Feb 26, 2013

Life of Pi Review

"In the end, the whole of life becomes an act of letting go, but what always hurts the most is not taking a moment to say goodbye"
Tantangan dalam mengadaptasi sebuah novel bukan suatu hal yang mudah, karena film adaptasi novel memiliki ending yang sudah diketahui oleh pembaca novelnya, sehingga tidak mungkin ending filmnya berbeda dengan novelnya. Maka tantangannya adalah bagaimana menghidupkan karakter-karakter novel tersebut menjadi tokoh-tokoh yang menarik di film. Hal ini juga dialami dalam proses adaptasi film Life of Pi. Rencana pembuatan film ini sudah ada sejak sepuluh tahun yang lalu, namun terkatung-katung karena sulitnya menerjemahkan lembaran-lembaran novel ini menjadi sebuah film. Bahkan sudah berpindah-pindah penyutradaraan, dari M. Night Shyamalan hingga akhirnya Ang Lee memperoleh kepercayaan penuh untuk menyutradarai film ini. Ang Lee yang memiliki background cemerlang sebagai seorang sutradara tentu mempercerah harapan pembaca novelnya. Bukunya sendiri memang bukan buku adventure biasa. Kisahnya sarat akan makna kepercayaan dan kehidupan. Dan yang unik adalah, film ini dibuat dalam format 3D. Merupakan sesuatu yang riskan ketika memilih medium 3D untuk sebuah film drama. Kebanyakan penonton akan berpikir seberapa layak 3D-nya dinikmati, mengingat format 3D umumnya digunakan dalam film action maupun fantasi.

The Twilight Saga: Breaking Dawn Pt. 2 Review

 "I've never thanked you for this extraordinary life"
Tidak bisa dipungkiri, Twilight telah menjadi salahsatu kisah cinta yang tidak akan mudah dilupakan begitu saja, setidaknya hingga 10 tahun mendatang. Kisah cinta vampire dan manusia yang diangkat dari novel karya Stephanie Meyers ini telah memikat sebagian remaja modern. Bahkan filmnya mengorbitkan nama Robert Pattinson dan Kristen Stewart as the new heartthrob. Selama 5 tahun terakhir, 4 film telah dirilis secara berturut-turut setiap tahunnya dan akhirnya di tahun 2012 ini, kisah ini mencapai akhir melalui Breaking Dawn Part 2 (Yes, the finale was split into two movies). Pertama kali muncul tahun 2008, Twilight memang bukanlah film yang diunggulkan. Tidak ada yang menyangka jika film berbudget rendah tersebut berhasil memperoleh raihan box office sepuluh kali lipat lebih besar dibanding budgetnya. Chemistry antara Pattinson dengan Stewart mampu menyelamatkan film ini, sederhana dengan score yang tepat sehingga terasa begitu romantis. Namun, kualitas yang cukup baik yang dibangun Catherine Hardwicke di Twilight seolah-olah dihempaskan begitu saja oleh Chris Weitz melalui New Moon yang begitu flat. David Slade yang didapuk menyutradarai film ketiganya Eclipse, juga tak mampu membawa performa film ini kembali ke awal. Hingga akhirnya Bill Condon dipercaya meyutradarai film pamungkasnya.

Feb 25, 2013

Skyfall Review

"Regret is not part of our profession"
Not in a single moment in my life, that I like James Bond. Ya, ini semacam sebuah pengakuan. So, sorry for Bond die hard fans. Saya tidak pernah suka agen mata-mata yang satu ini. I once watched Die Another Day, and I didn’t like it at all. Maksud saya, mana ada sih, agen mata-mata yang flamboyan dan selalu rapi tapi bisa selalu sukses mengalahkan penjahat? James Bond terlihat lebih jago bermain-main dengan wanita dibanding bermain-main dengan senjata api. Ketika Casino Royale dirilis tahun 2006, saya bahkan tidak peduli dengan para kritikus yang beranggapan bahwa ini adalah Bond terbaik kala itu. Apalagi melihat Daniel Craig yang notabene-nya ‘kurang tampan’ dibandingkan dengan pemeran-pemeran James Bond sebelumnya, semakin berkuranglah minat saya untuk menonton film ini. Ketidakpedulian saya berlanjut hingga tahun 2009, ketika Quantum of Solace dirilis dan lagi-lagi mendapat banyak pujian kritikus walaupun ratingnya tidak melampaui Casino Royale. Dan yah, saya masih belum punya ketertarikan untuk menonton seri Bond versi Daniel Craig pada saat itu. Dan anggapan itu berubah pada tahun 2012 ketika Skyfall dirilis.

