Dec 31, 2016

Cek Toko Sebelah Review

"Ternyata kalau kita berharap banyak, harus siap kecewa banyak"
Ernest Prakasa mungkin bisa dibilang salahsatu stand up comedian yang sukses di Indonesia. Ernest yang merupakan keturunan Tionghoa acap kali menggunakan kehidupan etnisnya sebagai materi stand up komedinya. Contohnya saja ketika menggarap film perdananya tahun lalu, Ngenest, yang terinspirasi dari kehidupan pribadinya. Meskipun terdengar ambisius ketika posisi sutradara, penulis scenario sekaligus aktor dipegang langsung oleh Ernest, toh film perdananya ini menuai sambutan positif dari penonton. Kali ini ia rupanya ketagihan, karna di penghujung tahun 2016 ini, ia kembali meluncurkan film kedua yang diberi judul Cek Toko Sebelah dimana Ernest kembali mengisi tiga posisi kunci, dan masih membawa etnis Tionghoa ke dalam penuturan ceritanya.

Assassin's Creed Review


"We work from the dark to serve the light. We are assassins"
Menilik beberapa tahun ke belakang, film yang diangkat dari video games rasanya sedikit yang mendulang sukses secara kritik. Satu-satunya film yang kisahnya lahir dari video games yang masih sukses secara finansial hingga sekarang mungkin hanya Resident Evil yang entah ceritanya sudah melebar sampai kemana-mana. Terakhir di tahun ini ada Warcraft yang menurut saya pribadi juga tidak sepenuhnya oke, walaupun kalau dibilang jelek pun juga tidak sampai serendah itu. Warcraft sendiri tidak begitu mengkilap di mata kritikus. Assassin's Creed setidaknya terlihat sebagai satu case yang berbeda, karena ia punya jajaran top cast yang mumpuni, dengan sutradara yang tahun lalu sukses menggawangi Macbeth, Justin Kurzel. Bahkan ia juga memboyong Michael Fassbender dan Marion Cotillard yang sebelumnya juga satu layar dalam Macbeth. Berbekal nama besar aktor-aktornya, plus kebesaran dari game-nya sendiri yang jelas punya fanbase besar, di atas kertas harusnya Assassin's Creed bisa meredam ocehan para kritikus sekaligus mendulang kesuksesan dari segi pendapatan.

Passengers Review

 
"You can't get so hung up on where you'd rather be, that you forget to make the most of where you are"
Jennifer Lawrence. Chris Pratt. Dalam satu film. Bersetting di luar angkasa. Mendengar empat kalimat tersebut rasanya mustahil untuk tidak excited dengan film terbaru karya Morten Tydlum ini. Tanpa perlu tahu banyak plotnya saja sudah terdengar menarik, apalagi kedua nama yang baru pertama kali dipasangkan dalam satu layar ini sedang naik daun di dunia perfilman Hollywood. Promosinya sendiri cukup menarik, bahkan digadang sebagai “Titanic in outer space”. Memang film bertema luar angkasa sedang naik daun beberapa tahun terakhir. Maka, tentu saja, jadilah Passengers menjadi salahsatu film yang ditunggu di penghujung tahun 2016 ini.

Rogue One: A Star Wars Story Review



"We have hope. Rebellions are built on hope"

Saga Star Wars memang punya potensi besar untuk diperluas kisahnya. Bukan hanya karna universe-nya yang memang begitu luas sehingga kemungkinan mengekspansi kisahnya juga sangat besar, tapi juga kemungkinan menjaring penonton jadi sangat besar karna tentu saja fans lama rasanya sulit melewatkan bahkan satu kisah sekalipun. Pasca tahun lalu Star Wars Episode VII: The Force Awaken sukses membawa aura nostalgia yang kental hadir lewat main storyline-nya (melanjutkan kisah terdahulu), tahun ini giliran Rogue One yang merupakan pembuka dari kisah antologi Star Wars yang nantinya akan dirilis Disney dengan konsep trilogi. Rogue One sendiri bisa dikatakan sebagai spin off dari kisah Star Wars, dimana kejadian dalam Rogue One ini berlangsung setelah Episode III: Revenge of The Sith dan sebelum Episode IV: A New Hope.

