Jan 17, 2016

The Big Short Review


"Wall Street loves to use confusing terms, to make you think only they can do what they do. Or even better, for you just to leave them the fuck alone"

Kalau dibaca dari judulnya, mungkin kita tidak punya gambaran apa-apa tentang isi filmnya. The Big Short? What the hell is this movie about? Tapi kalau sudah membaca deretan cast-nya, siapa yang yang tidak tertarik? (We all women like them, at least). Nama Christian Bale, Steve Carell, Ryan Gosling dan Brad Pitt terpajang manis di posternya. Keempat nama ini tentu menarik perhatian, dan mampu membuat calon penonton (termasuk saya) cari tahu soal isi filmnya.  Dan ternyata ini tentang krisis perekonomian global di Amerika Serikat pada tahun 2008 silam. What? Another economics things? Saya gak pernah paham soal perekonomian terutama yang terkait soal saham. Waktu nonton The Wolf of Wall Street, saya cuma menangkap kehidapan pribadi Jordan Belfort, yang memang diceritakan secara komedi, dan membuat Wolf of Wall Street lebih mudah dipahami oleh dummies seperti saya. About the broker things? No idea at all. Jadi begitu tahu The Big Short ini bakal memuat konten yang kurang lebih sama, rasanya banyak yang perlu saya pertaruhkan, apalagi film ini bukan dari kisah yang saya suka.

Kisahnya seperti yang sudah saya ceritakan sekelumit di atas, diangkat dari kisah nyata tentang krisis perekonomian di US tahun 2008. Oke, karna hal ini bukan sesuatu yang saya sukai, intinya seperti ini: Michael Burry (Christian Bale) menemukan pola bahwa kebanyakan warga US sering menunggak pembayaran kredit perumahan. Dari pola ini ia memprediksi bahwa krisis akan terjadi akibat banyak kredit macet, terutama housing market, dan ia mempertaruhkan investasi di hal lain yang memiliki kemungkinan bernilai besar nantinya. Tidak hanya Burry, ada Jared Vernett (Ryan Gosling) yang juga memiliki pandangan yang sama yang akhirnya berhasil memikat Mark Baum (Steve Careell) untuk turut berinvestasi pada sesuatu yang mustahil kala itu. Selain itu ada pula dua pemuda pemula dalam bisnis perekonomian yang tertarik dengan pemikiran Vernett, Jamie Shipley (Finn Witrock) dan Charlie Geller (John Magaro). Mereka percaya bahwa keruntuhan ekonomi akan terjadi, maka mereka meminta bantuan seorang mantan bankir  Ben Rickert untuk berinvestasi. Intinya, jika prediksi ketiga tokoh utama kita ini benar, mereka akan meraup keuntungan besar dari krisis ekonomi ini, atau lebih tepatnya, mendapat keuntungan dari kesusahan banyak orang. 


Damn, menceritakan sinopsisnya begitu berat. Tema film ini berat. Tema film yang bisa membuat siapapun mengantuk dalam kurun waktu dua jam di bioskop. Tapi, haruskah saya sebutkan kalau sutradaranya adalah Adam McKay, seseorang yang cukup banyak berkolaborasi dengan Will Ferrel dan lebih lama berkecimpung di film komedi? Lupakan istilah-istilah panjang nan berat semacam CDO (Collateralized Debt Obligation) atau mungkin "credit default swap". 20 kali saya dijelaskan pun tidak akan membuat saya mengerti. Lantas bagaimana Adam McKay menjelaskan hal yang begitu rumit ini dalam filmnya? Dengan analogi. Dia tahu kalau bagaimanapun kita dicekoki istilah perekonomian, tidak akan mampu menarik perhatian orang (kecuali ahi ekonom). Seperti kata Vernett, "Wall Street suka pakai istilah yang membingungkan, supaya kamu berpikir bahwa cuma mereka yang paham soal apa yang mereka kerjakan, or even better, for you to just leave them the fuck alone", maka ia menampilkan banyak cameo seperti Margot Robbie (in a bubble bath!) menjelaskan soal istilah Sub-Prime, Anthony Bourdain yang menganalogikan CDO dengan makanan, atau bahkan Selena Gomez yang menjelaskan soal synthetic CDO lewat permainan black jack. Ia tahu lewat ini, penonton setidaknya paham, atau minimal mereka dapat gambaran umum soal istilah istilah ekonomi yang rumit itu.

Selain itu, sama seperti The Wolf of Wall Street, film ini juga mengunakan konsep "breaking the fourth wall", dimana para tokoh dalam film ini sesekali berinteraksi dengan penonton (sesuatu yang memang sepertinya diperlukan untuk film sejenis ini). Saya suka konsep ini, membuat penonton tidak merasa seperti "being abandoned" sementara para tokoh filmnya asyik sendiri dengan konflik mereka. Saya juga suka editing filmnya, menggunakan potongan-potongan gambar mengiringi narasi sang tokoh, supaya filmnya tidak begitu membosankan, dan tentu saja jokes-nya yang bisa membuat urat kita sedikit mengendur setelah menerima banyak istilah yang mustahil untuk dicerna dalam waktu singkat. Satu-satunya yang agak susah diikuti mungkin pembagian ketiga tokoh utama, mengingat banyaknya tokoh yang terlibat, namun tidak banyak merusak jalinan cerita. Soal akting tentu saja merupakan nilai jual lain. Akting yang paling menonjol mungkin hadir dari Steve Carell dan Christian Bale. Khusus Christian Bale, ia bahkan sampai mendapat nominasi best Supporting Actor di ajang Oscar 2016. Sementara Ryan Gosling kebanyakan berperan sebagai sang narator yang bertugas menuntun penonton ke pemahaman yang benar dan Brad Pitt, sayangnya tampil tidak semenonjol ketiga kawannya yang lain.


Jadi, apakah filmnya membingungkan? Jawabannya iya. Lalu apa ini film bagus? Jawabannya juga iya. Makin bingung? Okay, here's the thing. Film ini memang membuat bingung lewat istilah perekonomian dan segala tetek bengeknya, tapi ia masih mampu membuat penonton tidak kehilangan garis besar dari ceritanya. Apalagi dibalut dengan suasana komedik dan penggunaan cameo yang menyegarkan, film ini menjadi jauh dari kata membosankan. You better give this movie a try.

Rating: 7,8/ 10

2 comments:

  1. Salam kenal..
    keren nih film,
    walau awalnya gw juga skeptis dgn temanya dan sutradaranya (?)

    tapi ternyata mampu dikemas dgn menarik,, dan gw yg ga ada background finance sama skali tetep bisa mengikuti…walau mungkin agak caur jg dgn istilah2nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal
      Iya bener, pas baca sinopsis kayaknya nih film bisa bikin sakit kepala. Saya nonton ini karna kepancing nama Ryan Gosling aja malah
      Tapi ternyata gaya penceritaanya asik, dan cameonya bener-bener ngebantu kita paham soal istilah-istiah ekonomi yang rumit itu

      Delete