"It means that we're actually nice to each other, we can get sucked up into Heaven, too. That's the deal"Apa yang terjadi ketika selebriti-selebriti yang memang sering bekerja sama dalam suatu film dikumpulkan menjadi satu dan membuat film dimana mereka memerankan diri mereka sendiri? Itulah yang terjadi dalam film berjudul This is the End ini. Diangkat dari film pendek berjudul Jay and Seth versus the Apocalypse karya Jason Stone dan Evan Goldberg tahun 2007, film ini bertaburan cameo para bintang yang memang sering bekerja sama dalam beberapa film. Sebut saja nama Seth Rogen, Jay Baruchel, Jonah Hill, Danny McBride, Craig Robinson dan James Franco serta nama-nama lain seperti Michael Cera, Christopher Mintz-Plasse, Jason Segel, Paul Rudd, Emma Watson hingga Rihanna, semuanya masing-masing memerankan dirinya. Lewat deretan pemainnya saja sudah terbaca bahwa film ini mengusung genre komedi mengenai kiamat. Lalu bagaimana Seth Rogen dan Evan Goldberg mengangkat tema yang cukup serius, yakni kiamat, in comedic way?
Dec 31, 2013
This Is The End Review
Dec 29, 2013
Side Effects Review
"Depression is an inability to construct a future"Pernah berpikir soal efek samping dari obat-obatan yang kamu konsumsi? Misalnya obat yang Anda konsumsi akan menyebabkan kantuk dan sebagainya. Atau bahkan sekedar meluangkan waktu untuk membaca efek samping tersebut? Jika tidak, mungkin film bisa membuat Anda sedikit lebih concern soal hal tersebut. Ya, setelah tahun 2011 Steven Soderbergh sukses membuat orang-orang percaya soal betapa cepatnya penyakit bisa menyebar bahkan hanya dengan sentuhan di Contagion, Soderbergh kembali ke thriller berlatar dunia medis, hanya saja fokusnya dipersempit menjadi soal masalah psikis dan efek samping dari obat anti depresan. Salahsatu film Soderbergh sebelum hiatus panjang ini bergenre psychological thriller dan seperti karya Soderbergh biasanya, film ini bertabur bintang seperti Jude Law, Rooney Mara, Catherine Zeta Jones dan Channing Tatum.
Dec 26, 2013
The Hobbit: The Desolation of Smaug Review
"When did we allow evil to become stronger than us?"Akhirnya salahsatu film yang paling ditunggu di tahun 2013 dirilis juga. Lanjutan petualangan paman si Frodo Baggins di LOTR, Bilbo Baggins kembali ke layar lebar. Setelah ending film pertamanya dibuat cliffhanger, yang merupakan strategi tepat karena memancing rasa penasaran penonton, Peter Jackson kembali membawa kita berpetualang ke Middle Earth yang seolah tiada habisnya dijelajahi. Materi The Hobbit yang sebenarnya jauh lebih ringan dan lebih singkat dibandingkan LOTR sendiri ini dipecah menjadi tiga semata demi memperpanjang umur Middle Earth di layar lebar sekaligus sumber uang MGM dan New Line Cinema, karena rencana awalnya novel The Hobbit hanya dibagi menjadi dua film. Namun rupanya Peter Jackson dan para petinggi lainnya merasa dua film bukanlah jumlah yang tepat untuk petualangan seepik ini, maka jadilah The Hobbit dibuat trilogi. Sebenarnya yang membuat saya percaya dengan The Hobbit ini adalah tentu saja nama Peter Jackson yang sudah berpengalaman menyutradarai film-film 'besar' yang masih memegang film ini, dan tentu saja pengaruh hipnotis trilogi LOTR yang masih saja menghantui saya.
Snowpiercer Review
"I belong to the front, you belong to the tail. Keep in your place"Tidak bisa dipungkiri, meskipun Korea Selatan hampir selalu identik dengan drama cengeng, tidak sedikit juga drama thriller asal Negeri Gingseng ini yang punya reputasi bagus. Saya pribadi masih memfavoritkan Oldboy sebagai pemuncak film asal Korea Selatan yang paling memikat. Yah, meskipun memang harus diakui bahwa saya bukan tipe penikmat film Asia dan sedikit selektif terhadap film Asia, tapi saya harus akui bahwa Korea Selatan saat ini bisa dibilang sebagai negara Asia yang paling aktif melemparkan filmnya ke pasar internasional. Kali ini saya membicarakan tentang film Snowpiercer, yang disutradarai Bong Joo-Ho. Seandainya Anda tidak familiar dengan namanya, mungkin akan familiar mendengar salahsatu filmnya, yakni The Host (bukan, bukan film Saoirse Ronan yang gaje itu) di tahun 2006, atau Mother di tahun 2009. Diangkat dari novel grafis asal Perancis yang berjudul "Le Transperceneige", film ini dibintangi oleh aktor berbagai ras asal Amerika, Korea Selatan dan Afro Amerika. Ramainya nama-nama populer di poster jelas menjadi daya tarik tersendiri, meskipun film ini tergolong minim promosi dan di Indonesia sendiri ditayangkan di jaringan bioskop terbatas.
Dec 25, 2013
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Review
"Kau yang sanggup menjadikan saya seorang yang gagah berani, kau pula yang sanggup menjadikan saya sengsara selamanya"
Saya pernah menuliskan bahwa menonton film Indonesia di bioskop adalah sebuah pertaruhan. Ya, berbicara soal film Indonesia mungkin cukup sulit, karena memang sedikit sekali film Indonesia yang punya kadar hiburan dan kualitas tinggi secara bersamaan. Atau mungkin bisa dibilang kebanyakan penonton sudah hilang kepercayaan terhadap film Indonesia, termasuk saya. Siapa sih yang mau buang-buang uang untuk film kacangan yang sebenarnya lebih layak jadi sinetron ketimbang film bioskop? Tahun ini kebetulan ada satu novel sastra lama karya Buya Hamka yang difilmkan yang cukup menarik perhatian saya, yakni Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, setelah kegagalan Di Bawah Lindungan Ka’bah yang tidak bisa saya nilai karena hingga detik ini pun saya belum pernah tonton. Jujur saja, saya tertarik menyimak film ini karna faktor saya pernah baca novelnya, itupun karena tugas sekolah (untuk tugas resensi buku seingat saya) serta faktor Reza Rahadian yang meskipun frekuensi munculnya beberapa tahun terakhir cukup mengerikan, tapi tidak bisa dipungkiri ia memang punya kualitas akting yang bagus. Jadi saya mencoba mengambil resiko menonton film ini. Lagipula trailer juga terlihat cukup menarik.
