Apr 13, 2016

10 Cloverfield Lane Review


"Crazy is building your ark after the flood has already come"

Ketika Cloverfield dirilis delapan tahun lalu, tidak ada yang menyangka kalau kisahnya berkembang jauh beberapa tahun kemudian. Gagasan sekuel pernah ada tapi tenggelam begitu saja seiring kesibukan dari sang produser. Dari judulnya saja sudah jelas, yang meskipun dibantah oleh sang produser, J.J Abrams yang terkenal selalu ketat dalam merahasiakan proyeknya, jelas film ini punya kaitan erat dengan Cloverfield meskipun hanya dari universe-nya saja. Seperti biasa, hampir setiap proyek garapan J.J Abrams selalu minim informasi. Begitu pula 10 Cloverfield Lane yang bahkan hingga trailer-nya dirilis juga masi banyak menimbulkan pertanyaan. Meskipun ada di bawah nama besar J.J Abrams dan Bad Robot, film ini digawangi oleh sutradara baru, Dan Trachtenberg. Meskipun ada embel-embel Cloverfield, nyatanya memang kisah ini tidak pernah terhubung secara langsung oleh serangan monster alien di New York dalam Cloverfield.


Kisah berawal ketika Michelle (Mary Elizabeth Winstead) memutuskan untuk meninggalkan tunangannya akibat pertengkaran yang menurutnya sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Dalam perjalanannya, mobil yang ia kendarai secara mendadak dihantam oleh sesuatu hingga keluar dari jalur. Akibat dari kecelakaan ini, ia terbangun di sebuah bunker dan bertemu dengan pria misterius yang mengaku sebagai penyelamatnya. Meskipun berstatus penyelamat, pria yang belakangan mengaku bernama Howard (John Goodman) ini memiliki segudang misteri dengan segala omongan tak masuk akalnya soal serangan di dunia luar yang membuat udara di luar tidak layak untuk dihirup. Michelle yang terbangun dalam kondisi diborgol tentu saja tidak bisa sepenuhnya percaya begitu saja, meskipun pernyataan Howard ini diperkuat oleh seorang pemuda bernama Emmet (John Gallagher Jr) yang juga berpendapat sama bahwa dunia luar bukan tempat aman dan satu-satunya tempat aman saat ini hanyalah bunker tersebut.


10 Cloverfield Lane meskipun sedarah namun tidak sedikitpun menunjukkan hubungan dengan Cloverfield kecuali pada klimaksnya, dan lebih mengarah ke thriller psikologis ketimbang sebuah thriller science fiction. Tanpa mengusung format found footage seperti pendahulunya, yang diprotes kebanyakan penonton Cloverfield kala itu, setidaknya 10 Cloverfield Lane belajar, dan menggunakan pendekatan yang jauh lebih bersahabat dari sisi penceritaan. Dengan sabar, film ini menuntun penontonnya bersama karakter Michelle terkurung dengan segala misteri yang tak terpecahkan. Meskipun minim karakter utama dan setting, justru disitu pulalah film ini memfokuskan penceritaannya secara intens. Dan meskipun tidak mengandalkan first person narrative, toh ia tetap mampu mengantarkan ketegangan dalam porsi yang tepat. Skrip keroyokan antara Damien Chazelle, Josh Campbell dan Matt Stuecken setidaknya mampu membangun atmosfer dingin dan misterius sekaligus  menebar kecemasan lewat teka-teki yang secara perlahan dikuak satu per satu, kemudian bisa membuat penderita claustrophobia manapun berpotensi sesak nafas meskipun beberapa adegan pencair suasana juga tetap diselipkan.

Dibangun dengan porsi special effect yang pas juga tetap membuat film ini berada track-nya yang tepat sebagai sebuah thriller. Selain itu, 10 Cloverfield Lane juga minimalis dari segi karakter. Hanya dilengkapi dengan tiga pemeran utama, namun masing-masing berhasil menuntaskan perannya sebagai tiga orang yang tanpa sengaja terjebak dalam kondisi tidak menyenangkan secara bersamaan. Mary Elizabeth Winstead secara sukses mampu mengantarkan ketakutan karakter Michelle sementara John Goodman berhasil menebarkan aura misterius dari karakter Howard yang ia mainkan. Satu lagi karakter, Emmet yang bertugas sebagai jembatan dari dua karakter tadi juga mampu diperankan secara baik oleh John Gallagher Jr. Singkatnya, porsi kisah yang memang dari sananya sudah intens, dipadu dengan akting yang mumpuni dari masing-masing karakter yang membawakan, membuat 10 Cloverfield Lane tetap berada pada jalurnya dengan porsi takaran yang pas sebagai sebuah sajian drama thriller.


Tanpa harus dibubuhi kata Cloverfield pun sebenarnya film ini sudah mampu menunaikan tugasnya sebagai sebuah thriller yang berkualitas, meski tanpa harus punya tampilan yang sama persis dengan pendahulunya. Yang paling penting adalah, 10 Cloverfield Lane berhasil membuka jalan untuk memperluas universe dari Cloverfield itu sendiri. Bukan tidak mungkin, beberapa waktu mendatang kita akan disuguhi sisi lain dari kisah berlatar belakang sama. Satu hal yang jelas, 10 Cloverfield Lane adalah salahsatu suguhan thriller terbaik yang hadir di tahun ini dan sama halnya seperti Cloverfield, lagi-lagi J.J Abrams berhasil mementori seorang debutan.

Rating: 8,5/ 10 
Based on: Its tremendeous intense atmosphere and good characterization

No comments:

Post a Comment