Feb 20, 2016

Deadpool Review


"Whatever they did to me made me totally indestructible... and completely unfuckable"

Perlu ditekankan sekali lagi, Deadpool sebenarnya adalah antihero, ya karna dia sebenarnya brengsek tapi dia memerangi orang yang lebih brengsek dari dia, seperti yang dia bilang dalam filmnya. Setelah kemunculannya yang banyak dikritik di X-Men Origins: Wolverine karna tidak sesuai dengan penggambaran Wade Wilson/ Deadpool yang ada di komik, Deadpool akhirnya punya film sendiri tahun ini. Masih dibintangi Ryan Reynolds (yang memang ngotot banget supaya Deadpool punya film sendiri), film ini punya materi promo besar-besaran yang luar biasa unik, lewat gambar-gambar atau viral video yang nyeleneh dan bahkan cenderung 'mengganggu' poster film lain (ingat poster Mockingjay yang diparodikan sama Deadpool? Yes, he's an ass). Materi promo ini rupanya mampu menarik minat khalayak di tengah menjamurnya film bertema superhero, yang mungkin bahkan sebenarnya tidak pernah tau Deadpool itu siapa, asal keliatan pakai kostum superhero pun langsung dianggap mirip Spider-Man. Tapi sekali lagi, Deadpool itu antihero, karna kalau disebut superhero rasanya kurang layak juga.


Feb 16, 2016

A Copy of My Mind Review

"Oh kalo mau nyari yang bagus ya nyari yang asli lah, bajakan masa lu protes?"
Rasanya sudah lama sekali semenjak terkahir kali saya nonton film Indonesia di bioskop, tapi film ini rasanya adalah sebuah pengecualian. Sebelum tayang di bioskop secara luas februari tahun ini, A Copy of My Mind yang sejatinya adalah film rilisan tahun 2015, sudah mondar-mandir di berbagai festival internasional semacam Toronto International Film Festival dan Venice Film Festival tahun 2015. Bahkan pada Festival Film Indonesia tahun lalu, film ini memenangkan 3 Piala Citra dari 7 nominasi, yakni Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Tara Basro, Sutradara Terbaik untuk Joko Anwar, dan Penata Suara Terbaik. Semua predikat ini pastinya ikut menaikkan prestise dari A Copy of My Mind. Semenjak Joko Anwar terlibat sebagai penulis dalam film Arisan! yang legit itu, I'm completely adore his works. Jadi ketika mendengar Joko Anwar kembali duduk sebagai sutradara dari film A Copy of My Mind, I'm super excited. Apalagi dengan embel-embel yang sudah tersebut di atas, rasanya melewatkan film ini adalah sesuatu yang mustahil.

Feb 6, 2016

Room Review

"There are so many things out here. And sometimes it's scary. But that's ok. Because it's still just you and me..."
Ruang? Kamar? Kalau saya lebih menafsirkan ke arah ruang ketimbang kamar setelah menyaksikan filmnya. Kisah film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Emma Donoghue yang sekaligus ditugaskan sebagai penulis skenario film ini. Sutradaranya adalah Lenny Abrahamson yang di tahun 2014 juga meyutradarai Frank. Bukan nama-nama yang familiar memang, karna memang film ini tergolong film indie, bahkan didistribusikan oleh A24 di US, yang memang langganan memproduksi film-film low budget. Secara mengejutkan film ini memperoleh 4 nominasi di ajang Oscar tahun ini, yakni Best Picture, Best Director, Best Actress untuk Brie Larson dan Best Adapted Screenplay. Khusus Brie Larson yang beberapa tahun terakhir mulai mencuri perhatian, namanya menjadi salahsatu alasan saya menyaksikan film ini. 

The Revenant Review

"Revenge is in God's hand, not mine"
The Revenant, kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah seseorang yang bangkit dari kematian. Judulnya sebenarnya sudah menyimpulkan isi ceritanya. Bukan, ini bukan film horor atau film zombie, tapi lebih ke survival. Film ini punya dua keuntungan, yaitu dari nama sutradara dan pemeran utamanya. Sutradaranya adalah Alejandro González Iñárritu, yang tahun lalu menang besar di ajang Oscar lewat Birdman, sementara aktor utamanya adalah Leonardo DiCaprio yang meskipun hampir selalu tampil bagus, sialnya dia belum pernah sekalipun menggenggam piala Oscar. Jadi sebenarnya film ini merupakan pengharapan bagi setiap umat penganut aliran fans DiCaprio, dan setiap doa yang dipanjatkan adalah semoga Leo bisa menang Oscar tahun ini. Nope, saya bukan hater-nya Leo, saya juga nge-fans dengan beliau sejak penampilannya sebagai Arnie Grape di What's Eating Gilbert Grape?, tapi semua pasti akan tiba pada waktunya kok. Martin Scorsese juga selalu bikin film bagus sejak Taxi Driver di tahun 1976, bolak balik dinominasikan Oscar kategori Best Director delapan kali hingga saat ini, tapi baru sekali menang di tahun 2006 lewat The Departed. See

Feb 2, 2016

The Martian Review



"Every time something goes wrong, the world forgets why we fly"
Yes, film ini sudah saya tonton sejak september 2015, tapi baru sempat direview sekarang karna ke(sok)sibukan saya dan kebetulan juga beberapa minggu lalu baru nonton lagi, jadi agak fresh. The Martian punya poster yang cukup percaya diri, cukup dengan pasang wajah Matt Damon dan tagline "Bring Him Home", film ini sudah berhasil mencuri perhatian. Tapi tetap saya gak punya keinginan cari tahu film ini tentang apa. Yang pasti sih setting-nya outer space, karna Matt Damon pakai kostum astronot di posternya. Tagline-nya malah mengingatkan sama judul salahsatu lagu di drama Broadway populer, Les Miserables. Saya bukan pemuja Matt Damon, meskipun harus diakui Matt Damon punya kualitas akting yang tidak bisa disepelekan, tapi film ini langsung masuk watch list saya kemarin. Kenapa? Karna ada nama Ridley Scott di belakangnya. Ridley Scott sudah jadi dedengkot di dunia perfilman, bahkan banyak sutradara muda yang ter-influenced dengan penyutradaraan beliau. Seri Alien, Blade Runner, Gladiator hingga yang paling akhir, Prometheus, sudah jadi buktinya. Jadi, sebenarnya cuma dua faktor yang menarik minat saya, Ridley Scott dan Matt Damon. Ceritanya? Saya sedikit pun gak pernah cari tahu. Bahkan nonton trailer-nya pun tidak.