Dec 15, 2013
Frozen Review
"Some people are worth melting for"
Disney sudah sejak lama dikenal
sebagai studio yang hampir selalu menghasilkan
film animasi yang berkualitas. Era awal 90-an merupakan masa kejayaan
Disney. Mulai dari Beauty and the Beast, The Lion King, Tarzan, Aladdin hingga
Mulan, semuanya diakui khalayak tidak hanya memiliki kualitas animasi yang
bagus, namun juga cerita yang menghibur, hingga akhirnya tergusur oleh era
animasi 3D yang dipelopori oleh Pixar dengan Toy Story-nya. Belum lagi gempuran
dari studio lain seperti Dreamworks yang juga mulai memproduksi film animasi.
Ditengah himpitan persaingan yang tinggi, Disney akhirnya bergabung dengan
Pixar dan bekerja sama memproduksi film animasi. Namun Disney tetap memproduksi
film animasinya sendiri meskipun beberapa kurang sukses di pasaran, hingga di
tahun 2010, Disney berhasil comeback
lewat Tangled serta Wreck-It Ralph di tahun 2012. Tahun ini, Disney kembali
dengan film animasi berjudul Frozen.
Nov 28, 2013
The Hunger Games: Catching Fire Review
"..our lives aren't just measured in years. The measure in our lives are the people we touch around us"
Lebih dari setahun yang lalu setelah novel The Hunger Games karya Suzanne Collins diangkat ke layar lebar, franchise ini mengalami perubahan yang cukup besar. Mulai dari penyutradaraan yang berubah dari Gary Ross ke Francis Lawrence, hingga level franchise ini yang jauh meningkat setelah salahsatu pemeran utamanya, Jennifer Lawrence, mendapat Oscar tahun ini. Film pertamanya sendiri sukses dan dianggap sebagai penerus Saga Harry Potter dengan penggemar yang tak terhitung banyaknya. Hampir setiap update terbaru tentang film ini mengundang perhatian, terutama bagi pembaca novelnya yang ingin mengetahui siapa yang akan memerankan karakter baru favorit mereka, seperti Finnick Odair dan Johanna Mason. Tak dapat dipungkiri, Lionsgate has found their new money-making machine. Apalagi novel terakhirnya, Mockingjay, akan dipecah menjadi dua film, mengikuti film yang juga diangkat dari novel laris, Harry Potter dan Twilight, semakin memperkuat opini tersebut. Meskipun begitu, franchise ini memang memiliki kekuatan, terutama kisah pemberontakan dan isu sosial yang semakin terasa di buku kedua dan ketiganya.
Ender's Game Review
"In the moment when I truly understand my enemy, understand him well enough to defeat him, then in that very moment I also love him"
Butuh waktu hampir 30 tahun bagi Hollywood untuk mengangkat novel ini ke dalam media film. Ya, Ender's Game diangkat dari novel berjudul sama karangan Orson Scott Card yang dirilis tahun 1985 ini akhirnya berhasil difilmkan setelah banyaknya rencana memfilmkan film ini namun gagal karena beberapa alasan. Filmnya sendiri tidak banyak punya promosi di Indonesia, bahkan kalah populer dibandingkan Thor. Tapi ada alasan tertentu mengapa film ini jadi salahsatu film yang ditunggu. Novelnya sendiri di Amerika Utara banyak memenangkan penghargaan serta menjadi salahsatu bacaan yang direkomendasikan di sekolah militer. Dibintangi Asa Butterfield, Harrison Ford, Viola Davis, Hailee Steinfeld, Abigail Breslin hingga Ben Kingsley, siapa yang bisa menolak sederetan cast yang begitu menggiurkan?
Nov 10, 2013
Thor: The Dark World Review
"There's nothing more relaxing than knowing that the world is crazier than you are"Sebelum tahun 2011, Thor bukanlah siapa-siapa. Mungkin fans komik Marvel sudah mengenalnya sejak berpuluh-puluh tahun silam, tapi orang awam? Thor bukan siapa-siapa dibanding Superman atau Batman atau bahkan teman sesama Marvel Spider-Man yang memang punya popularitas lebih tinggi. Namun semenjak tahun 2011 dimana film pertamanya dirilis, popularitas Thor juga ikut meningkat, apalagi ketika superhero ini ikut bergabung dalam proyek maha besar Marvel's The Avengers. Dan tentu saja ini juga berimbas pada karier sang pemerannya, Chris Hemsworth yang sebelumnya tidak dikenal, menjadi superstar. Tahun ini, superhero asal Asgard dengan ciri khas palu Mjolnir sebagai senjatanya ini kembali ke layar lebar pasca The Avengers dan bergabung bersama Iron Man 3 memasuki Marvel Cinematic Universe Phase 2 dimana kejadian ini berlangsung pasca kejadian di New York dalam The Avengers. Apalagi sekarang yang harus dihadapi Thor?
Oct 30, 2013
Captain Phillips Review
"There's got to be something other than being a fisherman or kidnapping people"
Siapa Captain Phillips? Kenapa kisah hidupnya harus difilmkan? Mungkin memang tidak banyak yang tahu, Captain Phillips adalah kapten kapal Maersk Alabama yang menjadi korban pembajakan oleh bajak laut Somalia. Ia bahkan sempat ditawan oleh kelompok bajak laut tersebut selama beberapa hari. Kisah film ini sendiri diangkat dari buku karya sang kapten sendiri yang berjudul A Captain's Duty: Somali Pirates, NAVY Seals, and Dangerous Days at Sea (2010). Dan ya, ada nama Paul Greengrass di kursi sutradaranya, orang yang sama yang pernah menyajikan Bourne Supremacy dan Bourne Ultimatum ke hadapan kita. Ia juga pernah menyutradarai film berkisah pembajakan juga, hanya saja pembajakan pesawat, yakni United 93. Tidak sampai disitu, ada nama Tom Hanks di jajaran cast-nya, membuat film ini terlihat begitu menjanjikan.