Dec 12, 2016

Sing Review



"You know what's great about hitting rock bottom? There's only one way left to go, and that's up"

Film animasi yang berkisah soal talking animal jelas bukan hal yang istimewa. Masih jelas di ingatan awal tahun ini kita sudah punya Zootopia dari Disney yang tidak hanya memiliki visual yang luar biasa namun juga kisah yang sarat makna. Kenapa Zootopia? Karna setidaknya ada satu kemiripan antara Zootopia dengan Sing, yakni negeri yang dipenuhi binatang yang bertingkah layaknya manusia. Lalu apa yang menjadi kekuatan film rilisan terbaru dari Illumination Entertainment yang sebelumnya sukses besar lewat Despicable Me, Minions serta The Secret Life of Pets ini? Sing menonjolkan musik sebagai kekuatannya, setidaknya itu terlihat lewat trailer-trailernya. Belum lagi dukungan nama-nama besar di balik karakter-karakter hewan yang menggemaskan seperti Matthew McConaughey, Reese Witherspoon, Seth McFarlane, Scarlett Johansson, Taron Egerton hingga Tori Kelly. Dirilis pada liburan akhir tahun, Sing tentu saja salahsatu pilihan yang menarik.

Sep 12, 2016

Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 Review


"Jangkriknya wangi ya bos, Bangkok punya. Kalo jenis ayam, ini tipe broiler bos"

"Bukan menggantikan, tapi melestarikan", kira-kira begitulah yang dikatakan orang-orang yang berada di balik proses produksi film ini. Memang rasanya mustahil menggantikan grup lawak yang satu ini. Meski sudah lebih dari tiga dekade, film Warkop DKI masih terus menemani di layar televisi setiap tahun. In my personal opinion, filmnya tidak pernah membosankan dan leluconnya tidak pernah mati. Ketika masih rilis di bioskop dulu pada era 80-an, antrian panjang mengular setiap lebaran dan tahun baru demi film warkop. Ketika perfilman lokal mati suri di tahun 90-an, Warkop pun pindah ke layar tv meskipun tak sebooming filmnya. Bahkan pasca meninggalnya personel warkop, yakni Kasino di tahun 1997 kemudian disusul Dono di tahun 2001, film-film warkop masih terus menemani setiap lebaran di layar tv dan lawakannya terus hidup dari generasi ke generasi hingga saat ini. Besarnya nama warkop DKI membuat Falcon Pictures tertarik untuk 'menghidupkan' kembali film warkop di layar lebar yang beruntungnya direstui juga oleh satu-satunya personel yang masih hidup, Indro. Ide ini terdengar cukup gila sekaligus ambisius. Meraih animo penonton sudah pasti, namun apakah sesuai ekspektasi? Belum tentu.

Sep 8, 2016

Don't Breathe Review


"Just because he’s blind doesn’t mean he’s a saint, bro. It’s going to be a piece of cake"

Fede Alvarez, sutradara asal Uruguay yang selama ini dikenal sebagai sosok dibalik semi remake/ reboot/ sekuel Evil Dead (2013), kembali bekerja sama dengan Sam Raimi dalam film horror thriller terbaru berjudul Don't Breathe. Berkaca dari pengalaman Evil Dead (2013), yang meskipun dianggap tidak 'segila' versi originalnya di tahun 1981 karya Sam Raimi, toh Evil Dead versi Alvarez berhasil menebar kengerian lewat serangkaian adegan yang, jujur saja mampu membuat bergidik. Maka tak heran seandainya film yang awalnya hendak diberi judul 'A Man in the Dark' ini mampu menarik minat pecinta horor. Banyak memboyong kru yang pernah bekerja di Evil Dead, termasuk sang pemeran utama Jane Levy, Fede Alvarez setidaknya menjadi salahsatu jaminan kalau film ini akan jadi satu tontonan yang menarik. Belum lagi nama besar Sam Raimi yang pernah sukses lewat Evil Dead original dan Drag Me to Hell masih setia mendukung dari kursi produser.

