamu bisa secara tanpa sadar berkaca-kaca (khusus perempuan sepertinya) berkat akting mereka bertiga.


Pada akhirnya, saya harus menyerah ketika Talak 3 tidak hanya berhasil menghibur saya, namun juga mampu membuat saya tersentuh. Bukan hanya karna kombinasi komedi dan dramanya yang diramu secara pas, namun juga sisipan ilmu agama yang secara tidak langsung membuat saya belajar untuk mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak. Tambahannya, saya suka juga suka penampilan ketiga pemeran utamanya. 

Rating: 7/ 10

No comments:

Post a Comment