Oct 27, 2013
Prisoners Review
"Pray for the best, but prepare for the worst"
Ketika ada dua nama aktor besar macam Hugh Jackman dan Jake Gyllenhaal terpampang di poster sebuah film, maka sepertinya itu sudah jadi alasan yang cukup untuk menyaksikan film tersebut, at least it's reasonable for me to watch the movie because of them. Keduanya pernah dinominasikan dalam ajang Academy Awards karena mereka berdua mampu menunjukkan kualitas akting yang sangat bagus. Dan ya, alasan itulah yang membuat saya rela menyaksikan film yang diberi judul Prisoners ini meskipun film ini tidak se-happening Insidious Chapter 2. Minim promosi, namun setidaknya film karya Denis Villeneuve yang pernah menyutradarai Incendies ini masih menarik perhatian moviegoers meskipun tidak sebesar pesaingnya yang tayang pada minggu yang sama. Apalagi film ini punya reputasi yang bagus di mata kritikus.
You're Next Review
"Grab anything that might make a good weapon"Tidak terhitung banyaknya film dengan tema home invasion. Mulai dari film klasik yang mengerikan macam A Clockwork Orange karya Stanley Kubrick, yang menegangkan seperti Panic Room karya David Fincher hingga dalam bentuk komedi sekalipun seperti yang terjadi dalam Home Alone karya Chris Columbus. Setidaknya sekarang daftar film dengan tema tersebut bertambah dengan dirilisnya You're Next secara internasional. Film yang disutradarai Adam Wingard dan ditulis oleh Simon Barrett ini sendiri sebenarnya sudah ditayangkan di Toronto International Film Festival (TIFF) Midnight Madness Program tahun 2011 (program yang sama dimana The Raid memenangkan People's Choice Award) dan mendapat banyak komentar positif dari penonton kala itu. Butuh 2 tahun hingga akhirnya You're Next beredar luas dan bisa dinikmati masyarakat umum.
Oct 10, 2013
Gravity Review
"It's time to stop driving. It's time time to go home"Semenjak film terakhirnya, Children of Men, dirilis sekitar tahun 2006, Alfonso Cuaron memang tidak pernah terdengar menyutradarai satu film pun. Sutradara asal Meksiko yang pernah menggarap salahsatu film Harry Potter ini hanya terdengar duduk di kursi produser dalam beberapa film, seperti Pan's Labyrinth. Setelah tujuh tahun menghilang, tiba-tiba tahun ini namanya kembali muncul ke permukaan lewat sebuah film berjudul Gravity. Rupanya dalam masa hiatus, Cuaron benar-benar mematangkan konsep film terbarunya ini. Lewat trailernya kita disuguhi adegan dimana kedua pemeran utamanya, Sandra Bullock dan George Clooney yang seolah tersesat melayang-layang tanpa arah di luar angkasa. Yang lebih menghebohkan lagi, film ini mendapat sambutan luar biasa positif dari kalangan kritikus ketika ditayangkan di 70th Venice International Film Festival. Lalu apa yang membuat film ini dibanjiri review positif atau bahkan membuat seorang James Cameron mampu berkata bahwa film ini "the best space film ever done"?
Oct 8, 2013
Rush Review
Mobil dan balapan. Tema mengenai
kedua hal ini sudah banyak diangkat ke layar lebar. Terakhir kali kita bertemu
dengan sekuel kelima dari franchise Fast & Furious yang masih menunjukkan
eksistensinya hingga film ketujuh. Kali ini giliran Ron Howard yang mengangkat
drama biopik mengenai rivalitas antara dua pembalap Formula One yang
memperebutkan gelar World Champion di tahun 1976, James Hunt dan Niki Lauda.
Ini bukan pertama kalinya Ron Howard membuat film yang diangkat dari kisah
nyata. Tahun 1993, ia pernah membuat Apollo 13 yang mendapat pujian di kalangan
kritikus. Jadi, film ini layak mendapat perhitungan, apalagi track record Ron
Howard cukup bagus, terutama beraitan dengan tema drama. Film ini memasang
aktor muda yang sedang naik daun, Chris Hemsworth sebagai James Hunt dan Daniel
Bruhl sebagai Niki Lauda dalam persaingan yang dilatari dunia balapan Formula
One.
Oct 6, 2013
Insidious Chapter 2 Review
"In my line of work things tend to happen when it gets dark"
Belum lama James Wan berhasil
membuat penonton berteriak ketakutan lewat The Conjuring, ia kembali lagi lewat
sekuel Insidious yang pernah sukses di tahun 2011. Ya,, kali ini dengan
embel-embel Chapter 2, James Wan membawa kembali horor ke bioskop lengkap
dengan Leigh Whannel sebagai penulis ceritanya dalam sekuel Insidious. Semua
pemeran utamanya kembali, termasuk Patrick Wilson, Rose Byrne dan Ty Simpkins
yang memerankan keluarga Lambert yang mengalami teror dari makhluk halus.
Sedikit mengulas film pertamanya, Insidious berhasil membuat banyak orang
ketakutan saat itu. Tidak hanya suasananya, namun momen-momen utama berhasil
dibangun James Wan dengan sangat baik dan begitu efektif menakuti penonton.
Maka tidak heran jika film ini mendapat antusiasme yang tinggi dari penonton.
Labels:
Film,
Film Hollywood,
Horror,
Review,
Thriller
Sep 24, 2013
The Family Review
"Like Al Capone said, asking polite with a gun in your hand is better than asking polite with nothing"
Kisah mengenai keluarga mafia sudah sering diangkat ke layar lebar. Mulai dari The Godfather, Once Upon in America hingga Goodfellas, semuanya berkisah seputar keluarga mafia. Yang menarik, ada satu aktor yang hampir identik dengan karakter mafia, bahkan dalam film animasi sekalipun. Ya, ia adalah Robert De Niro. Tidak terhitung sudah berapa kali ia memerankan sosok mafia karena memiliki darah Italia. Dan lagi-lagi kali ini ia memerankan seorang mantan mafia dalam film terbaru Luc Besson yang berjudul The Family ini. Tidak hanya menjual nama De Niro dan Luc Besson, film ini juga punya Michelle Pfeiffer, Tommy Lee Jones, Dianna Agron dan Martin Scorsese yang duduk di kursi produser eksekutif. Film ini sendiri diangkat dari novel berjudul Malavita karya Tonino Benacquista (atau Badfellas dalam versi bahasa inggrisnya), itu sebabnya film ini punya judul alternatif Malavita di beberapa negara, salahsatunya Indonesia.