May 28, 2016

Captain America: Civil War Review


"Compromise where you can. Where you can't, don't. Even if everyone is telling you that something wrong is something right"

Marvel tak pelak sudah membangun kerajaan besar lewat trend superhero yang dibangkitkan sejak hampir sepuluh tahun lalu. Semenjak kehadiran Iron Man di layar perak tahun 2007, Marvel pelan-pelan membangun pondasinya menuju Avengers yang puncaknya direncanakan rilis tahun 2019. Tak bisa dipungkiri, Marvel memiliki perencanaan yang matang sejak awal. Lihat saja secara rutin Marvel menyelipkan post credit scene hampir di setiap filmnya sebagai petunjuk yang secara tidak langsung terkoneksi pada Avengers. Bukan hanya itu, bahkan Marvel mampu membuat karakter superhero yang mulanya tidak dikenal macam Guardian of the Galaxy menjadi satu sensasi baru. Tahun ini, Marvel sudah mengisi jadwalnya dengan Captain America: Civil War yang merupakan film stand-alone ketiga dari sang Captain sekaligus jembatan menuju film pamungkas Avengers nantinya. 


Apr 18, 2016

The Huntsman: Winter's War Review


"I thought I made you strong, but you're as pathetic as you ever were"

Pada dasarnya tidak ada yang pernah mengharapkan kelanjutan dari kisah Snow White and The Huntsman yang dirilis tahun 2012 silam, mengingat kritikan pedas cukup banyak ditujukan meskipun  raihan dollarnya cukup menggiurkan. Walaupun sebenarnya rencana sekuel sudah ada beberapa waktu setelah film pertamanya dirilis, rencana tersebut terpaksa masuk peti es karna skandal menghebohkan yang membuat nasib sekuelnya sempat tertunda. Tak ayal ketika diumumkan kalau akan hadir sekuelnya tanpa melibatkan Kristen Stewart lagi, hal ini cukup membingungkan walaupun akhirnya dengan absennya sang Snow White, toh jajaran cast-nya semakin mentereng dengan tambahan nama Emily Blunt dan Jessica Chastain sementara Charlize Theron dan Chris Hemsworth juga kembali melanjutkan perannya dari film terdahulu.

Apr 16, 2016

The Jungle Book Review


"No matter where you go or what they may call you, you will always be my son"

Dongeng klasik memang tidak akan pernah lekang dimakan waktu, nyaris setiap dongeng klasik punya umur yang abadi dan diceritakan terus menerus secara turun temurun dari zaman ke zaman. Salahsatu caranya agar tetap abadi adalah tentu saja terus mengadaptasi kisah tersebut dengan cara yang berbeda. Tahun lalu Disney sudah membuktikannya lewat retelling kisah populer Cinderella versi live action yang meskipun sebagian orang sudah paham perihal kisahnya, namun tetap terasa menawan, dan tahun ini Disney kembali memberikan suguhan live action lewat kisah kenamaan karya Rudyard Kipling, The Jungle Book. Karna animasinya sendiri sudah sangat populer pada masanya dirilis di tahun 1967, tentu saja penampilan baru live action ini juga punya daya tarik tersendiri, apalagi disutradarai oleh Jon Favreau yang sudah memperkenalkan kita dengan Iron Man.

