Mar 22, 2013

Argo Review



"Sir, exfils are like abortions. You don't wanna need one. But when you do, you don't do it yourself"

Bertahun-tahun lalu orang mengenal Ben Affleck sebagai seorang aktor. Berpuluh-puluh film sudah ia bintangi, seperti Armageddon, Pearl Harbor, Paycheck hingga Daredevil. Bahkan ia pernah terjerembab dalam film buruk semacam Gigli. Nominasi Razzie untuk worst actor of the decade ia raih, padahal ia pernah memenangkan Oscar kategori Best Original Screenplay untuk naskah film Good Will Hunting yang ia tulis dan bintangi bersama sahabatnya, Matt Damon. Namun segala kritik negatif rupanya malah membuat Ben Affleck semakin kuat. Tahun 2007 ia duduk sebagai sutradara film Gone Baby Gone, dilanjutkan dengan The Town pada tahun 2010. Kedua film tersebut mendapat sambutan yang positif baik dari kritikus maupun penonton. Bahkan kredit khusus ditujukan kepada Ben Affleck selaku sutradara. Maka dunia pun mulai mengakui Ben Affleck sebagai sutradara handal. Tahun 2012 ia kembali menyutradarai fim berjudul Argo, yang sudah menghantarkan banyak penghargaan sutradara terbaik untuknya dalam ajang Golden Globe dan BAFTA. Sayangnya ia tidak memperoleh nominasi untuk kategori sutradara terbaik di Oscar. Banyak yang tidak setuju dengan keputusan AMPAS yang meng-snub Ben Affleck.

Tahun 1979, penduduk Iran menyerang dan berhasil menduduki U.S Embassy. Mereka menyandera lebih dari 60 orang warga negara Amerika. Namun ada 6 orang Amerika yang berhasil lolos dari insiden kantor kedutaan tersebut dan bersembunyi di rumah Dubes Kanada selama berbulan-bulan tanpa bisa keluar. Tony Mendez (Ben Affleck) adalah seorang agen CIA yang ditugaskan untuk merancang plot sebagai tindakan pembebasan terhadap keenam orang tersebut, yakni menyamarkan enam orang tersebut sebagai kru film asal Kanada yang akan melakukan location survey ke Iran untuk syuting. Tony bekerja sama dengan seorang make up artist Hollywood, John Chambers (John Goodman) dan seorang produser, Lester Siegel (Alan Arkin)  untuk menyusun pra produksi dari sebuah film palsu berjudul Argo yang akan menjadi penentu hidup dan mati dari keenam orang yang terjebak tersebut.


Dengan berlabel based on true story, film yang diangkat dari sebuah artikel online berjudul How the CIA use a Fake Sci-Fi Flick to Rescue Americans from Tehran karya Joshuah Bearman ini benar-benar menjadi sebuah film thriller menegangkan. Film yang dikritik tidak akurat karena mengecilkan peran Pemerintah Kanada dan membesar-besarkan peran CIA ini mampu menjaga tensi ketegangan dari awal hingga akhir film. Melalui dialog dalam script garapan Chris Terrio yang apik dengan selipan humor di beberapa adegan (terutama line Argo fuck yourself sendiri) berhasil membangun kesan menegangkan. Hasil editing film dari William Goldenberg ini juga sangat rapi sehingga rasanya tidak ada adegan yang tidak perlu. Belum lagi score dari Alexander Desplat yang semakin menambah kesang menegangkan. Ben Affleck benar-benar menciptakan sensasi luar biasa melalui kombinasi dunia Hollywood dan hingar bingar Iran, menjadikan penonton tidak berhenti menarik nafas dalam setiap momen ketegangan yang terjadi.

Castingnya juga tidak mengecewakan. Sebagai ujung tombak, Ben Affleck memerankan tokoh utamanya, Tony Mendez, dengan cemerlang. Karakternya sedikit bicara namun banyak bekerja terlihat sangat meyakinkan. Ensemble cast pemeran 6 orang diplomat pun tampil saling melengkapi satu sama lain. Tate Donovan, Clea DuVall, Scoot McNairy Rory Cochrane, Christopher Denham dan Kerry Bishé tampil sangat meyakinkan sebagai sekumpulan orang yang terjebak dan ketakutan. Dan tentu saja kita tidak bisa mengabaikan peran John Goodman dan Alan Arkin sebagai dua orang dibalik film bohongan tersebut. Penampilan keduanya bisa dibilang sebagai penyegar di tengah ketegangan yang sangat intens. Masing-masing casting mampu memberikan penampilan yang baik dalam menyokong ketegangan dalam film garapan Ben Affleck ini.


Argo menjadi sebuah pembuktian diri dari Ben Affleck dalam kiprah penyutradaraannya. Ben Affleck mampu membuat Argo menjadi sebuah film yang mampu membuat penontonnya terhenyak sesaat menahan nafas ketika menyaksikannya. Mengenai anggapan kalau film ini melebih-lebihkan peran CIA, c'mon ini kan film Hollywood? Tentu saja Hollywood akan menonjolkan peran Amerika. Sejarah macam apapun bisa diobrak abrik sesukanya oleh Hollywood. Lepas dari ketidakakuratannya (Pemerintah Canada merasa tidak dianggap dan Iran merasa film ini mengada-ada), film ini menyajikan adegan-adegan tanpa hingar bingar ledakan namun tetap memacu adrenalin melalui dialog-dialognya. Try watch this movie, and prepare to hold your breathe.

Rating: 9/ 10










No comments:

Post a Comment