May 24, 2012

Men In Black 3 Review

"When there's a death, there will be a death.."

Perlu waktu yang cukup lama, 10 tahun, untuk menunggu kisah lanjutan dari Agent K dan Agent J, what to expect? Begitulah yang ada di pikiran saya ketika mendengar bahwa film sekuel kedua dari Men In Black dirilis tahun ini. Film yang bercerita tentang sebuah organisasi rahasia yang bertugas menjaga hubungan antar makhluk di alam semesta sudah begitu lama mengalami masa istirahat dan tiba-tiba bangkit kembali. Film pertamanya yang dirilis tahun 1997 sukses luar biasa sehingga sekuel pertamanya hadir tahun 2002, yang sayangnya kurang bisa mengikuti kesuksesan film pertamanya. Bahkan saya sempat berpikir mungkin kalau ada MIB3 akan sangat menggelikan, dengan jalan cerita yang akan menjadi luar biasa klise karena tidak ada hal baru yang ditawarkan, bahkan membayangkan Tommy Lee Jones beraksi lagi memegang senjata laser sudah cukup membuat dahi saya berkerut. Will Smith masih memungkinkan, tapi Tommy Lee Jones, seriously? isn't he too old for that? Lagipula pemilihan latar belakang cerita cukup klise, time-travelling yang bahkan sudah dipakai oleh kebanyakan film lain seperti Shrek.

Penjahat alien, Boris The Animal (Jermaine Clement)  yang telah 40 tahun dipenjara di Lunar Max (sebuah penjara di bulan) karena pernah berusaha memusnahkan Bumi, secara tidak terduga berhasil meloloskan diri dan kembali ke Bumi untuk menuntut balas ke Agent K (Tommy Lee Jones), orang yang telah mengambil satu tangannya. Namun, alih-alih Boris datang dan langsung membunuh Agent K, ia lebih memilih untuk kembali ke masa lalu, tepatnya 16 Juli 1969 untuk kembali mengulang usahanya menghancurkan Bumi dan misi tambahan, membunuh Agent K agar masa depannya bisa berubah. Agent J (Will Smith) yang mulai menyadari ada yang aneh ketika Agent K menghilang dan semua orang tidak mengenal Agent K, ikut kembali ke masa lalu untuk memperingatkan Agent K muda (Josh Broslin) atas apa yang menunggunya serta menyaksikan sendiri masa lalu Agent K yang selalu dirahasiakan dan tidak pernah diceritakan kepada siapapun.

Tidak ada hal baru yang ditawarkan oleh film ini, kecuali twist yang cukup membuat kejutan di jelang akhir film, alasan kenapa Agent K memilih Agent J sebagai partner-nya. Will Smith seperti biasa tampil sebagai Agent J yang banyak bicara dan terkesan tidak bisa diam, yang kadang membuat saya ingin berteriak 'shut up!' Beruntung ekspresi wajahnya begitu komikal ketika ia melemparkan jokes khasnya, sehingga mampu membuat saya tertawa. Tommy Lee Jones juga berakting sebagaimana layaknya Agent K yang tidak banyak bicara, hanya saja porsi penampilannya di film ini sangat sedikit dan digantikan Agent K muda yang diperankan oleh Josh Broslin. Chemistry yang muncul antara Josh Broslin dan Will Smith secara mengejutkan cukup baik, seolah-olah mereka memang merupakan partner sejak lama sehingga membuat saya nyaman menyaksikan kerjasama mereka. Josh Broslin juga mampu membawakan karakter Agent K nyaris sama persis dengan pembawaan Tommy Lee Jones dalam versi yang lebih ramah. Penampilan Josh Broslin bisa dibilang mencuri perhatian. Sedangkan Jermaine Clement yang tampil sebagai sebagai Boris The Animal mungkin adalah tipikal penjahat yang selalu muncul di film-film action namun kali ini versi alien yang kadang terlihat lucu walaupun sebenarnya buas, sayang walaupun penampilannya cukup baik, namun tetap tidak begitu mencuri perhatian.


Untuk urusan gambar dan special effect, mungkin saya harus mengatakan bahwa film ini cukup baik dari segi tersebut. Special effect yang memang merupakan jualan utama film ini selain Will Smith dan kekonyolan-kekonyolan yang hadir. Pekerjaan departemen special effect di film ini tampil melengkapi departemen make-up. Mungkin departemen make-up memang perlu diberikan kredit khusus seperti film-film MIB sebelumnya karna yah, para aktor yang berperan sebagai alien memang benar-benar nampak seperti alien. Alien-alien yang muncul nampak begitu meyakinkan, terutama Griffin yang juga merupakan kunci dari keseluruhan cerita. Bahkan segerombol alien kecil yang gemar minum kopi dan sering baradu mulut dengan Agent J di dua film sebelumnya masih muncul, namun porsinya sangat sedikit. Belum lagi suasana tahun 60-an yang berhasil digambarkan dengan baik. Kalau boleh saya menyarankan, saksikan film ini dalam format 3D karna 3D-nya tampil sangat baik dan meningkatkan intensitas ketegangan film ini. Secara keseluruhan Barry Sonnenfeld berhasil menampilkan kembali reuni Agent K dan Agent J dengan baik dan mampu membawa penonton larut dalam kisahnya walaupun formula yang diusung terkesan biasa.

Film ini memang tampil sebagai reuni antara Agent K dan Agent J dengan penonton setelah 10 tahun tidak bertemu. Mengusung tema yang sama dengan pemilihan time-travelling sebagai jalan cerita mungkin bisa menjadi penyelamat film ini karna bagi saya mengetahui kenyataan bahwa masa lalu ternyata amat berkaitan dengan masa kini merupakan hal yang menarik, time-travelling juga merupakan sesuatu yang membingungkan sekaligus misteri bagi saya (seperti franchise Terminator). Walaupun sedikit klise, namun setidaknya bagi saya film MIB3 ini masih lebih baik dari MIB2. Twist kecil di film ini juga menjadi satu hal yang menarik untuk disaksikan. Dan sekali lagi, praise the 3D! Sebagai salahsatu summer movie, film ini  cukup menghibur penonton tanpa harus berpikir panjang lebar dengan efek yang memanjakan mata. Selain itu, kekonyolan-kekonyolan yang hadir di film ini juga cukup menghibur walaupun mungkin ada beberapa jokes yang sangat cheesy. Oh ya, jangan lewatkan kenyataan tentang siapa sebenarnya Andy Warhol di film ini. Quite funny!

Rating: 7.5/10

No comments:

Post a Comment