Apr 13, 2016

10 Cloverfield Lane Review


"Crazy is building your ark after the flood has already come"

Ketika Cloverfield dirilis delapan tahun lalu, tidak ada yang menyangka kalau kisahnya berkembang jauh beberapa tahun kemudian. Gagasan sekuel pernah ada tapi tenggelam begitu saja seiring kesibukan dari sang produser. Dari judulnya saja sudah jelas, yang meskipun dibantah oleh sang produser, J.J Abrams yang terkenal selalu ketat dalam merahasiakan proyeknya, jelas film ini punya kaitan erat dengan Cloverfield meskipun hanya dari universe-nya saja. Seperti biasa, hampir setiap proyek garapan J.J Abrams selalu minim informasi. Begitu pula 10 Cloverfield Lane yang bahkan hingga trailer-nya dirilis juga masi banyak menimbulkan pertanyaan. Meskipun ada di bawah nama besar J.J Abrams dan Bad Robot, film ini digawangi oleh sutradara baru, Dan Trachtenberg. Meskipun ada embel-embel Cloverfield, nyatanya memang kisah ini tidak pernah terhubung secara langsung oleh serangan monster alien di New York dalam Cloverfield.


Apr 10, 2016

Batman v Superman: Dawn of Justice Review

"Devils don't come from hell beneath us. They come from the sky"
Pertarungan akbar mempertemukan dua superhero raksasa legendaris dari DC Comics akhirnya tiba juga. Semenjak diumumkan bahwa kelanjutan dari Man of Steel yang dirilis tiga tahun silam akan mempertemukan si manusia besi dan manusia kelelawar, DC seolah menjatuhkan bom atom, semua fanboy langsung jumpalitan, bahkan penonton awam pun juga sama excited-nya menanti terealisasinya proyek ini. Masih segar dalam ingatan kalau gagasan mempertemukan Superman dan Batman sudah ada sejak lama, bahkan pernah muncul sekelebat poster film Batman vs Superman dalam film I Am Legend (yang kebetulan rilisnya cukup berdekatan dengan Superman Returns), namun gagasan itu baru terealisasi setelah peluncuran Man of Steel dan baru kita bisa saksikan tahun ini lewat tangan Zack Snyder. Penantian yang panjang, jadi tidak heran kalau segala macam ekspektasi membumbung tinggi untuk film ini yang jelas sebagai penentu nasib Justice League ke depannya.

The Divergent Series: Allegiant Review

"You want change without sacrifice, you want peace without struggle. The world doesn't work that way"
Sebenarnya tidak ada yang berharap kalau novel pamungkas dari seri Divergent ini akan dipecah jadi dua. Pasalnya sejak awal, seri ini melangkah terseok-seok untuk menggaet penonton non-reader. Materi dari novelnya sendiri tidak relevan jika dibagi dua, yang jelas merupakan sebuah usaha untuk memperpanjang kisah ini. Dari keseluruhan film yang mengalami pemindahan materi dari novel ke film, mungkin hanya Harry Potter yang materinya paling layak dibagi menjadi dua film, sementara yang lainnya tentu saja hanya sebuah usaha mengeruk keuntungan, termasuk juga Allegiant ini. Masalahnya apakah penonton masih benar-benar punya minat untuk menyaksikan keduanya? Divergent tidak bisa dikatakan luar biasa, meskipun tidak sepenuhnya buruk juga. Insurgent meskipun penuh aksi, nyatanya juga tidak mampu menyamai prestasi Divergent. Jelas butuh usaha ekstra keras bagi seri pamungkas bagian pertama yang diberi judul Allegiant ini untuk mendapat kepercayaan dari penontonnya. Meskipun masih digawangi oleh Roberts Schwentke dan dipastikan seluruh cast lama kembali, tidak membuat Allegiant meledak di pasaran.

