Feb 2, 2016

The Martian Review



"Every time something goes wrong, the world forgets why we fly"
Yes, film ini sudah saya tonton sejak september 2015, tapi baru sempat direview sekarang karna ke(sok)sibukan saya dan kebetulan juga beberapa minggu lalu baru nonton lagi, jadi agak fresh. The Martian punya poster yang cukup percaya diri, cukup dengan pasang wajah Matt Damon dan tagline "Bring Him Home", film ini sudah berhasil mencuri perhatian. Tapi tetap saya gak punya keinginan cari tahu film ini tentang apa. Yang pasti sih setting-nya outer space, karna Matt Damon pakai kostum astronot di posternya. Tagline-nya malah mengingatkan sama judul salahsatu lagu di drama Broadway populer, Les Miserables. Saya bukan pemuja Matt Damon, meskipun harus diakui Matt Damon punya kualitas akting yang tidak bisa disepelekan, tapi film ini langsung masuk watch list saya kemarin. Kenapa? Karna ada nama Ridley Scott di belakangnya. Ridley Scott sudah jadi dedengkot di dunia perfilman, bahkan banyak sutradara muda yang ter-influenced dengan penyutradaraan beliau. Seri Alien, Blade Runner, Gladiator hingga yang paling akhir, Prometheus, sudah jadi buktinya. Jadi, sebenarnya cuma dua faktor yang menarik minat saya, Ridley Scott dan Matt Damon. Ceritanya? Saya sedikit pun gak pernah cari tahu. Bahkan nonton trailer-nya pun tidak.

Diangkat dari novel karya Andy Weir yang berjudul sama, The Martian berkisah tentang sebuah tim ekspedisi NASA yang bertugas meneliti planet Mars dipimpin Captain Lewis (Jessica Chastain), tim ini malah akhirnya harus segera meninggalkan Mars karna munculnya badai yang tidak diprediksi. Salahsatu astronot dalam tim tersebut, Mark Watney (Matt Damon), mengalami kecelakaan dan dianggap telah tewas oleh rekan-rekannya. Tanpa diduga, Mark berhasil selamat namun sayangnya seluruh rekannya telah meninggalkannya di planet tak berpenghuni tersebut. Berbekal kemampuan, peralatan serta persediaan makanan yang dimiliki, ia berusaha bertahan hidup di Mars sambil terus berusaha menghubungi NASA agar ia bisa kembali pulang ke Bumi.


Sepintas kisahnya mirip Cast Away yang dibintangi Tom Hanks, kecuali settingnya yang berjarak jutaan kilo dari Bumi. Terdampar di pulau terpencil saja sudah sulit, apalagi terdampar di planet tak berpenghuni yang jaraknya jutaan kilometer dari rumah? Hal inilah yang ditekankan dalam film ini, bagaimana perjuangan Watney bertahan hidup sampai diselamatkan oleh NASA. Misi penyelamatannya juga bukan main-main, perlu perhitungan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Salah perhitungan, bukan hanya Watney yang dipertaruhkan tapi juga seluruh tim. Kalau ada yang bilang ini perpaduan antara Cast Away dan Gravity, saya tidak akan menyangkal. The Martian memang terlihat seperti memadukan keduanya. Gaya sinematografinya akan mengingatkan pada Gravity, sementara kisahnya juga mengingatkan pada Cast Away. Satu hal yang mengejutkan saya adalah, saya sempat berpikir film ini punya konten yang cukup berat seperti film sejawatnya yakni Interstellar, yang perlu memeras otak untuk mencerna isi filmnya. Tapi tenyata tidak. Ada banyak humor di sepanjang film, yang membuat film berdurasi lebih dari 2 jam ini tanpa terasa berlalu. Teori-teori yang mungkin tidak kita pahami di bangku sekolah bakal muncul disini, tapi siapa peduli? Tanpa paham secuil pun kita masih bisa menikmati filmnya kok.

Sisi teknisnya luar biasa. Sinematografi garapan Darius Wolski begitu real menggambarkan kehidupan di luar angkasa, khususnya di Mars yang ditampikan gersang. Dan kalau sudah bicara soal film survival macam ini, kekuatannya tentu saja ada di aktor utama, dan kali ini kekuatan itu ada di Matt Damon. Sebagai seorang astronot kesepian di Mars, Matt Damon mampu tampil sangat baik, meskipun mungkin emosi Watney tidak dieksplor lebih dalam layaknya Cast Away. Ia tidak sampai seperti orang gila karna tidak berkomunikasi dengan makhluk hidup lain, tapi perasaan kesepian yang dialami Watney mampu tersampaikan dengan baik. Kalau ada karakter lain yang saya suka, itu adalah Kristen Wiig dan Jessica Chastain. Kristen Wiig memberi kesegaran lewat jokes-nya sementara Jessica Chastain sanggup bermain sebagai seorang leader yang dibuat galau antara meneruskan misi atau menyelamatkan awaknya. Secara keseluruhan, hampir semua aktor tampil dengan baik disini. 


Pada akhirnya, The Martian jadi salah satu film yang jauh berada di atas ekspektasi saya. Ridley Scott kembali ke genre yang memang sudah jadi 'mainannya' yakni science fiction dan sekali lagi ia berhasil menyajikannya dengan baik. Film yang dikatakan hampir 90% akurat bila terjadi ini di dunia nyata, tidak hanya memberikan kualitas yang bagus tapi juga mampu menghibur penontonnya, menjadikan The Martian sebagai salahsatu film terbaik yang dirilis tahun 2015.

Rating: 8,7/ 10

No comments:

Post a Comment