Sep 23, 2013
Kick-Ass 2 Review
Real life superhero, itulah Kick-Ass. Tanpa kekuatan super bahkan peralatan canggih, Kick-Ass berani turun ke jalanan dan menggagalkan aksi kejahatan. Meskipun dalam kehidupan sehari-harinya Kick-Ass adalah seorang remaja culun, banyak yang mengagumi keberanian Kick-Ass. Kali ini, film yang merupakan sekuel dari film berjudul Kick-Ass di tahun 2010 garapan Matthew Vaughn, diadaptasi dari komik karya Mark Millar dan John Romita, Jr. yang berjudul Kick-Ass 2 dan juga Hit Girl. Kali ini Matthew Vaughn tidak kembali sebagai sutradara, melainkan hanya duduk di kursi produser sementara Jeff Wadlow diserahi tugas sebagai sutradara. Sebagian besar pemeran utama dari film pertamanya hadir kembali melanjutkan perannya. Film pertamanya sendiri bisa dibilang sukses di box-office dan merebut hati para kritikus karena berhasil mengkombinasikan violence dan comedy dengan baik, jadi sudah pasti banyak orang yang menaruh harapan terhadap kelanjutan aksi Kick-Ass dan Hit Girl.
Sep 16, 2013
The Bling Ring Review
Pernah mendengar kasus mengenai rumah sejumlah selebriti Hollywood yang menjadi korban perampokan sekelompok remaja? Selebriti seperti Paris Hilton, Rachel Bilson hingga Orlando Bloom dan Lindsay Lohan menjadi korban dan kasus ini sempat heboh di kalangan selebriti pada tahun 2008 hingga 2009. Berdasarkan artikel Vanity Fair oleh Nancy Jo Sales yang berjudul 'The Suspects Wore Louboutins', Sofia Coppola mengangkat kisah perampokan yang didalangi remaja yang terobsesi dengan kehidupan gemerlap Hollywood ini ke dalam sebuah film berjudul The Bling Ring. Tidak banyak yang bisa diceritakan, kecuali ada nama si pemeran Hermione Granger, Emma Watson, dalam jajaran castingnya. Ya, mantan penyihir Hogwarts ini hijrah menjadi salahsatu perampok dalam film ini. Meskipun Emma Watson sudah berkali-kali berkata bahwa dalam film ini ia hanya salahsatu dari lima pemeran utama, tetap saja kehadirannya merupakan daya tarik tersendiri selain nama Sofia Coppola sebagai sutradara."I think we just wanted to be part of the lifestyle. The lifestyle that everybody kinda wants"
Sep 5, 2013
R.I.P.D Review
"Our job is catching bad souls that escape the afterlife"
For anyone who doesn't know, R.I.P.D atau kepanjangan dari Rest In Peace Department adalah semacam kepolisian di alam baka. Sama seperti NYPD ataupun LAPD, R.I.P.D juga bertugas menegakkan keadilan, hanya saja daerah tugasnya adalah dunia setelah kematian. Film ini diadaptasi dari komik berjudul Rest In Peace Department karangan Peter M. Lenkov yang dipublikasikan oleh Dark Horse Entertainment. Secara kasat mata, film ini bisa dibilang beruntung karena punya nama-nama besar macam Jeff Bridges, Ryan Reynolds, Kevin Bacon hingga Mary Louise-Parker dalam jajaran casting-nya. Film yang sempat mengalami penundaan rilis ini, yang harusnya dirilis 28 Juni 2013 malah diundur menjadi 19 Juli 2013, disutradarai oleh Robert Schwentke. Fakta lain bahwa film ini tidak menggelar advance screening untuk kritikus sedikit banyak membuat orang curiga, karena biasanya film yang tidak menggelar advance screening dan mengalami penundaan rilis merupakan ciri-ciri calon film gagal, karena bahkan pihak produser sendiri ragu-ragu merilisnya dan bahkan tidak berani mendengar ocehan kritikus. Tapi, apapun itu, tidak ada salahnya berpikir positif dengan film ini, apalagi kalau melihat casting-nya.
Sep 3, 2013
The Mortal Instruments: City of Bones Review
"Everything you've heard... about monsters, about nightmares, legends whispered around campfires. All the stories are true"
Aug 29, 2013
Elysium Review
Read more at http://www.ranker.com/list/elysium-movie-quotes/movie-and-tv-quotes#2ohKKiZqicmjR7cj.99
"There's nothing left down here. They have it all on Elysium, and they'll do anything to keep us out. It's time to change everything"They have it all on Elysium, food, water, medicine, and they'll do anything to keep us out. It's time to change everything."
Read more at http://www.ranker.com/list/elysium-movie-quotes/movie-and-tv-quotes#2ohKKiZqicmjR7cj.99"There's nothing left down here. They have it all on Elysium, food, water, medicine, and they'll do anything to keep us out. It's time to change everything."
Read more at http://www.ranker.com/list/elysium-movie-quotes/movie-and-tv-quotes#2ohKKiZqicmjR7cj.99There's nothing left down here. They have it all on Elysium, food, water, medicine, and they'll do anything to keep us out. It's time to change everything.
Read more at http://www.ranker.com/list/elysium-movie-quotes/movie-and-tv-quotes#2ohKKiZqicmjR7cj.99
There's nothing left down here. They have it all on Elysium, food, water, medicine, and they'll do anything to keep us out. It's time to change everything.
Read more at http://www.ranker.com/list/elysium-movie-quotes/movie-and-tv-quotes#2ohKKiZqicmjR7cj.99There's nothing left down here. They have it all on Elysium, food, water, medicine, and they'll do anything to keep us out. It's time to change everything.
Read more at http://www.ranker.com/list/elysium-movie-quotes/movie-and-tv-quotes#2ohKKiZqicmjR7cj.99
Setelah menggebrak lewat District 9 di tahun 2009, sutradara asal Afrika Selatan, Neill Bloomkamp, tahun ini kembali membawa sebuah film bertema science-fiction yang diberi judul Elysium. Ketika gambar-gambar pertamanya dirilis yang menampilkan Matt Damon yang memangkas habis rambutnya sambil mengangkat senjata, film ini sudah banyak dibicarakan semenjak Comic-Con tahun 2012. Tentu saja nama Neill Bloomkamp sangat memiliki pengaruh besar dalam popularitas Elysium. Karya Bloomkamp sebelumnya, District 9, sudah membuat orang-orang menaruh standar yang tinggi untuk Elysium. Lalu kenapa diberi judul Elysium? Dalam mitologi Yunani, Elysium adalah alam yang dihuni para pahlawan, tokoh suci, dan sosok pilihan dewa. Meskipun sudah mati, penghuninya tetap hidup disana. Bahkan, kehidupan mereka
sangat bahagia dan sempurna di Elysium. Lalu apa hubungannya dengan filmnya? You'll find out when you watch it.
Aug 28, 2013
Percy Jackson: Sea of Monsters Review
"Forget about the oracle. You don’t like your destiny? Write a new one!"