Mar 11, 2016

London Has Fallen Review

"..make no mistake, we will find you, and we will destroy you" 
Dari judulnya sudah jelas, ini adalah sekuel dari Olympus Has Fallen yang di tahun 2013 pernah menyapa kita di bioskop. Meskipun kisahnya mudah ditebak, tapi banyak yang menyukainya karna kadar action plus violence-nya yang tinggi. Hasil box office yang cukup besar kala itu tentu saja tidak bisa disepelekan begitu saja meskipun untuk kisah semacam ini sebenarnya tidak membutuhkan sekuel. Tahun ini sekuelnya dirilis dan bukan lagi Gedung Putih yang pertahanannya ditembus, tapi kota London yang menjadi saksi aksi terorisme. Tentu saja sekuelnya ini masih diperankan oleh 3 pemeran film sebelumnya yakni Gerard Butler, Aaron Eckhart dan Morgan Freeman. Penyutradaraannya tidak lagi dipegang oleh Anthony Fuqua, tapi berpindah ke Babak Najafi, seorang sutradara asal Iran dan ini adalah film pertamanya yang berbahasa inggris. Bukan tugas mudah melanjutkan kesuksesan seseorang dan Najafi punya tanggung jawab yang cukup besar.


Mar 8, 2016

Zootopia Review


"Life's a little bit messy. We all make mistakes. No matter what type of animal you are, change starts with you"

Lahir dari tangan Disney, yang sebelumnya sukses lewat Tangled, Wreck-It Ralph, Frozen dan Big Hero 6, Zootopia setidaknya sudah mendapat kepercayaan besar lewat para senior-seniornya yang secara kualitas tidak perlu diragukan lagi. Dari segi cerita pun, film-film Disney juga kualitasnya tidak kalah dengan Pixar yang saat ini memang paling unggul untuk urusan film animasi, baik dari segi teknis maupun penceritaan. Lantas apa yang bisa dijual oleh Zootopia? Apalagi film animasi dengan karakter-karakter binatang sudah bukan hal yang luar biasa lagi. Mau tidak mau Zootopia harus lebih kreatif dari segi cerita. Dan mengingat ini datang dari Disney, yang film terakhirnya, Big Hero 6, mampu membuat sebagian besar penonton berkaca-kaca, we need to trust in Zootopia, bahwa Zootopia bukan hanya sekitar kisah fabel belaka. Apalagi, public reception juga luar biasa bagus. Rating 98% fresh di rottentomatoes.com adalah prestasi besar untuk sebuah film animasi.

Mar 6, 2016

Talak 3 Review

"Menunggu sesuatu yang tidak pasti itu memang menyakitkan.."

Lagi-lagi film Indonesia. Bulan februari kemarin memang banyak film Indonesia yang bagus dirilis. Untungnya setelah masih kebagian A Copy of My Mind (yang tayang cuma seminggu di bioskop di kota saya), seminggu kemudian saya menguatkan tekad nonton Talak 3 dan terpaksa mengesampingkan Zootopia. Kalau dipikir-pikir, saya juga bingung kenapa saya bisa nekad nonton film ini, karna sebenarnya saya juga kurang tertarik melihat poster (apalagi trailernya). Tapi respon dari para movie blogger yang luar biasa lah yang membuat saya tertarik menyaksikan film ini. Ditambah ada dua aktor Indonesia favorit saya menghias daftar pemerannya, yakni Vino G. Bastian dan Reza Rahadian, akhirnya Talak 3 berhasil membawa saya duduk manis di kursi bioskop, dimana hal ini adalah hal yang amat jarang terjadi, bahkan oleh film-film Raditya Dika sekalipun, yang meskipun hampir selalu jadi juara box office Indonesia, tapi gak pernah berhasil menarik minat saya sedikitpun.


88th Academy Awards: Full Winner List


Super telat! Yes, perhelatan Oscar sudah diselenggarakan tanggal 28 Februari 2016 kemarin (29 Februari pagi disni) dan saya telat posting! Ya, kebiasaan telat ini sudah sering terjadi setiap tahunnya. Karna kemarin saya bener-bener baru nyelesaikan nonton film yang masuk nominasi tanggal 29 Februari dinihari (tepatnya nonton The Danish Girl waktu itu tengah malam, selesainya jam setengah dua malam), jadilah saya gak punya kesempatan buat bikin list prediksi sebelum acara. Bahkan pas acara pun saya nekad streaming di tengah jam kerja sambil live tweeting! Dan akhirnya baru kali ini lah saya berhasil membuat tulisan soal 88th Academy Awards. Sebenanrnya kemarin punya niatan bikin list prediksi dan dipublish sehari sebelum acara, trus dilihat deh berapa banyak tebakan yang bener, tapi apa daya niatan itu lagi-lagi mesti pupus karna gak punya banyak waktu buat ngabisin film-film Oscar dan lebih milih film-film rilisan terbaru.