Looper Review

"I don't want to talk about time travel because if we start talking about it then we're going to be here all day talking about it, making diagrams with straws." 
Nampaknya tahun ini adalah tahun besar Joseph Gordon-Levitt. Setelah tampil sebagai John Blake yang tanpa diduga merupakan peran yang memberi sedikit kejutan dari sekian banyak kejutan di film The Dark Knight Rises, kemudian tampil sebagai kurir sepeda yang kebut-kebutan di padatnya jalan raya New York dalam Premium Rush. Kali ini, ia kembali dipercaya menjadi pemeran utama dalam Looper, sebuah film bergenre science fiction yang mengusung masa lalu dan masa depan. Tema time travel memang selalu menarik untuk dibahas, apalagi IMO time travelling is always such a mystery

Premium Rush Review


"I like to ride. Fixed gear. No brakes. Can't stop. Don't want to, either" 

Pernah berpikir tentang betapa beratnya pekerjaan kurir sepeda? Mengayuh sepeda berkeliling kota untuk menyampaikan barang atau mungkin hanya sekedar pesan dari satu orang ke orang lain sambil menghadapi makian pengendara kendaraan bermotor. Atau pernahkah berpikir untuk melakukan adu balap ala Fast and Furious tapi dengan sepeda? Itulah yang berusaha digambarkan David Koepp dalam film garapannya yang berjudul Premium Rush yang memasang Joseph Gordon-Levitt sebagai leading role ini. Sebagai aktor, JGL tergolong cukup selektif dalam memilih peran. Logikanya, jika JGL bermain dalam film ini, berarti film ini memiliki keistimewaan tersendiri.

Feb 23, 2013

Ted Review

"Lori was right about you: you cannot take responsibility for anything that goes on in your life"
Dalam sejarah Hollywood, ada banyak sekali film yang bertema buddy movie yang umumnya menceritakan tentang naik turunnya hubungan pertemanan antara dua manusia yang rapuh hanya karena sebuah masalah kecil. Namun apa jadinya jika pertemanan yang dimaksud adalah pertemanan antara seorang pria dewasa dengan sebuah boneka beruang yang bisa bicara namun dengan mulut yang tidak sesuai dengan tampilan fisik yang menggemaskan? Itulah yang diangkat oleh Seth McFarlane, yang notabene adalah seorang komedian, selaku penulis cerita, dan jadilah sebuah film bertema buddy movie yang diberi judul Ted ini. Maka jangan pernah tertipu dengan poster filmnya, karena walaupun poster film ini menampilkan boneka beruang, this movie is not suitable for your kids because this movie contain some drugs use, sexual content and crude language.

Feb 22, 2013

The Bourne Legacy Review

" Jason Bourne was just the tip of the iceberg"
Setelah Bourne Ultimatum, masih butuhkah kita dengan kelanjutan agen rahasia yang lupa ingatan? Rupanya Hollywood masih merasa perlu untuk membuat sekuel. Anything could happen in Hollywood. Namun ketika faktor utama kesusksesan trilogy pertamanya tidak ikut serta kembali, masihkah film ini memiliki daya tarik? Paul Greengrass yang sukses menukangi dua film Bourne tidak kembali, begitu pula dengan Matt Damon. Maka produser harus benar-benar serius menentukan sutradara dan actor yang memiliki kualitas setara Matt Damon. Mungkin kekhawatiran bisa sedikit teratasi karna Tony Gilroy, yang juga terlibat pada Bourne Trilogy sebagai co-writer naik jabatan sebagai sutradara. Setidaknya Tony Gilroy punya pengalaman menyutradarai film Michael Clayton yang menghasilkan 8 nominasi Oscar. Sedangkan Jeremy Renner, aktor yang tahun lalu mendapat kesempatan mendampingi Tom Cruise serta sempat mencuri perhatian sebagai Hawkeye dalam film assemble superhero The Avengers, mendapat kesempatan menjadi leading role walaupun nama tokohnya tanpa embel-embel Bourne. Bagi saya, pemilihan Jeremy Renner bisa dibilang pilihan yang tepat mengingat Renner sedang berada dalam puncak karir. And you can say I’m a fan of him.

Feb 21, 2013

The Cabin In the Woods Review

"Forgive us and let us get it over with"
Rasanya sudah cukup lama saya tidak menulis di blog ini, padahal banyak sekali film yang saya tonton di bioskop. Untuk saat-saat ini saya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk menulis di blog. Bahkan waktu untuk menonton film pun rasanya sedikit sekali. Yah apa boleh buat, ada kegiatan lain yang lebih mendesak yang harus dikerjakan. Tapi saya juga tidak mau meninggalkan blog ini begitu saja. Jadi walaupun terlambat (karena ini film 6 bulan yang lalu dan cuma Titanic yang bisa bertahan selama itu di bioskop) maka dengan penuh tekad saya tetap menulis di blog ini, tak peduli sudah sejauh apa saya ketinggalan.