Apr 9, 2013

The Host Review

"Our planet has never been more at peace. Only, it's not our planet anymore"
Hollywood dan film adaptasi tidak akan bisa dipisahkan, baik itu dari novel maupun komik. Kali ini yang mendapat giliran difilmkan adalah novel karangan Stephanie Meyer, yang sebelumnya sukses luar biasa lewat Twilight series, yang berjudul The Host.  The Host sedikit lebih beruntung, karena berhasil menggaet aktris muda berbakat Saoirse Ronan, yang sebelumnya pernah memperoleh nominasi Oscar kategori Best Supporting Actress lewat perannya sebagai Briony Tallis dalam Atonement. Sutradanya pun sudah memiliki track record yang tidak bisa begitu saja diremehkan. Adalah Andrew Niccol, yang sebelumnya pernah mengarahkan Ethan Hawke dan Uma Thurman dalam film bertema sci-fi yang sukses menuai pujian, Gattaca. Bahkan Andrew Niccol pernah menerima nominasi Oscar kategori Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen dalam film The Truman Show, dimana Jim Carrey tidak sadar bahwa hidupnya adalah sebuah acara reality show.

The Host berkisah mengenai Bumi yang diserang oleh makhluk dari planet lain mirip alien, yang disebut souls, yang menjadikan tubuh manusia sebagai inangnya. Berbeda dengan tubuh manusia lainnya, Melanie Stryder (Saoirse Ronan) memberontak dan melawan makhluk yang menyusupi dirinya karena ia telah berjanji pada adiknya, Jamie (Chandler Canterbury) untuk bertemu lagi, sehingga makhluk yang disebut Wanderer tersebut tidak berhasil menguasai tubuh Melanie. Padahal Seeker (Diane Krueger) terus berusaha mengorek informasi mengenai kelompok manusia yang masih bertahan dari pikiran Melanie. Wanderer, yang pada akhirnya mendapat nickname Wanda, akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan Melanie dan bertemu dengan Jamie serta kekasihnya, Jared Howe (Max Irons). Sialnya, banyak yang tidak percaya dengan Melanie, karena ia telah disusupi alien. Belum lagi Wanda mulai tersentuh dengan kebaikan Ian (Jake Abel) yang sangat baik terhadapnya. Maka Melanie dan Wanda terus berusaha meyakinkan kelompok manusia tersebut sekaligus lari dari kejaran Seeker adan menghadapi konflik batin untuk memilih antara Jake dan Ian.


Masih seperti Twilight, Stephanie Meyer masih menyisipkan kisah cinta dalam film bertema sci-fi ini. Sebenarnya Andrew Niccol sudah berusaha menonjolkan konflik Melanie-Wanda, namun entah kenapa film ini seperti terjebak menjadi film romantis medioker. Konflik Melanie-Wanda terasa kaku dan seolah melempem karena tertutup dengan kisah cinta Melanie-Jared. Sebenarnya ada beberapa adegan dimana Niccol berhasil membuat penonton larut dalam pelarian Melanie-Wanda. Tapi, semuanya langsung buyar ketika adegan ciuman (dan ciuman dan ciuman terus menerus) kembali hadir, berkali-kali. Inilah yang menjatuhkan film ini, seolah-olah film ini hanya dijejali adegan ciuman yang menyakitkan mata. Semua yang sudah dibangun oleh Niccol untuk mendapatkan feel petualangan, luluh lantak setiap adegan ciuman yang memuakkan hadir. Akibatnya, hubungan antar tokoh seolah bertumpuk sambil lalu sehingga tidak ada lagi yang tersisa selain ciuman dan ciuman dan ciuman. Voiceover Melanie dan Wanda terdengar konyol. Script-nya sendiri terlihat tidak maksimal. Entah bagaimana dengan novelnya, karna saya tidak pernah membaca novelnya, tapi yang jelas dialog dalam film ini terdengar tidak menarik ("Kiss me like you want to get slapped"? seriously?), yang mengakibatkan semua konflik yang ada, termasuk pergolakan batin Melanie dan Wanda, seolah sia-sia.

Lalu bagaimana dengan pemainnya? Adakah yang bermain bagus? Jawabannya adalah tidak. Saoirse Ronan tampil kaku dan flat, meskipun jika dibandingkan dengan rekannya yang lain, Saoirse masih tampil lebih baik, bahkan paling menonjol. Konflik batin Melanie dan Wanda terasa hambar. Max Irons dan Jake Abel juga tidak menolong. Chemistry mereka bertiga tidak ada, sehingga ketika menyaksikan film ini, tidak ada rasa apa-apa. Tidak ada rasa takjub, kagum, terharu ataupun yang lainnya. Semua terasa flat. Kalaupun ada yang menghibur, mungkin hanya tampang pemainnya. Beruntung, Diana Krueger tampil lumayan disini sebagai Seeker, sayang porsi tampilnya kurang. Begitu pula dengan William Hurt yang memerankan paman Melanie, Jeb, yang juga cukup memberi warna di film ini. Sisanya benar-benar tidak berarti.

 
In my opinion, The Host tidak bisa dibilang sebagai film science fiction, bahkan tidak bisa juga dikategorikan sebagai film romance. I even  enjoyed Twilight Series more than this. Yah, memang tidak banyak yang bisa diharapkan dalam film remaja yang diangkat dari novel hasil karya Stephanie Meyer ini. Padahal saya sudah datang ke bioskop dan menonton film ini dengan memasang ekspektasi yang serendah-rendahnya. Apa daya, saya masih tetap kecewa dengan film ini. For me, The Host is no more than a romance which is trying to hard to be a sci-fi movie. Saoirse Ronan membuang waktunya dengan menerima peran Melanie Stryder.

Rating: 5/10

No comments:

Post a Comment