Feb 20, 2016

Deadpool Review


"Whatever they did to me made me totally indestructible... and completely unfuckable"

Perlu ditekankan sekali lagi, Deadpool sebenarnya adalah antihero, ya karna dia sebenarnya brengsek tapi dia memerangi orang yang lebih brengsek dari dia, seperti yang dia bilang dalam filmnya. Setelah kemunculannya yang banyak dikritik di X-Men Origins: Wolverine karna tidak sesuai dengan penggambaran Wade Wilson/ Deadpool yang ada di komik, Deadpool akhirnya punya film sendiri tahun ini. Masih dibintangi Ryan Reynolds (yang memang ngotot banget supaya Deadpool punya film sendiri), film ini punya materi promo besar-besaran yang luar biasa unik, lewat gambar-gambar atau viral video yang nyeleneh dan bahkan cenderung 'mengganggu' poster film lain (ingat poster Mockingjay yang diparodikan sama Deadpool? Yes, he's an ass). Materi promo ini rupanya mampu menarik minat khalayak di tengah menjamurnya film bertema superhero, yang mungkin bahkan sebenarnya tidak pernah tau Deadpool itu siapa, asal keliatan pakai kostum superhero pun langsung dianggap mirip Spider-Man. Tapi sekali lagi, Deadpool itu antihero, karna kalau disebut superhero rasanya kurang layak juga.


Feb 16, 2016

A Copy of My Mind Review

"Oh kalo mau nyari yang bagus ya nyari yang asli lah, bajakan masa lu protes?"
Rasanya sudah lama sekali semenjak terkahir kali saya nonton film Indonesia di bioskop, tapi film ini rasanya adalah sebuah pengecualian. Sebelum tayang di bioskop secara luas februari tahun ini, A Copy of My Mind yang sejatinya adalah film rilisan tahun 2015, sudah mondar-mandir di berbagai festival internasional semacam Toronto International Film Festival dan Venice Film Festival tahun 2015. Bahkan pada Festival Film Indonesia tahun lalu, film ini memenangkan 3 Piala Citra dari 7 nominasi, yakni Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Tara Basro, Sutradara Terbaik untuk Joko Anwar, dan Penata Suara Terbaik. Semua predikat ini pastinya ikut menaikkan prestise dari A Copy of My Mind. Semenjak Joko Anwar terlibat sebagai penulis dalam film Arisan! yang legit itu, I'm completely adore his works. Jadi ketika mendengar Joko Anwar kembali duduk sebagai sutradara dari film A Copy of My Mind, I'm super excited. Apalagi dengan embel-embel yang sudah tersebut di atas, rasanya melewatkan film ini adalah sesuatu yang mustahil.

Feb 6, 2016

Room Review

"There are so many things out here. And sometimes it's scary. But that's ok. Because it's still just you and me..."
Ruang? Kamar? Kalau saya lebih menafsirkan ke arah ruang ketimbang kamar setelah menyaksikan filmnya. Kisah film ini diangkat dari novel berjudul sama karya Emma Donoghue yang sekaligus ditugaskan sebagai penulis skenario film ini. Sutradaranya adalah Lenny Abrahamson yang di tahun 2014 juga meyutradarai Frank. Bukan nama-nama yang familiar memang, karna memang film ini tergolong film indie, bahkan didistribusikan oleh A24 di US, yang memang langganan memproduksi film-film low budget. Secara mengejutkan film ini memperoleh 4 nominasi di ajang Oscar tahun ini, yakni Best Picture, Best Director, Best Actress untuk Brie Larson dan Best Adapted Screenplay. Khusus Brie Larson yang beberapa tahun terakhir mulai mencuri perhatian, namanya menjadi salahsatu alasan saya menyaksikan film ini. 