Percy Jackson akhirnya kembali lagi ke layar lebar. Percy Jackson & The Olympians: The Lightning Thief yang dirilis tahun 2010 tidak bisa dibilang gagal, namun tidak bisa dibilang luar biasa sukses juga. Setidaknya film tersebut tidak sampai membuat produsernya sakit kepala karna tidak balik modal, meskipun akhirnya sekuel film yang diangkat dari novel karya Rick Riordan ini perlu waktu tiga tahun untuk comeback ke layar lebar. Dengan mengusung subjudul Sea of Monsters, yang juga merupakan buku kedua dari keseluruhan seri petualangan Percy Jackson, film ini masih mempercayakan peran utamanya kepada Logan Lerman yang saat ini punya karir yang jauh berkembang dibanding saat film pertamanya dirilis. Namun kali ini Chris Columbus tidak kembali menduduki kursi sutradara, melainkan berpindah tangan ke Thor Freudenthal. Not familiar with this man? Mungkin karena ia memang belum punya film besar, karena sejauh ini mungkin hanya Diary of a Wimpy Kid yang paling dikenal publik.
Aug 18, 2013
Lovelace Review
Who the hell is Linda Lovelace? Apa sih yang membuat dia begitu spesial sampai-sampai dibuatkan film biografi tentang dirinya? For your information, Linda Lovelace atau yang bernama asli Linda Boreman adalah seorang bintang porno di era 70an dan paling dikenal lewat film Deep Throat, salahsatu film porno paling fenomenal yang punya plot dan pengembangan karakter didalamnya. Untuk ukuran film tahun 70an, film tersebut sudah tergolong sangat vulgar karna menampilkan adegan blow job sehingga menimbulkan kontroversi dan dilarang tayang di beberapa negara bagian kala itu. Film ini pulalah yang mengangkat nama Linda Lovelace karna Deep Throat merupakan film porno dengan penghasilan terbesar. Tapi tenang, kita tidak akan membahas soal Deep Throat itu, karna film Lovelace yang disutradarai Rob Epstein dan Jeffrey Friedman ini membahas soal kehidupan Linda dibawah pengaruh suaminya yang abusive, Chuck Traynor, yang memaksanya untuk terjun ke dunia pornografi."God forbid there's somebody out there that's going through what I went through. And maybe they can get the courage to get out of it"
Labels:
Biography,
Drama,
Film,
Film Hollywood,
Review
Aug 16, 2013
Behind the Candelabra Review
"I was saved because God looks upon me with special favor"
Seberapa jauh kamu mengenal Liberace? If you have no clue about who Liberace is, I'll give you some. Wladziu Valentino Liberace atau lebih dikenal dengan Liberace atau Li adalah seorang pianis keturunan Italia-Polandia asal Amerika yang terkenaldi era 50 hingga 70-an. Tidak hanya kemampuannya bermain piano yang terkenal, namun juga penampilannya yang flamboyan. Tidak ada kostumnya yang 'biasa' dalam setiap penampilannya, bahkan ia selalu meletakkan candelabra di atas pianonya, membuat banyak orang mempertanyakan orientasi seksualnya. Kehidupan di balik glamournya penampilan Liberace-lah yang diangkat oleh Steven Soderbergh dalam film terakhir Soderbergh sebelum hiatus panjang berjudul Behind The Candelabra ini. Dibintangi oleh Michaael Douglas dan Matt Damon, film ini mungkin tidak banyak menarik perhatian publik kalau Anda tidak familiar dengan karya Soderbergh, bahkan banyak studio Hollywood yang menolak film ini karena katanya "terlalu gay".
Aug 9, 2013
Trance Review
Bagaimana jika kita lupa tempat menyimpan sesuatu yang sangat berharga bagi kita? Bagaimana cara menemukannya? Padahal kita sama sekali tidak ingat apa-apa mengenai tempat barang tersebut disimpan. Hypnotherapy might be a way to solve the problem. Wait.. is it? Itulah yang diangkat Danny Boyle dalam karya terbarunya yang berjudul Trance. Tidak hanya menjual nama Danny Boyle yang memang sudah dikenal lewat karyanya yang critical acclaim seperti Trainspotting, Slumdog Millionaire hingga 127 Hours, film ini juga punya jajaran kasting yang cukup menjanjikan karena film ini dibintangi James McAvoy, Rosario Dawson hingga Vincent Cassel. Lalu apa sebenarnya makna dari kata Trance itu? Secara harfiah, Trance adalah keadaan di mana seseorang tidak sadarkan diri. Sesuai dengan yang sudah saya sebutkan sebelumnya, disebutkan bahwa hypnotherapy memungkinkan kita mengingat sesuatu dalam keadaan tidak sadar, dan itu memegang peranan penting dalam kisah film ini. Jadi sah-sah saja kalau film ini memasang judul Trance."The memory is not destroyed, it is locked in a cage, and with enough force, enough violence, the lock can be broken"
Aug 5, 2013
Before Midnight Review
Masih ingat Before Sunrise karya Richard Linklater yang dirilis tahun 1995? Atau Before Sunset yang dirilis tahun 2004? Yang sudah pernah menyaksikan film tersebut tentu tidak mungkin melupakan begitu saja. Ya, setelah terakhir kali kita dibuat penasaran dengan ending Before Sunset, tahun ini Richard Linklater beserta Ethan Hawke dan Julie Delpy kembali, kali ini dengan judul Before Midnight. Uniknya, film ini selalu mengambil time range yang sama, yakni sembilan tahun. Sayangnya, film yang sempat direncanakan bakal tayang di Indonesia gagal karena adanya scene yang mengandung unsur nudity dan tidak memungkinkan disensor karena akan mengganggu kesinambungan cerita. Well, kita tahu kisah Jesse dan Celine ini punya kekuatan dari sisi dialog, jadi memotong adegan dalam film ini sama saja seperti mengurangi esensi cerita. Jadi terpaksa penggemar trilogi Before ini harus gigit jari. Padahal di luar negeri, film ini sudah tayang sejak Juli 2013 and got a very good responses from critics."Like sunlight, sunset, we appear, we disappear. We are so important to some, but we are just passing through"
Jul 30, 2013
The Wolverine Review
Wolverine mungkin bisa dibilang mutan terkuat dalam seri X-Men milik Marvel Universe. Bagaimana tidak? Bukan hanya kekuatannya yang punya adamantium claws dan healing power yang membuatnya immortal, tapi juga daya tariknya yang seolah seperti magnet dalam menarik penonton. Satu-satunya mutan dari X-Men yang dibuatkan spin-off bahkan hingga dua film, meskipun X-Men Origins: Wolverine harus babak belur dalam urusan critical reception. Hugh Jackman masih kembali memerankan mutan yang bernama asli Logan ini. Mungkin benar bahwa Hugh Jackman is one lucky bastard. Seandainya dulu Dougray Scott tidak menolak peran Wolverine yang ditawarkan kepadanya, mungkin Hugh Jackman bukan siapa-siapa. Tapi kini Hugh Jackman hampir identik dengan sosok Wolverine, dan Dougray Scott kehilangan popularitasnya. Kembali ke The Wolverine, meskipun X-Men Origins: Wolverine bisa dibilang gagal, namun raihan box office-nya begitu menggiurkan, dan tentu saja Wolverine merupakan salahsatu mutan yang punya kemungkinan besar untuk diteruskan. So here come The Wolverine.
