Mar 8, 2016

Zootopia Review


"Life's a little bit messy. We all make mistakes. No matter what type of animal you are, change starts with you"

Lahir dari tangan Disney, yang sebelumnya sukses lewat Tangled, Wreck-It Ralph, Frozen dan Big Hero 6, Zootopia setidaknya sudah mendapat kepercayaan besar lewat para senior-seniornya yang secara kualitas tidak perlu diragukan lagi. Dari segi cerita pun, film-film Disney juga kualitasnya tidak kalah dengan Pixar yang saat ini memang paling unggul untuk urusan film animasi, baik dari segi teknis maupun penceritaan. Lantas apa yang bisa dijual oleh Zootopia? Apalagi film animasi dengan karakter-karakter binatang sudah bukan hal yang luar biasa lagi. Mau tidak mau Zootopia harus lebih kreatif dari segi cerita. Dan mengingat ini datang dari Disney, yang film terakhirnya, Big Hero 6, mampu membuat sebagian besar penonton berkaca-kaca, we need to trust in Zootopia, bahwa Zootopia bukan hanya sekitar kisah fabel belaka. Apalagi, public reception juga luar biasa bagus. Rating 98% fresh di rottentomatoes.com adalah prestasi besar untuk sebuah film animasi.

Judy Hopps (Ginnifer Goodwin) adalah seekor kelinci asal Bunnyburrow yang berambisi untuk menjadi anggota kepolisian di Zootopia, kota metropolitan dimana segala jenis mamalia baik predator dan mangsanya hidup berdampingan. Pada saat itu, mustahil bagi kelinci untuk bisa bergabung dengan Zootopia Police Department, namun ia berhasil mewujudkan impiannya sebagai kelinci pertama di ZPD. Hari pertama bekerja di ZPD, ia malah ditugaskan sebagai tukang tilang meteran parkir oleh Chief Bogo (Idris Elba). Kesempatan baginya muncul ketika ia diminta oleh Mrs. Otterton (Octavia Spencer) untuk menemukan suaminya yang hilang secara misterius. Judy yang nekad mempertaruhkan karirnya di ZPD demi mendapat kepercayaan dari Chief Bogo bahwa ia lebih dari sekedar tukang meteran parkir, hanya memiliki waktu 48 jam untuk menemukan Mr. Otterton. Penyelidikan menuntunnya kepada Nick Wilde (Jason Bateman), seekor rubah licik yang berada di tempat yang sama pada saat terakhir kali Mr. Otter terlihat di ruang publik. Sadar Nick bisa membantu lebih jauh dalam penyelidikannya tersebut, Judy terus memaksa Nick untuk tetap membantunya. Hilangnya Mr. Otterton ternyata memiliki keterkaitan dengan hilangnya 14 hewan mamalia di Zootopia, kasus besar yang masih belum dipecahkan oleh ZPD.



Ide Zootopia ini sebenarnya sederhana. Film ini mentransformasi keseharian manusia ke dalam kehidupan para binatang dengan segala isu-isu sosial di dalamnya. Disney masih membalutnya dengan ringan, sehingga anak-anak tanpa sedikitpun mengalami kesulitan dalam mencerna kisahnya, dan orang dewasa akan tetap menganggap kisahnya tidak kekanak-kanakan sama sekali. Yang paling menonjol adalah pesan yang ditanamkan dalam film ini, begitu kuat dan thoughtful. Contoh termudah adalah ketika Judy berkata kalau kelinci boleh saja menyebut sesama kelinci lain 'cute', tapi ketika binatang lain menyebutkan kata 'cute' untuk kelinci, it's offensive. Di negara kita mungkin lelucon ini tidak begitu terasa, tapi di Amerika. kalimat ini merupakan sindiran halus bagi kehidupan sosial disana. Tentu saja pesan soal 'mengubah dunia', 'teruslah bermimpi dan wujudkan' masih ada, namun pesan lain seperti mengenai kesetaraan dan prasangka tersimpan rapi dibalik dialog para karakternya yang menggelitik namun tetap berbicara banyak. Simpelnya, Zootopia adalah gambaran masyarakat dalam bentuk animasi, dan ini dikemas Disney dengan sangat kid-friendly dan teknik animasi yang luar biasa menakjubkan.

Ya, memang ada elemen misteri ala detektif di dalamnya, meskipun dalam kadar yang sangat ringan serta sedikit twist yang mungkin tidak seberapa dibanding film-film Nolan, tapi mesti diingat kalau ini film animasi dengan target penonton semua umur, jadi kadar twist dan misterinya sudah sangat pas untuk konsumsi anak-anak dan tetap menarik untuk diikuti. Duet Judy dan Nick yang jelas bertolak belakang (rubah dan kelinci bukan ditakdirkan untuk bersahabat di dunia nyata) juga memperkaya isi cerita filmnya, namun kombinasi keduanya malah menjadi our new favorite dynamic duo.  Leluconnya masih ampuh menghibur baik-untuk anak-anak maupun dewasa. Mustahil kamu tidak tertawa ketika menyaksikan tingkah polah para Sloth di Department of Mammals Vehicles (DMV) atau bahkan adegan di rumah Mr. Big yang hampir 90% terinspirasi dari The Godfather (bahkan nyaris ke detil hingga dialog). Dua bagian ini menjadi highlight untuk urusan leluconnya (dan membuat saya geregetan dan gak bisa berhenti ketawa sampai sekarang). Namun ketika film ini memasuki ranah dramanya, ia juga secara ampuh membuat penonton merenungkan pesannya. Di balik layar tidak perlu diragukan lagi, nama-nama seperti Ginnifer Goodwin, Jason Bateman, Idris Elba dan J.K Simmons mampu menanamkan karakterisasi lewat suara mereka. Plus tambahan suara Shakira sebagai biduan Gazelle sekaligas pengisi soundtrack-nya dengan lagu "Try Everything" menambah ramai suasana.



Zootopia adalah sebuah film animasi yang menghibur sekaligus memuat pesan yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat modern. Disney sekali lagi menunjukkan bahwa ia masih layak untuk diperhitungan. Lucu dan menggugah adalah dua hal yang bertolak belakang, hebatnya keduanya bisa ditampikan oleh sebuah film animasi bertokoh utama binatang yang dipresentasikan dengan sangat apik secara visual. Bravo! 

Rating: 8,5/ 10

No comments:

Post a Comment