The Revenant Review

"Revenge is in God's hand, not mine"
The Revenant, kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah seseorang yang bangkit dari kematian. Judulnya sebenarnya sudah menyimpulkan isi ceritanya. Bukan, ini bukan film horor atau film zombie, tapi lebih ke survival. Film ini punya dua keuntungan, yaitu dari nama sutradara dan pemeran utamanya. Sutradaranya adalah Alejandro González Iñárritu, yang tahun lalu menang besar di ajang Oscar lewat Birdman, sementara aktor utamanya adalah Leonardo DiCaprio yang meskipun hampir selalu tampil bagus, sialnya dia belum pernah sekalipun menggenggam piala Oscar. Jadi sebenarnya film ini merupakan pengharapan bagi setiap umat penganut aliran fans DiCaprio, dan setiap doa yang dipanjatkan adalah semoga Leo bisa menang Oscar tahun ini. Nope, saya bukan hater-nya Leo, saya juga nge-fans dengan beliau sejak penampilannya sebagai Arnie Grape di What's Eating Gilbert Grape?, tapi semua pasti akan tiba pada waktunya kok. Martin Scorsese juga selalu bikin film bagus sejak Taxi Driver di tahun 1976, bolak balik dinominasikan Oscar kategori Best Director delapan kali hingga saat ini, tapi baru sekali menang di tahun 2006 lewat The Departed. See

Feb 2, 2016

The Martian Review



"Every time something goes wrong, the world forgets why we fly"
Yes, film ini sudah saya tonton sejak september 2015, tapi baru sempat direview sekarang karna ke(sok)sibukan saya dan kebetulan juga beberapa minggu lalu baru nonton lagi, jadi agak fresh. The Martian punya poster yang cukup percaya diri, cukup dengan pasang wajah Matt Damon dan tagline "Bring Him Home", film ini sudah berhasil mencuri perhatian. Tapi tetap saya gak punya keinginan cari tahu film ini tentang apa. Yang pasti sih setting-nya outer space, karna Matt Damon pakai kostum astronot di posternya. Tagline-nya malah mengingatkan sama judul salahsatu lagu di drama Broadway populer, Les Miserables. Saya bukan pemuja Matt Damon, meskipun harus diakui Matt Damon punya kualitas akting yang tidak bisa disepelekan, tapi film ini langsung masuk watch list saya kemarin. Kenapa? Karna ada nama Ridley Scott di belakangnya. Ridley Scott sudah jadi dedengkot di dunia perfilman, bahkan banyak sutradara muda yang ter-influenced dengan penyutradaraan beliau. Seri Alien, Blade Runner, Gladiator hingga yang paling akhir, Prometheus, sudah jadi buktinya. Jadi, sebenarnya cuma dua faktor yang menarik minat saya, Ridley Scott dan Matt Damon. Ceritanya? Saya sedikit pun gak pernah cari tahu. Bahkan nonton trailer-nya pun tidak.

Jan 27, 2016

The Hateful Eight Review

 "The name of the game is patience"
Karya kedelapan dari Quentin Tarantino ini cukup penuh sensasi. Script-nya sempat bocor ke publik di awal tahun 2014 dan Tarantino sempat ngambek sehingga memilih menghentikan proses produksi film ini. Tapi syukurlah Tarantino memutuskan untuk merombak naskah ceritanya dan kembali melanjutkan proses produksinya setelah mengadakan live reading dari script yang bocor tersebut. Dan ya, kalau bicara soal film Tarantino, saya lebih tertarik dengan ide cerita dan naskahnya ketimbang hal-hal lainnya. Film Tarantino punya story telling yang unik (kebanyakan non linier) dan tingkat violence yang cukup tinggi, jelas bukan selera semua orang. Saya bukan penggemar violence-nya, tapi saya hampir selalu suka naskah film-film Tarantino. I'm not a big fan of Tarantino, but couldn't miss every single of his movies. Aneh kan? Sama seperti Hateful Eight ini, bukan film yang saya nanti-nanti, tapi kalau gak nonton film ini rasanya seperti melewatkan sesuatu yang bagus.