Jul 28, 2013
The Conjuring Review
Nama James Wan saat ini seolah menjadi sebuah ciri khas untuk film horor. Setelah membuat impresif penonton lewat Saw, Dead Silence, Death Sentence dan Insidious yang menghebohkan, sutradara asal Malaysia ini kembali lewat sebuah film horor yang sama menghebohkannya, The Conjuring. Lewat sebuah viral marketing yang menyatakan telah disediakan pastur untuk mengantisipasi efek setelah menonton film ini karena filmnya terlalu menyeramkan, hingga insiden dimana ada penonton yang pingsan saat menonton film ini sempat menghebohkan dunia maya, terutama social media, membuat film ini cukup menyita perhatian publik. Jadi jangan heran jika penonton film ini membludak dan meraih posisi #1 di box office US. Sedangkan tahun ini ada dua film horor karya James Wan, yakni The Conjuring dan Insidious: Chapter 2 yang akan dirilis bulan Oktober 2013. Well, sambil menunggu kelanjutan Insidious, tak ada salahnya untuk menyaksikan film yang juga dibintangi Patrick Wilson ini.
Labels:
Film,
Film Hollywood,
Horror,
Review,
Thriller
Jul 24, 2013
Pacific Rim Review
"In order to fight monsters, we created monsters of our own"
Selain Man of Steel, mungkin film ini juga menjadi salahsatu film yang dinanti moviegoers, terutama pecinta film mecha/monster. Apalagi melihat trailernya yang memang tampak habis-habisan dalam mengeksplor visual effect, Pacific Rim diprediksi menjadi salahsatu summer blockbuster. Belum lagi fakta bahwa film ini disutradarai oleh Guillermo Del Toro, salahsatu sutradara visioner yang punya daya imajinasi tinggi. Lihat saja Pan's Labyrinth atau yang lebih mainstream, Hellboy, yang dipenuhi makhluk-makhluk imajinatif. Begitu pula Pacific Rim yang mengkombinasikan robot dan monster berukuran gigantic dalam sebuah pertarungan. Pacific Rim yang memang dibuat Del Toro sebagai homage untuk film monster dan mecha, memang dianggap sebagai objek senang-senang Del Toro yang menempatkan dirinya sebagai bocah laki-laki dengan mainan robot dan monster. And mostly people, especially boys, grew up the same way Del Toro did. Jadi tidak terlalu berlebihan rasanya kalau banyak yang menaruh harapan tinggi terhadap film ini.
Jul 21, 2013
Despicable Me 2 Review
Tahun 2010 merupakan tahun besar bagi Illumination Entertainment, karena tidak ada yang pernah menduga bahwa salahsatu film produksi mereka yang berjudul Despicable Me kala itu menjadi kuda hitam dan bisa sukses luar biasa, terutama dalam raihan box office. Memang kisah yang dibawa Despicable Me yang tergolong unik, yang menceritakan seorang super villain yang merencanakan pencurian bulan. Kisah yang fresh, humor plus tentu saja kehadiran minions yang sangat mencuri perhatian ketimbang karakter utamanya, membuat film ini disukai baik anak-anak dan juga orang dewasa. Maka imbasnya sudah sama-sama kita ketahui, sebuah sekuel. Dan tentu saja, spin-off. Yap, tahun depan akan ada film berjudul Minions yang bercerita tentang... tentu saja minion-minion kocak tersebut. Sambil menunggu, tahun ini Gru bersama Margo, Edith dan Agnes kembali hadir lewat Despicable Me 2. Seluruh pengisi suara dari karakter utama di film pertama kembali hadir dan siap mengulang kesuksesan film pertamanya. Apalagi para minions yang memang menjadi senjata utama franchise ini juga kembali, bahkan hingga ke penjualan merchandise yang luar biasa."Just because everybody hates it doesn't mean it's not good"
Jul 19, 2013
The Lone Ranger Review
Johnny Depp, Gore Verbinski dan Jerry Bruckheimer. Tiga orang inilah yang berada dibalik kesuksesan trilogi Pirates of Carribean. Dan mereka sekali lagi melakukan team up demi mengulang kesuksesan di masa lalu dalam sebuah film berjudul The Lone Ranger. Maybe most of you didn't familiar with this Ranger. Jauh sebelum diangkat ke layar lebar tahun 2013, The Lone Ranger adalah sebuah drama seri radio yang mengudara sejak 1933. Pernah diangkat ke serial TV dan juga pernah diangkat ke layar lebar tahun 1956. Kali ini Gore Verbinski yang mencoba peruntungan dengan membawa Armie Hammer sebagai sang Ranger dan Johnny Depp sebagai sidekick-nya, Tonto. But as you know, punya nama besar seperti Johnny Depp tentu menenggelamkan sang pemeran tokoh utama, dalam hal ini adalah Armie Hammer, yang meskipun punya CV yang cukup mengkilap, tetap saja tenggelam dengan nama besar Johnny Deep sebagai sidekick-nya. Well, sebenarnya ini strategi yang cukup jitu, mengingat banyak orang yang sudah jatuh hati dengan Johnny Depp baik dari segi fisik ataupun kemampuan aktingnya. Jadilah daya tarik utamanya bukan lagi sang Ranger, melainkan sang Indian, Tonto."There come a time, when good man must wear mask"
Jul 5, 2013
Spring Breakers Review
Film yang dipenuhi gadis-gadis muda dalam balutan bikini? It's like every man's dreams come true. Itulah mungkin yang terlintas di pikiran ketika melihat poster Spring Breakers. Dan mungkin sebagian besar orang-orang akan menganggap ini film cuma seputar komedi hura-hura khas remaja, apalagi ada dua putri Disney, Selena Gomez dan Vanessa Hudgens, yang seolah ingin melepaskan image remajanya lewat peran mereka dalam film ini. Padahal kalau tahu soal track record sutradaranya, yakni Harmony Korine, mungkin tidak akan ada anggapan semacam itu. Oke, saya juga sebelumnya belum pernah mendengar nama Harmony Korine sampai film ini dirilis. Korine adalah tipikal sutradara yang kebanyakan berkutat seputar film indie, bukan film mainstream. Namun sebagian besar karyanya sudah memperoleh pengakuan. Jadi wajar saja kalau banyak yang belum familiar dengan namanya. Jujur saja, daya tarik film ini tentu saja ada pada segerombolan gadis-gadis berbikini warna-warni, diantaranya Selena Gomez dan Vanessa Hudgens serta James Franco dalam deretan cast-nya."..we'll always remember this trip. Something so amazing, magical. Something so beautiful. Feels as if the world is perfect. Like it's never gonna end."