Jan 17, 2016

The Big Short Review


"Wall Street loves to use confusing terms, to make you think only they can do what they do. Or even better, for you just to leave them the fuck alone"

Kalau dibaca dari judulnya, mungkin kita tidak punya gambaran apa-apa tentang isi filmnya. The Big Short? What the hell is this movie about? Tapi kalau sudah membaca deretan cast-nya, siapa yang yang tidak tertarik? (We all women like them, at least). Nama Christian Bale, Steve Carell, Ryan Gosling dan Brad Pitt terpajang manis di posternya. Keempat nama ini tentu menarik perhatian, dan mampu membuat calon penonton (termasuk saya) cari tahu soal isi filmnya.  Dan ternyata ini tentang krisis perekonomian global di Amerika Serikat pada tahun 2008 silam. What? Another economics things? Saya gak pernah paham soal perekonomian terutama yang terkait soal saham. Waktu nonton The Wolf of Wall Street, saya cuma menangkap kehidapan pribadi Jordan Belfort, yang memang diceritakan secara komedi, dan membuat Wolf of Wall Street lebih mudah dipahami oleh dummies seperti saya. About the broker things? No idea at all. Jadi begitu tahu The Big Short ini bakal memuat konten yang kurang lebih sama, rasanya banyak yang perlu saya pertaruhkan, apalagi film ini bukan dari kisah yang saya suka.

Jan 3, 2016

Creed Review

 
"Time takes everybody out. Time is undefeated"
Sebelum memulai, ada satu yang perlu ditekankan, I'm not a Rocky fan. Alih-alih fan, nonton filmnya barang sekalipun juga belum pernah. And I'm not a Sly fan. Sylvester Stallone mungkin aktor bagus pada masanya, but clearly not my favorite one. Jadi setelah enam film, dan hanya film pertamanya yang menang Oscar kategori Best Picture, kenapa masih diteruskan kelanjutannya? Seolah kisah Rocky tidak pernah berhenti sampai karakter itu sendiri mati.  Ya, mungkin Rocky jadi salahsatu America's favorite hero, itulah sebabnya, dan film pertamanya merupakan film yang sarat akan harapan. Lihat saja, patung Rocky bahkan dipajang di sekitar Museum Philadelphia. Lantas kenapa saya yang bukan fans lalu nekad nonton Creed? Well, faktanya film spin off dari Rocky ini dapat sambutan kritik yang tidak bisa diremehkan, bahkan nama Stallone masuk dalam nominasi Golden Globe kategori Best Supporting Actor. Dan, film ini sudah tidak lagi fokus pada sang legenda Rocky Balboa, tapi lebih ke sang karakter baru, Adonis Creed.

Jan 1, 2016

A year in flashback: Hottie and Nottie in 2015


2015 is great year. Why did I say that? Karna ada banyak sekali film bagus yang dirilis. Meskipun kebanyakan berupa sekuel maupun reboot, tapi nyatanya banyak yang menarik dari film di tahun 2015 ini. Kembali saya menuliskan film-film terbaik yang dirilis di tahun 2015 ini. Meskipun banyak juga yang menurut saya mengecewakan, mungkin pengaruh hype yang berlebihan, tapi tidak sedikit pula yang memuaskan. Dan kembali ke kebiasaan, saya hanya menulis 10 film terbaik yang hanya saya saksikan di bioskop, bukan media lain. Jadi kalau misalnya menemukan film bagus tapi tidak dalam list ini (misalnya Black Mass atau Bridge of Spies) itu artinya saya tidak sempat menyaksikan filmnya di bioskop karna jadwal tayangnya yang singkat. Ada banyak film besar yang dirilis, sayangnya banyak pula yang menderita karna tidak sesuai ekspektasi. Here are my top ten movies in 2015