Jul 1, 2013
Evil Dead (2013) Review
Berapa banyak film genre horor-slasher klasik yang di-remake dan akhirnya terjerembab dalam kubangan makian? Banyak. Sebut saja The Omen (2006), Friday The 13th (2009), Nightmare on Elm Street (2010) atau bahkan yang paling baru, The Texas Chainsaw Massacre (2013), semuanya dianggap hanya merusak versi originalnya. Tapi, apa yang terjadi pada Evil Dead cukup berbeda. Meskipun memasang sutradara tak dikenal, yakni Fede Alvarez, film ini mendapat dukungan penuh dari orang-orang dibalik versi originalnya, yakni Sam Raimi, Bruce Campbell dan Rob Tapert yang merupakan sutradara, aktor dan produser dari The Evil Dead (1981). Oke, katakanlah saya bukan fans berat trilogi originalnya, tapi saya tahu ada berjuta-juta fans film trilogi originalnya yang harap-harap cemas menanti remake-nya. Khusus saya pribadi, sebenarnya tipe horor slasher ini jauh dari kata favorit. Apalagi setelah melihat trailernya yang sinting. Tapi, bagaimana kamu bisa mengesampingkan sesuatu yang dipuja-puja orang? Pasti ada rasa sedikit rasa penasaran. Apalagi salahsatu film horor terbaik tahun lalu, The Cabin in the Wood, ternyata adalah sebuah tribute untuk film The Evil Dead. Maka dengan mengesampingkan kalimat 'tidak suka', saya memberanikan diri menyaksikan film ini, demi menjawab rasa penasaran saya. Karena itulah review film ini tergolong terlambat, karena saya berusaha sekuat tenaga mengumpulkan keberanian menonton film ini."Promise me you'll stay with me until the end"
Jun 30, 2013
White House Down Review
"I can’t think of a more important job than protecting the President"
Rolland Emmerich. Kita mengenalnya sebagai sutradara spesialis disaster movie. Mulai dari serangan alien lewat Independence Day, serangan kadal raksasa dalam Godzilla, membuat setengah Amerika membeku lewat The Day After Tomorrow, membawa kita ke zaman prasejarah dalam 10.000 BC, hingga menghancurkan separuh dunia lewat ramalan bangsa Maya dalam 2012. Dan semua melibatkan special effect yang bombastis, karena Emmerich hampir selalu menghancurkan beberapa landmark terkenal, seperti sebut saja White House dan Patung Liberty. Kali ini, Emmerich kembali mencoba menghancurkan Gedung Putih dalam White House Down, dengan Channing Tatum dan Jamie Foxx sebagai bintang utamanya. Uniknya, beberapa bulan lalu, tepatnya bulan Maret 2013, ada film bertema serupa yang menceritakan serangan ke Gedung Putih yang dianggap sebagai The World's Safest Place dalam film berjudul Olympus Has Fallen. Hollywood's running out of idea? or is it copycat case? I don't know. Oke, lupakan dulu soal itu, atau bahkan soal Olympus Has Fallen dan mari berfokus pada White House Down. Soal Olympus Has Fallen, it will be reviewed on another post.
Jun 25, 2013
Monster University Review
Sejak Toy Story dirilis tahun 1995, Pixar sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa dalam film animasi. Kekuatan Pixar bukan hanya terletak di visual yang memang bagus, tapi juga cerita yang memiliki kekuatan untuk membuat orang dewasa terhanyut. Bahkan Cars yang dibilang orang merupakan produk gagal Pixar, bagi saya masih cukup menyentuh. Yah walaupun Cars 2 semakin memperparah reputasi tersebut. Tapi kita masih bisa mengesampingkan dwilogi Cars, karena karya Pixar yang lain seperti trilogi Toy Story, Finding Nemo, Wall-E, dan Up, semuanya memiliki kekuatan yang sama, yakni cerita. Namun entah kenapa akhir-akhir ini Pixar seperti kehilangan ide original, karena Pixar lebih memilih membuat sekuel maupun prekuel ketimbang menyusun cerita dengan karakter baru. Tahun 2015, akan ada kelanjutan kisah Nemo dalam film yang diberi judul Finding Dory. Sedangkan tahun ini yang mendapat jatah prekuel adalah Monster Inc., yang di tahun 2001 mampu membuat anak-anak maupun orang dewasa jatuh cinta dengan kisah monster di Monstropolis yang ketakutan dengan anak kecil, dalam film berjudul Monster University.
Jun 24, 2013
World War Z Review
"Every human being we save is one less we have to fight"
Zombie invasion. Ya, hampir seperti 'saudara'nya, vampire, keberadaan makhluk pemakan daging ini selalu menjadi objek yang tidak ada habisnya dieksploitasi oleh Hollywood. Di layar lebar, ada franchise Resident Evil yang sudah mencapai seri kelima. Bahkan awal tahun kemarin, kita disuguhi drama remaja ala Romeo-Juliet dengan tokoh utama zombie dalam Warm Bodies. Di dunia televisi, masih ada The Walking Dead kreasi Frank Darabont yang masih disukai publik hingga season 3. Then here comes World War Z, yang lagi-lagi soal penduduk Bumi yang terjangkit virus dan berubah menjadi zombie. Film yang diangkat dari novel karangan Max Brooks ini sempat mejadi rebutan antara rumah produksi Appian Way milik Leonardo DiCaprio dan Plan B Entertainment milik Brad Pitt, yang akhirnya dimenangkan oleh Brad Pitt. Syutingnya pun begitu panjang hingga mengalami penundaan rilis. Dengan sutradara Marc Foster yang pernah menyutradarai Finding Neverland dan memasang Brad Pitt sebagai pemeran utama, rasanya tidak begitu sulit untuk menjaring peminat mengingat Brad Pitt, sama seperti Tom Cruise, punya pesona yang cukup besar untuk menarik perhatian publik.
Jun 16, 2013
Man Of Steel Review
The long wait is finally over! Setelah teaser trailer Man of Steel rilis nyaris setahun yang lalu, saya termasuk orang yang terhipnotis. Terakhir kali kita melihat manusia super paling legendaris ini tujuh tahun lalu, dengan Brandon Routh (yang kini pelan-pelan terlupakan) sebagai Kal-El dalam Superman Return yang sayangnya tidak begitu disukai publik. Bagi saya pribadi, sebenarnya Superman Return sebenarnya tidak buruk, hanya saja terlalu membosankan dan pengambilan cerita yang terlalu berani (bahkan Bryan Singer kebingungan untuk melanjutkan cerita). Akhirnya dipilih sebuah jalan pintas untuk tetap meneruskan kiprah Kryptonian ini agar tetap hidup di layar lebar. Reboot. Memperkenalkan kembali dari awal superhero jagoan DC Comics ini. Dengan Zack Snyder yang terkenal sangat ciamik dalam memoles visual effect di bangku sutradara, plus David S. Goyer sebagai penulis naskah, plus aktor Inggris yang dikenal lewat serial The Tudors, Henry Cavill sebagai Clark Kent. But guess who's the man behind the story and also the producer. It's Nolan! Nolan yang, percayalah, merupakan kunci kesuksesan dibalik Batman Trilogy, turut menyumbangkan ide dalam film ini merangkap produser. Tidak terelakkan, orang yang memuja-muja Batman Trilogy akan memusatkan perhatian penuh ke Man Of Steel. Apalagi, fans Superman di dunia sangat berlimpah."You have to decide what kind of man you want to grow up to be. Whoever that man is, good character or bad, it's going to change the world"
Jun 8, 2013
Now You See Me Review
"First rule of magic: always be the smartest person in the room"
Di balik hingar bingar summer blockbuster yang berkutat di seputar genre action, superhero ataupun science fiction, terselip satu film dengan genre yang cukup berbeda, yakni magic. Now tell me, siapa sih yang tidak tertarik dengan magic? Berbagai generasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, pasti suka dengan yang namanya sulap. Bahkan orang dewasa bisa terlihat layaknya anak-anak ketika menyaksikan pertunjukan sulap. Setelah kesuksesan The Prestige dan The Illusionist di tahun 2006 yang mengungkap kehidupan sekaligus trik pesulap, tahun ini ada sebuah film dengan tema magic yang berjudul Now You See Me. Menggabungkan konsep magic dan heist layaknya Ocean's trilogy, film yang ditukangi oleh Louis Leterrier, same guy who brought you The Incredible Hulk dan Clash of the Titans, dan iming-iming ensemble cast dengan nama-nama besar seperti Jesse Eisenberg, Isla Fisher, Woody Harrelson, Dave Franco, Mark Ruffalo, Morgan Freeman, hingga Michael Caine, boleh dibilang film ini cukup menarik minat penonton. Tanpa banyak gembar-gembor promo, film ini layaknya penyegar di tengah kejenuhan film-film bergenre action, superhero maupun sci fi. And for me, magic is always fun to watch.
After Earth Review
"Fear is not real. It is a product of thoughts you create. Do not misunderstand me. Danger is very real. But fear is a choice"
Beberapa tahun terakhir, karya-karya M. Night Shyamalan lebih banyak dicaci dibanding dipuji. Padahal dulu, M. Night Shayamalan banyak mendapat pujian, terutama dari The Sixth Sense, yang hingga saat ini masih diakui sebagai film dengan plot twist yang cerdas. The Unbreakable yang walaupun tidak sampai melampaui The Sixth Sense, namun tidak sampai terjerembab karena masih terbilang standar. Begitu pula The Sign dan The Village, terutama The Village yang twist-nya cukup membuat saya tertawa karena merasa dibodohi in a good way. Namun setelah itu, semenjak Lady in the Water, The Happening hingga The Last Airbender, kualitasnya jauh menurun dibanding karya-karya Shyamalan sebelumnya. Meskipun begitu, Shyamalan tidak patah semangat. Ia terus berkarya dan membuat film. Tahun ini ada satu film Shyamalan yang cukup menarik perhatian, karna berhasil membawa duet ayah-anak Will Smith dan Jaden Smith, yang berjudul After Earth. Promo yang bisa dibilang cukup besar, ditambah animo masyarakat yang ingin melihat kembali duet Will-Jaden Smith setelah berhasil mengharu biru di The Pursuit of Happyness, menjadikan film ini mendapat cukup banyak sorotan. Ditambah lagi sutradaranya adalah M. Night Shyamalan, publik ingin membuktikan apakah Shyamalan berhasil kembali ke masa-masa kejayaannya dahulu melalui film ini.
Jun 3, 2013
The Hangover Part III Review
"I told myself, I would never come back"
Jaman sekarang, kalau ada sebuah film yang sukses dari segi kritik dan finansial, rasanya mustahil kalau Hollywood mengabaikan pembuatan sekuel. Tidak peduli kalau terjadi pengulangan dan malah membuat kritikus muak. Semakin banyak uang yang dihasilkan, semakin banyak pula sekuel yang dimunculkan. Hal inilah yang terjadi dengan The Hangover. Ketika pertama kali dirilis tahun 2009, film komedi karya Todd Phillips ini sukses baik secara kritik dan box office. Tentu saja, premisnya yang terbilang baru untuk sebuah film komedi menjadi film ini terasa fresh. Melihat kesuksesan tersebut, Warner Bros kembali memproduksi sekuelnya, The Hangover Part II, di tahun 2011. Sayangnya, meskipun sudah memindah setting-nya dari gemerlap Las Vegas ke Bangkok yang eksotis, tidak mampu membuat kritikus terkesan. Apalagi cerita yang diusung tergolong pengulangan dari apa yang terjadi di film pertamanya. I mean, who did the same stupid thing twice, huh? Meskipun begitu filmnya memang benar-benar menghibur karena mampu mengocok perut dan akhirnya memperoleh box office yang cukup besar. Maka hasilnya dapat ditebak, film ini dibuat trilogy. And here comes the wolfpack, back to Vegas.
Subscribe to:
Posts (Atom)